Seminggu berlalu.
Alesia terus menangis karna di larang untuk pulang oleh tantenya. Wanita itu benar benar tidak tahan menahan rasa rindu ingin memeluk tubuh tegap suaminya. Tubuh tegap yang selalu membuatnya merasa nyaman juga merasa hangat.
“Kenapa nggak makan?” Tanya santi menatap piring alesia yang utuh dan tidak tersentuh.
Alesia hanya diam saja. Kedua tanganya bahkan terus berada di bawah meja enggan menyentuh garpu dan sendok yang ada di atas piringnya.
“Alesia kamu harus memperhatikan kesehatan kamu. Jangan kekanak kanakan.”
Alesia mengangkat kepalanya. Kedua mata sembabnya menatap santi yang tampak sangat kesal karna kediamanya.
“Ini sudah satu minggu tante. Tapi kenapa kak leon bahkan tidak menelpon.”
Santi berdecak. Leon mungkin memang tidak perduli.
Bocah itu benar benar menguji kesabaranku.
“Tante, aku tau kak leon sedang tidak mengingatku.. Tapi kak leon sangat mencintaiku. Aku tau itu tante..”
Santi melepaskan garpu dan sendok yang di pegangnya. Santi juga tau leon sangat mencintai alesia. Buktinya leon nekat menikahi alesia meskipun santi tidak setuju.
“Alesia, kenapa kamu begitu rewel. Kamu tau? Tuhan tidak tidur, tuhan tidak pelupa. Kalau memang kalian di takdirkan bersama leon pasti akan datang menjemput kamu kesini. Nggak usah ribed.”
Alesia meneteskan air matanya. Alesia tidak pernah sekalipun meragukan tuhan. Tapi perasaanya benar benar tidak bisa di tahan. Alesia sangat ingin kembali bersama leon suaminya.
“Tante..”
“Cukup alesia.” Sela santi tegas.
“Kamu menghilangkan nafsu makan saya.” Lanjut santi kesal.
Santi kemudian bangkit dari duduknya. Wanita berambut sebahu itu melenggang pergi dari meja makan meninggalkan alesia yang menangis terisak di kursinya.
Leon jika malam ini kamu tetap tidak datang, tante bersumpah akan memukul kepalamu.
Alesia terus menangis di meja makan. Sedikitpun alesia tidak pernah membayangkan bahwa hubunganya dan leon akan menjadi serumit itu. Leon bahkan sampai melupakanya.
“Kenapa? Kenapa harus aku yang terlupakan?”
“Kenapa menangis?”
Alesia langsung berhenti menangis mendengar suara berat leon. Wanita itu menoleh dan mendapati leon yang berdiri tidak jauh dari meja makan. Pria dengan kemeja maroon nya itu berdiri tegap dengan tatapan datarnya.
“Kakak..” Lirih alesia.
Leon tersenyum miring. Dengan pelan leon melangkahkan kakinya mendekat pada alesia. Leon bahkan mendudukan dirinya di kursi samping kursi yang di duduki oleh istrinya itu.
“Anakku harus sehat. Kamu harus makan yang banyak.”
Alesia menelan ludahnya. Tatapanya begitu tidak percaya menatap leon yang kini berada tepat di depan matanya.
“Kakak.. Ini bener kamu? Atau.. Aku hanya bermimpi.”
Leon tertawa pelan mendengarnya. Tangan besarnya meraih piring dimana makan malam elesia masih penuh dan menariknya pelan.
“Mau aku suapi?” Tawarnya.
Tangis alesia kembali pecah. Bukanya menjawab pertanyaan leon, alesia malah berhambur memeluk leon erat. Alesia menumpahkan segala kesedihanya sambil memeluk erat tubuh leon. Alesia tidak perduli jika leon marah karna alesia lancang menyentuhnya.
Leon terdiam. Berlahan seulas senyum terukir di bibirnya. Leon merasakan kehangatan saat alesia memeluknya erat. Berlahan leon mengangkat kedua tanganya membalas lembut pelukan alesia.
“Makan dulu yah, setelah itu kita pulang.”
Alesia melepaskan pelukanya. Dengan masih terisak alesia menganggukan kepalanya. Alesia tidak menyangka jika leon akan datang menemuinya malam ini. Meskipun memang leon tetap menatapnya dengan ekspresi datar namun itu tidak masalah bagi alesia. Yang paling penting adalah leon ada di depanya saat ini.
Leon mulai menyendok nasi serta lauk dan sayur yang ada di piring alesia. Leon kemudian menyodorkan sesendok nasi dan sayur pada alesia yang tentu langsung di terima oleh alesia dengan senang hati.
Sedikit demi sedikit akhirnya makanan dalam piring alesia habis tak tersisa. Dan itu karna leon yang sengan telaten menyuapi istrinya.
“Kakak..” Panggil alesia sambil menyerahkan segelas air putih yang di minumnya sedikit pada leon.
“Ya..” Saut leon menatap alesia tanpa ekspresi.
Alesia terdiam sesaat. Dulu leon selalu menatapnya dengan tatapan lembutnya. Leon juga selalu tersenyum manis padanya.
“Kenapa kakak baru datang?”
Leon menelan ludahnya. Pria itu memang sengaja mengulur waktu untuk melihat bagaimana istri dan tantenya bisa akur.
Ya. Ingatan leon memang sudah sepenuhnya kembali. Leon sudah bisa mengingat semuanya, dari masa kecilnya yang di urus oleh santi sampai kisah cinta indahnya dengan alesia. Tapi leon merasa tidak perlu mengatakanya pada alesia maupun tantenya. Leon berpikir lebih baik dirinya berpura pura tetap tidak mengingat keduanya karna dengan begitu alesia dan santi bisa akur dan kompak.
“Maaf.. Aku sibuk.” Jawab leon pelan.
Alesia menghela nafas. Di usapnya air mata yang masih tersisa di pipinya. Leon sama sekali tidak berinisiatif menghapus air mata alesia.
“Yah...”
“Bagaimana kandungan kamu?” Tanya leon sambil menggulung lengan kemejanya.
Alesia menundukan kepalanya. Pelan pelan alesia mengusap perutnya yang masih rata.
“Semuanya baik baik saja kak.” Jawabnya tersenyum simpul.
Leon diam diam tersenyum. Pria itu menatap penampilan istrinya. Alesia tampak berisi dengan baju hamil yang begitu pas di kenakanya. Dan leon tau baju itu adalah baju yang di belikan dari tantenya. Karna alesia keluar dari rumahnya tanpa membawa sehelai bajupun. Hp nya pun alesia tinggal di kamarnya.
“Alesia..” Panggil leon pelan.
Leon mati matian menahan dirinya untuk tidak memeluk istri cantiknya itu. Leon terpaksa harus bersandiwara demi tante dan istrinya rukun. Tidak bermaksud membohongi. Leon berpikir semua itu demi kebaikan tante juga istrinya.
“Boleh aku menyentuhnya?” Tanya leon.
Alesia mengangkat kepalanya.
“Tentu saja..” Jawab alesia mantap.
Leon menyentuh tangan alesia dan menariknya pelan. Alesia yang terkejut hanya bisa diam sampai leon mendudukanya di pangkuanya.
“Kak..”
“Begini tidak apa apa kan?” Tanya leon menyela.
Berlahan seulas senyum terukir di bibirnya. Mungkin leon memang sedang tidak mengingatnya. Tapi alesia yakin hati leon yang menuntun pria itu datang dan menemuinya bahkan sekarang memangkunya.
Santi berdecak pelan. Wanita itu merasa sangat kesal pada alesia yang begitu bawel dan tidak mau mendengarkanya. Dan santi juga merasa kesal pada leon yang sampai sekarang tidak datang menemui istrinya.
“Dimana otak kamu leon.. Kamu membuat istrimu semakin bawel.” Gumam santi melipat kedua tanganya di bawah dada merasa sangat kesal.
Santi melangkah keluar menuju balkon kamarnya. Kepala santi mendongak menatap langit bertabur bintang malam itu.
Tuhan.. Aku tau apapun rencana mu itu yang terbaik untuk setiap manusia.. Tapi tuhan jika boleh aku meminta.. Tolong kembalikan ingatan keponakanku.. Buat dia kembali mengingat istrinya. Alesia.
Tanpa sadar santi meneteskan air matanya. Leon adalah satu satunya keponakan yang sangat di sayanginya. Sejak kedua orang tuanya juga kedua kakaknya meninggal santi berjuang sendiri membesarkan leon. Santi bahkan rela berpisah dengan suaminya dulu demi menjaga leon.
Santi menghela nafas. Santi memejamkan kedua matanya kemudian menundukan kepalanya. Saat santi membuka kedua matanya saat itu juga matanya melihat mobil mewah milik leon yang terparkir di halaman rumahnya.
“Leon..”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
✨rossy
masa lalu santi kenapa... mungkin dia benci propesi model kali ya?
2021-08-23
0
pia
maaf aku bingung dg konflik cerita ini sebenernya apa?
2021-08-16
0