Sampai larut malam alesia terus menunggu leon pulang. Alesia ingin mengatakan tentang kehamilanya meskipun mungkin leon juga tidak akan mau mengakuinya tapi alesia akan tetap mengatakanya dan menuntut leon agar mau bertanggung jawab dan mengakui anak dalam kandunganya.
Alesia turun dari ranjang kemudian melangkah pelan menuju balkon kamarnya. Semilir angin malam membuat alesia merasakan dingin. Alesia mengeratkan jaket yang di kenakanya kemudian melongok ke bawah. Dari deretan mobil yang ada, tidak ada mobil mewah milik leon yang biasa di bawanya.
Tante bilang kak leon kerampokan, tapi kenapa..
“Ya tuhan..” Lirih alesia menutup mulutnya.
Alesia berpikir jika memang leon di rampok pastilah barang barang berharganya akan raib. Seperti mobil juga hp nya. Tapi santi bahkan mengatakan polisi menelponya masih menggunakan hp leon. Lalu apa yang di ambil perampok itu dari leon?
Alesia melangkah berlalu dari balkon kamarnya kemudian keluar dari kamarnya dan leon. Alesia melangkah cepat menuju kamar santi.
“Tante buka pintunya tante !! Aku mau ngomong !!”
Alesia tidak perduli jika nanti santi marah padanya. Alesia tidak bisa menunda. Alesia ingin bertanya apa saja yang perampok itu ambil dari leon. Alesia benar benar merasa janggal dengan apa yang terjadi pada suaminya sebulan lalu.
Ceklek
Santi muncul dari balik pintu kamarnya dengan wajah memerah penuh amarah.
Alesia yang melihat itu menelan ludahnya. Meskipun awalnya dirinya sudah bertekad untuk tidak perduli dengan kemarahan tante dari suaminya itu tapi melihat wajah penuh amarah santi alesia tetap merasa sedikit ngeri.
“Kenapa keponakanku memilih wanita tidak punya sopan santun sepertimu untuk menjadi pendamping hidupnya.”
Alesia membulatkan kedua matanya. Ucapan santi membuat alesia merasa tidak terima.
“Tante tolong..”
Alesia tidak meneruskan ucapanya. Saat ini bukan waktunya untuk berdebat dengan tante iparnya.
“Maaf..” Lirihnya menghela nafas menyesal.
Santi menggelengkan kepalanya.
“Ada apa?” Tanya santi menatap malas alesia.
“Tante ini tentang kak leon. Tante bilang kak leon di rampok. Tapi kenapa tante juga bilang polisi menelpon tante dengan hp kak leon?”
Pertanyaan alesia membuat santi mengeryit. Otak cerdas wanita berdress coklat tua itu langsung berjalan. Sebelumnya santi tidak pernah berpikir sampai kesitu.
“Kamu benar.. Kalau leon di rampok harusnya leon kehilangan semua barang berharganya.”
“Apa yang sedang kalian bicarakan?”
Alesia dan santi kompak menoleh ke arah sumber suara tegas juga dingin leon. Kedua wanita itu menelan ludahnya menatap wajah datar leon yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
Leon menatap alesia kemudian beralih menatap pada santi yang mematung di ambang pintu kamarnya.
“Apa yang kalian rencanakan?”
Kali ini leon bertanya dengan tatapan penuh curiga pada alesia juga santi. Pria itu bahkan tetap berdiri di tempatnya seolah enggan untuk mendekat.
Alesia melirik santi yang sepertinya tidak tau harus menjawab apa. Alesia kemudian melangkah mendekat pada leon. Leon mungkin memang berubah datar dan dingin sekarang. Tapi alesia yakin itu hanya bentuk kewaspadaan leon yang merasa tidak mengenalinya juga santi.
Aku harus bisa membuat kak leon percaya sama aku juga tante
“Eemm.. Kak kami hanya sedang mengobrol biasa..” Senyum alesia begitu sampai tepat di depan leon.
Leon melayangkan tatapan tajamnya pada alesia kemudian beralih lagi pada santi. Leon merasa bahwa kedua wanita di depanya sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
Alesia mengeryit ketika melihat sesuatu yang di tenteng oleh leon.
“Kak itu apa?” Tanya alesia antusias.
Leon menundukan kepalanya. Pria itu menatap bingkisan yang di tentengnya.
“Bukan apa apa.” Jawab leon kemudian menyodorkan bingkisan itu pada alesia.
Alesia menerimanya dengan senang hati. Leon memang sering membawakanya sesuatu jika menjemputnya dulu saat pulang pemotretan.
“Makasih sayang..” Senang alesia.
Leon mendelik mendengar alesia memanggilnya sayang. Alesia yang langsung menyadari perubahan ekspresi suaminya meralat ucapanya.
“Maksud aku kakak..” Katanya pelan.
Leon melengos. Dengan langkah lebar leon menuju kamarnya dan alesia.
“Apa itu?”
Alesia menoleh dan mendapati santi yang sudah berdiri di sampingnya. Alesia menatap bingkisan di tanganya dan memberikanya pada santi.
“Nitip sebentar tante.” Katanya kemudian berlari mengejar leon yang sudah masuk ke dalam kamar mereka.
“Alesia pelan pelan !!” Pekik santi mendelik melihat alesia yang berlari cepat.
Santi menghela nafas dan berdecak pelan. Alesia belum menunjukan bahwa dia memang sedang hamil. Tapi entah kenapa santi bisa langsung percaya bahkan merasa khawatir pada istri keponakanya itu.
Aku pasti sudah gila karna mengkhawatirkanya
Leon mengedarkan pandanganya ke seluruh sudut kamarnya. Pria itu tersenyum tipis ketika mendapati laptopnya berada di meja kecil di samping tempat tidur.
Leon segera melangkah dan meraih laptop miliknya. Pria itu berniat mengecek laporan yang di kirim oleh sekertarisnya malam ini.
Ketika leon memutar tubuhnya, leon langsung berhadapan dengan alesia yang tersenyum sangat manis padanya.
“Mau apa kamu?” Tanyanya dingin.
Alesia meraih tangan leon kemudian menuntun pria itu dan mendudukanya pelan di tepi ranjang.
“Jangan kemana mana. Ada yang mau aku tunjukan sama kakak..”
Leon mengeryit. Leon sangat tidak suka jika ada seorang yang tidak di kenalnya berani menyentuhnya. Tapi di sentuh oleh alesia leon seakan tidak bisa menolak. Leon bahkan menurut dengan duduk anteng di tepi ranjang dan tidak kemana mana seperti apa yang di katakan alesia.
Leon menatap setiap gerak gerik alesia. Leon tidak bisa memungkiri bahwa wanita yang katanya adalah istrinya itu sangatlah manis juga cantik.
“Ini..”
Leon menatap amplop putih yang di sodorkan alesia.
“Apa ini?”
“Kakak lihat saja sendiri.” Jawab alesia tersenyum manis.
Leon berdecak. Pria itu kemudian bangkit dari duduknya enggan menerima amplop yang di sodorkan oleh alesia.
“Jangan membuang buang waktu saya.” Katanya kemudian berlalu.
Senyum alesia langsung memudar mendengarnya. Meskipun alesia tau suaminya sedang tidak mengingatnya tapi hatinya tetap terasa sakit mendengar ucapan dingin yang di lontarkan suaminya. Ucapan yang menunjukan ketidak perdulian leon padanya.
“Aku hamil kak..”
Leon berhenti melangkah saat sampai tepat di depan pintu. Pria itu langsung membalikan tubuhnya dan menatap punggung alesia dengan kedua mata menyitipit tidak suka.
“Apa maksud kamu?” Tanyanya dengan nada tidak suka.
Alesia memejamkan kedua matanya. Leon benar benar menganggapnya seperti orang asing.
Sabar alesia, Mari mulai kembali semuanya dari awal.
Luluhkan hati si singa keras kepala itu.
Alesia memutar tubuhnya dan mendekat kembali pada leon. Alesia meraih tangan besar leon dan menempelkanya di perut ratanya.
“Dari dulu kakak yang sangat tidak sabar menunggu kehadiranya.” Katanya.
Leon tanpa sadar mengusap lembut perut alesia dan itu membuat senyum di bibir alesia semakin lebar. Alesia bahagia dan merasa naluri leon sebagai ayah dari anak dalam kandunganya begitu kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
✨rossy
itu kenapa si tante tidak setuju sama alesia?
2021-08-19
0
Rika Wibisono
Aku masih pnasaran thor ceritanya ?
mdhan leo hanya pura2 lupa ingatan spya tante dn istrinya bs akur dn kompak. smngat trus thor
2021-08-04
3