Ngidam part 2

Alesia tersenyum dengan kedua mata terpejam saat mencium aroma daging ayam yang sedang di panggang oleh leon dan santi. Alesia tidak menyangka jika santi juga mau turun tangan dan membantu leon membuat sate ayam untuknya. Meskipun pada kenyataanya memang santi dan leon juga tidak bisa dan harus melihat tutorialnya di youtube.

“Leon jangan berhenti kipas kipasnya. Itu nanti daging ayamnya gosong.” Pekik alesia kesal karna leon yang sesekali berhenti mengipasi sate ayam yang sedang di panggangnya.

“Haduh.. Tante.. Mataku perih.” Keluh leon sambil mengusap air mata yang hampir menetes membasahi pipinya. Sedangkan tanganya terus mengipas dan membolak balikan sate di panggangan.

Alesia tertawa mendengarnya. Selain senang karna keinginanya terwujud, alesia juga merasa terhibur melihat kekompakan juga berdebatan kecil leon dan santi. Mereka saling mengolok dan membanggakan diri merasa paling bisa. Padahal mereka juga sama sama melihat youtube tadi.

“Tante bumbu satenya udah jadi belum? Nih udah nih satenya..”

“Bentar lagi..”

Leon menghela nafas. Tanpa sadar leon tersenyum. Tantenya mau ikut turun tangan membuatkan sate untuk istrinya. Tantenya bahkan rela merasakan perihnya asap dari pemanggangan tradisional yang di inginkan alesia.

Memang aneh aneh aja wanita ngidam mah.

“Ya tuhan.. Leon itu satenya gosong.. Kamu gimana sih? Kamu mau anak kamu ileran hah?!”

Leon tersadar dan langsung mengambil beberapa tusuk sate yang memang sudah gosong. Padahal tusukan itu adalah yang terakhir. Sedangkan yang sudah jadi namun belum di bumbui hanya sedikit.

“Yah...”

“Kamu sih ngelamun !” Kesal santi.

Leon hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Di tatapnya sepuluh tusuk sate yang ada di piring di meja sampingnya. Leon berharap itu cukup untuk alesia.

“Bawa sini itu yang nggak gosong. Ini bumbunya udah jadi.”

30 Menit kemudian sate buatan leon dan santi sudah tertata di meja makan tepat di depan alesia. Alesia sangat senang karna tantenya dan leon begitu kompak menuruti keinginanya. Yah.. Meskipun keadaan dapur menjadi sangat berantakan layaknya kapal pecah.

“Di makan sampai habis satenya. Abis itu istirahat lagi. Ini udah mau pagi.” Kata santi dengan nada memerintah.

Alesia mengangguk antusias. Alesia kemudian meraih satu tusuk sate buatan leon. Alesia mencicipinya dengan ekspresi tampak berpikir saat mengunyah sate tersebut di dalam mulutnya.

“Gimana?” Kompak leon dan santi bertanya.

Alesia menatap keduanya bergantian kemudian menyunggingkan senyum manisnya.

“Ini sate ayam terenak yang pernah aku makan.” Jawabnya.

Leon dan santi menghela nafas lega. Beruntung alesia sedang doyan makan hingga hasil jerih payah mereka tidak sia sia. Alesia memakan dengan lahap sate yang sangat di inginkanya.

“Tapi nih kalau satenya di kasih cabe sedikit lagi aja tambah enak banget.”

Santi langsung mendelik mendengarnya. Memakan makanan pedas memang tidak berpengaruh buruk pada janin dalam kandungan alesia. Tapi makanan pedas juga kemungkinan berpengaruh pada proses persalinan alesia nanti.

“Nggak.” Tegas alesia melarang.

Wajah alesia langsung sendu. Bibirnya mengerucut sebal membuat leon yang melihatnya merasa sangat gemas ingin menciumnya.

“Tapi satenya kurang pedas tante..” Rengek alesia.

“Saya bilang nggak ya nggak.” Ketus santi kesal.

Alesia berdecak. Alesia kemudian berdiri dari duduknya dan menatap penuh rasa kesal pada santi.

“Kenapa sih? Yang makan kan aku. Yang ngrasain juga aku. Dan yang harusnya ngatur selera bagaimana baiknya juga aku dong.”

Dengan dada naik turun alesia mengeluarkan semua unek uneknya. Alesia merasa kesal karna santi terlalu membatasinya.

Leon ikut berdiri. Pria itu menyentuh lembut bahu alesia. Leon tidak menyangka jika alesia sampai semarah itu.

“Alesia.. Kamu nggak boleh begitu.. Apa yang tante larang juga demi kebaikan kamu..”

Alesia langsung menghempaskan tangan leon yang mengusap usap bahunya. Air mata alesia menetes merasa sedih karna leon lebih membela santi dari pada dirinya.

“Kenapa sih kak kamu nggak pernah sekalipun membela aku? Dari dulu sampai sekarang kamu selalu belain tante kamu. Apa aku ini nggak penting buat kamu?”

Santi hanya diam saja mendengarkan. Santi tidak terlalu perduli dan ambil pusing dengan apa yang dikatakan alesia padanya. Santi juga pernah mengalaminya. Kesensitifan juga emosi wanita hamil di trimester awal memang kadang meningkat. Dan santi bisa memaklumi itu.

“Bukan begitu maksud aku al.. Tapi memakan makanan yang terlalu pedas memang tidak baik untuk kamu..” Jelas leon agar alesia tidak salah faham dengan maksudnya.

“Udahlah. Kamu ingat atau nggak ingat sama aku juga sama aja. Kamu nggak pernah perduli sama perasaan aku.”

Alesia melenggang pergi setelah itu. Alesia bahkan berlari menaiki anak tangga meninggalkan leon dan santi di meja makan.

“Ya tuhan..” Lirih leon frustasi.

Santi tersenyum melihatnya. Hati leon sepertinya sudah mulai berperan. Pria itu meskipun belum mengingat siapa alesia tapi bisa dengan benar menyikapi istrinya.

Santi bangkit dari duduknya dan mendorong kursi yang di dudukinya hingga menimbulkan bunyi decitan antara lantai dan kaki kursi tersebut. Dan itu berhasil menarik perhatian leon.

“Tante..”

“Tante mau tidur lagi. Ngantuk.” Sela santi kemudian berlalu enggan mendengarkan apa yang ingin di katakan oleh leon.

Leon berdecak. Tatapanya beralih pada 9 tusuk sate yang masih utuh. Alesia baru memakan satenya sedikit dan sudah meninggalkanya. Padahal leon dan santi sudah sangat berusaha untuk membuatnya.

Ternyata bersandiwara seperti ini sangat tidak mengenakan.

Leon meraih piring berisi sate ayam buatanya. Sesaat leon terdiam memikirkan bagaimana cara menghibur istrinya yang sedang marah. Berlahan seulas senyum mulai terukir di bibir leon. Leon melangkah menuju dapur dan mengambil sisa bumbu sate buatan santi. Leon membubuhi sedikit cabe pada bumbu tersebut dan mengaduknya di dalam wadah bumbu sate buatan santi.

“Mungkin sesekali nggak papa.” Senyum leon bergumam.

Leon membawa semangkuk sambal dan juga sate yang masih tersisa 9 tusuk di piring alesia ke lantai 2 rumahnya. Leon akan menuruti keinginan istrinya untuk memakan sate pedas tanpa sepengetahuan tantenya. Leon berharap alesia tidak akan merajuk dan berhenti menangis serta berhenti menyalahkanya.

Alesia membuang muka saat leon masuk ke dalam kamar mereka. Alesia mengusap air mata yang membasahi pipinya. Alesia benar benar merasa kesal karna leon bahkan selalu membela santi meskipun sedang lupa ingatan.

“Lihat aku bawain apa?”

Alesia melirik leon yang berdiri di samping ranjang tempatnya duduk. Seketika senyum di bibir alesia mengembang melihat leon membawa sate serta sambalnya.

“Kak itu..”

“Sesekali nggak papa kok. Tapi ini rahasia yah..” Senyum leon menatap istrinya.

Alesia menganggukan kepalanya antusias. Wanita itu kemudian menyuruh leon untuk mendekat dan duduk di sampingnya. Dan dengan lahapnya alesia menyantap sate yang sudah di tambahi bumbu pedas kesukaanya.

“Al..” Panggil leon menatap istrinya yang sedang asik menyantap sate ayam di piringnya.

“Ya kak..” Saut alesia dengan mulut penuh.

“Kenapa sih kamu sama tante selalu berselisih faham?”

Terpopuler

Comments

pat_pat

pat_pat

Lanjut Thor mangats 🔥
Mampir juga yuk ke ceritaku "Broken Angel" & "Cinta Satu Malam CEO"

2021-08-09

0

Revaira

Revaira

lanjuuuuuut...

2021-08-09

0

lihat semua
Episodes
1 Pergi untuk kembali
2 Salam perpisahan
3 Perasaan tidak enak
4 Kejutan tak terduga
5 Kamu siapa?
6 Bagaimana mungkin?
7 Memulai kembali
8 Rencana alesia
9 Pembelaan santi
10 Susu hamil
11 Keraguan leon
12 Terbelenggu rindu
13 Tante menyebalkan
14 Kedatangan leon
15 Permintaan maaf leon
16 Ngidam?
17 Ngidam part 2
18 Cemburu
19 Rasa
20 Sebuket mawar merah
21 Sebuket mawar merah part 2
22 Kedatangan rico
23 Curiga
24 Mencoba jujur
25 Gaun yang tidak muat
26 Perasaan alesia
27 Andai saja
28 Dia milikku
29 Bimbang
30 Kembali seperti sedia kala
31 Apa salahku?
32 Apa salahku? part 2
33 Siapa pria itu?
34 Pembelaan leon
35 Rasa bahagia
36 Pacar pura pura
37 Nomor rico?
38 Janji temu dengan rico
39 Bertemu rico
40 Luka terpendam
41 Ketakutan leon
42 Kita pindah saja
43 Jangan menangis
44 Baiklah
45 Pesan lucu
46 Aku serius
47 Keputusan leon
48 Keputusan leon part 2
49 Satu kenyataan
50 Melihat santi dan rico
51 Manusia egois
52 Siapa bramono?
53 Kebohongan alesia
54 Ingatan masa lalu
55 Kasih sayang tak terlihat
56 Kasih sayang tak terlihat part 2
57 Tante galak
58 Motor milik rico
59 Paket misterius
60 Tanda maaf dari santi
61 Di hantui rasa takut
62 Rasa itu kembali
63 Berkunjung ke panti asuhan
64 Arti sebuah nama
65 Ingin terus melindungi.
66 Bertemu ibu le
67 Lagi dan lagi
68 Memulai misi
69 Hari bahagia
70 Bingkisan dari bramono
71 Masalah baru
72 Karna rico
73 Tak terduga
74 Petunjuk baru
75 Pulang terlambat
76 Permintaan maaf menakutkan
77 Nasi goreng untuk tante santi
78 Kesedihan santi
79 Mulai terkuak
80 Ungkapan rasa
81 Kembali berbohong
82 Putri le
83 Mengantar mobil alesia
84 Tentang kita
85 Asmara
86 Berbicara dengan bramono
87 Berbicara dengan bramono part 2
88 Tujuan rico
89 Ada apa dengan Leon?
90 Merasa bersalah
91 Seperti menunggu bom yang akan meledak
92 Gara gara rico
93 Gara gara rico part 2
94 Usaha rico
95 Masih terbayang
96 Tanda maaf
97 Datang lagi?
98 Datang lagi part 2
99 Mengalah
100 Diskusi
101 Diskusi 2
102 Tentang cinta dan rasa
103 Karena cinta
104 Bukan bramono
105 Kembali merasa ragu
106 Kata bunda yati
107 Tetap utuh
108 Tetap utuh part 2
109 Bertanya tanya
110 Bertanya tanya Part 2
111 Aku berbohong lagi
112 Semuanya terungkap
113 Semuanya terungkap Part 2
114 Akhir sebuah rasa (Happy Ending)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Pergi untuk kembali
2
Salam perpisahan
3
Perasaan tidak enak
4
Kejutan tak terduga
5
Kamu siapa?
6
Bagaimana mungkin?
7
Memulai kembali
8
Rencana alesia
9
Pembelaan santi
10
Susu hamil
11
Keraguan leon
12
Terbelenggu rindu
13
Tante menyebalkan
14
Kedatangan leon
15
Permintaan maaf leon
16
Ngidam?
17
Ngidam part 2
18
Cemburu
19
Rasa
20
Sebuket mawar merah
21
Sebuket mawar merah part 2
22
Kedatangan rico
23
Curiga
24
Mencoba jujur
25
Gaun yang tidak muat
26
Perasaan alesia
27
Andai saja
28
Dia milikku
29
Bimbang
30
Kembali seperti sedia kala
31
Apa salahku?
32
Apa salahku? part 2
33
Siapa pria itu?
34
Pembelaan leon
35
Rasa bahagia
36
Pacar pura pura
37
Nomor rico?
38
Janji temu dengan rico
39
Bertemu rico
40
Luka terpendam
41
Ketakutan leon
42
Kita pindah saja
43
Jangan menangis
44
Baiklah
45
Pesan lucu
46
Aku serius
47
Keputusan leon
48
Keputusan leon part 2
49
Satu kenyataan
50
Melihat santi dan rico
51
Manusia egois
52
Siapa bramono?
53
Kebohongan alesia
54
Ingatan masa lalu
55
Kasih sayang tak terlihat
56
Kasih sayang tak terlihat part 2
57
Tante galak
58
Motor milik rico
59
Paket misterius
60
Tanda maaf dari santi
61
Di hantui rasa takut
62
Rasa itu kembali
63
Berkunjung ke panti asuhan
64
Arti sebuah nama
65
Ingin terus melindungi.
66
Bertemu ibu le
67
Lagi dan lagi
68
Memulai misi
69
Hari bahagia
70
Bingkisan dari bramono
71
Masalah baru
72
Karna rico
73
Tak terduga
74
Petunjuk baru
75
Pulang terlambat
76
Permintaan maaf menakutkan
77
Nasi goreng untuk tante santi
78
Kesedihan santi
79
Mulai terkuak
80
Ungkapan rasa
81
Kembali berbohong
82
Putri le
83
Mengantar mobil alesia
84
Tentang kita
85
Asmara
86
Berbicara dengan bramono
87
Berbicara dengan bramono part 2
88
Tujuan rico
89
Ada apa dengan Leon?
90
Merasa bersalah
91
Seperti menunggu bom yang akan meledak
92
Gara gara rico
93
Gara gara rico part 2
94
Usaha rico
95
Masih terbayang
96
Tanda maaf
97
Datang lagi?
98
Datang lagi part 2
99
Mengalah
100
Diskusi
101
Diskusi 2
102
Tentang cinta dan rasa
103
Karena cinta
104
Bukan bramono
105
Kembali merasa ragu
106
Kata bunda yati
107
Tetap utuh
108
Tetap utuh part 2
109
Bertanya tanya
110
Bertanya tanya Part 2
111
Aku berbohong lagi
112
Semuanya terungkap
113
Semuanya terungkap Part 2
114
Akhir sebuah rasa (Happy Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!