Alesia tersenyum bahagia saat keluar dari bandara. Siang ini dirinya sudah sampai kembali di bandara di kota asalnya. Alesia juga sengaja tidak memberitahu suaminya tentang dirinya yang pulang hari ini. Selain karna memang suaminya tidak bisa di hubungi, alesia juga ingin memberikan kejutan pada leon.
Alesia masuk ke dalam taxi yang segera melaju berlalu dari halaman luas bandara. Alesia sungguh sangat tidak sabar ingin memberikan test pack nya pada leon. Alesia yakin leon akan sangat bahagia karna kehamilanya adalah sesuatu yang sangat di tunggu sekian lama.
Taxi yang di tumpangi alesia sampai di depan gerbang tinggi menjulang kediaman keluarga sanjaya. Alesia segera membayar taxi tersebut dan keluar dengan di bantu oleh sang supir taxi saat mengeluarkan kopernya dari bagasi.
Alesia tersenyum penuh makna menatap bangunan megah yang tidak lain adalah kediaman suaminya. Leon mungkin sedang tidak ada di rumah. Pria itu masih ada di perusahaanya seperti biasa.
Alesia menundukan kepalanya menatap perut ratanya. Sekarang dirinya sudah tidak lagi sendiri. Ada kehidupan lagi di dalam perutnya yang beberapa bulan lagi pasti akan terlihat menonjol.
Alesia mengusap lembut perut ratanya. Alesia membayangkan ekspresi bahagia leon nanti.
Kita beri kejutan untuk papah sayang
Alesia kemudian memanggil satpam yang sepertinya memang tidak menyadari kehadiranya karna asik mendengarkan musik di dalam posnya.
“Silahkan nyonya..”
Alesia menganggukan kepala dengan senyuman di bibirnya. Dengan pelan alesia melangkah masuk ke dalam pekarangan luas rumahnya. Alesia juga tidak lupa meminta tolong pada satpamnya untuk membawakan koper miliknya.
“Taruh disini saja pak. Terimakasih yah..” Kata alesia menyuruh satpam untuk meletakan kopernya di samping sofa ruang tamu.
“Ya nyonya. Sama sama. Saya permisi.”
Alesia menganggukan kepalanya. Setelah satpamnya berlalu alesia kemudian masuk ke dalam.
“Sudah pulang kamu.”
Langkah alesia terhenti saat mendengar suara santi. Alesia menghela nafas. Alesia sedang tidak ingin berdebat saat ini. Badanya terasa pegal pegal juga capek. Alesia berniat untuk membersihkan diri kemudian istirahat sebelum akhirnya menemui leon.
“Ya tante.”
Santi bersedekap merasa kesal. Alesia sama sekali tidak menganggapnya sebagai orang yang paling tua di dalam kediaman sanjaya.
“Dimana sopan santun kamu alesia? Saya ini tante kamu. Apakah pantas kamu berbicara dengan memunggungi saya?”
Alesia memutar jengah kedua bola matanya. Bukan berniat tidak sopan. Alesia hanya tidak ingin terus bertengkar hanya karna masalah sepele dengan tante iparnya itu.
“Maaf tante, tapi aku capek banget. Mau istirahat.”
Alesia tidak perduli jika setelah ini santi berteriak mengumpat padanya karna alesia yang meninggalkanya begitu saja. Tapi alesia benar benar sedang tidak ingin berdebat. Alesia tidak mau merusak mood baiknya sendiri.
Dasar keponakan tidak tau diri
Santi menatap kesal pada alesia yang malah melangkah menaiki tangga tanpa sedikitpun menoleh padanya. Santi merasa alesia tidak menghormatinya. Padahal santi berniat memberitahu alesia tentang keadaan leon sekarang.
“Sudahlah. Nanti saja.”
Santi kemudian berlalu dari bawah tangga dan melangkah menuju ruang baca.
Di kamarnya dan leon alesia menghela nafas. Alesia ingin sekali hubunganya dan santi membaik. Tapi itu sangat tidak mudah. Ketidak sukaan santi padanya sepertinya sudah sangat mendarah daging. Santi selalu saja mencari cara untuk membuatnya marah. Seperti tadi misalnya.
Alesia menyenderkan tubuhnya di pintu kamar yang tertutup. Berada sebulan di bali membuatnya merasa sangat merindukan suasana rumah. Alesia juga sangat merindukan leon suaminya.
“Lebih baik aku mandi terus istirahat.” Senyum alesia tidak mau memikirkan apapun tentang santi.
Sorenya leon pulang dengan mengendarai mobil mewahnya. CEO muda dengan segudang prestasi itu tidak tau akan ada kejutan di rumahnya. Yaitu kepulangan istrinya, alesia.
Suara klakson mobil membuat satpam buru buru membukakan pintu gerbang agar mobil mewah leon dapat masuk.
Leon menghentikan mobilnya dan turun dengan santainya. Tidak ada senyuman yang menghiasi bibir tipisnya. Wajahnya sangat datar tanpa ekspresi.
“Kamu sudah pulang le?”
Leon melirik santi yang menyambut kepulanganya di depan pintu. Tanpa berniat menjawab pertanyaan santi leon pun melangkah begitu saja melewati santi yang berdiri di ambang pintu utama rumah mewah tersebut.
“Leon tunggu tante.. Ada yang mau tante bicarakan.”
Langkah leon terhenti. Santi langsung mendekat pada leon berniat memberitahu tentang kepulangan alesia pada keponakanya itu.
“Dia sudah kembali. Istri kamu sudah pulang.”
Leon menolehkan kepalanya ke arah kanan dimana sebuah bingkai besar photo dirinya dan alesia berada. Leon tidak bisa menampik alesia memang sangat cantik dalam photo tersebut. Gaun pengantin yang melekat di tubuh rampingnya begitu pas dan apik.
“Ya tante. Aku akan menemuinya nanti.” Balas leon dingin.
Leon berlalu setelah itu. Pria berjas hitam itu tidak melangkah menuju tangga melainkan menuju kamar tamu yang berada di lantai bawah.
Santi tidak bisa berbuat apa apa. Leon mungkin juga melupakan alesia sama seperti melupakan dirinya.
Aku harap semuanya akan baik baik saja
Waktu makan malam tiba. Santi duduk seorang diri menatap hidangan di depanya. Santi menoleh ke arah kamar tamu. Leon tidak keluar sejak kepulanganya tadi sore. Tidak jauh berbeda dengan leon alesia pun tidak kunjung turun dari lantai 2. Namun santi maklum, alesia mungkin kecapek an setelah kepulanganya dari bali.
“Bibi.. Bisa tolong panggilkan alesia di atas?” Tanya santi pada asisten rumah tangga yang bekerja untuknya, leon, juga alesia.
“Baik nyonya.”
Santi tersenyum dan menganggukan kepalanya. Entah harus bagaimana dirinya merangkai kata kata untuk menjelaskan apa yang terjadi pada leon. Santi mengaku dirinya salah karna tidak pernah mengangkat telpon dari alesia. Santi juga tidak pernah sekalipun membalas pesan dari alesia yang tidak pernah telat menanyakan kabar suaminya.
“Dia belum turun?”
Suara dingin leon membuat santi tersentak. Santi langsung menoleh dan mendapati leon sudah berdiri di samping kursi meja makan tempat biasa dirinya duduk.
“Eemm..”
“Kakak.”
Lagi, kali ini seruan alesia yang membuat santi menoleh mengalihkan perhatianya dari leon. Santi melirik leon yang juga ikut menolehkan kepalanya ke arah sumber suara alesia.
Ya tuhan..
Santi merasa khawatir sekarang. Ekspresi leon sama sekali tidak berubah melihat kehadiran istri yang sangat di cintainya.
Alesia langsung berlari menghampiri leon. Senyuman di bibirnya mengembang sempurna dengan air mata yang entah sejak kapan sudah membasahi kedua pipi tirusnya.
Alesia langsung berhambur memeluk tubuh tegap leon erat. Air matanya semakin deras menetes membasahi pipinya. Alesia benar benar sangat merindukan suami tampanya yang selama sebulan ini tidak pernah menghubunginya. Dan melihat keadaan leon baik baik saja itu sudah membuat alesia merasa lega. Do'anya terkabul. Suaminya baik baik saja.
“Aku kangen banget sama kakak..” Lirih alesia menahan isak tangisnya.
Santi yang melihatnya hanya bisa diam. Alesia mungkin akan terkejut dengan reaksi suaminya setelah ini.
“Kamu siapa?”
Alesia mengeryit bingung. Di usapnya air mata yang membasahi pipinya. Alesia melepaskan pelukanya dan menatap tidak mengerti pada wajah datar leon.
“Kak..”
“Kamu siapa?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
elen situmorang
aku menikmati ceritamu
2022-04-09
0
Eiynn08
aku pelan2 bacanya ya😊.. semangat🤗🤗
2021-08-27
0
Ratna Wati
lanjut kak
2021-08-04
1