Bian kembali tidak pulang kerumah dalam beberapa hari ini. Mira sudah tak tahan melihat perilaku anak semata wayangnya itu. Berkali-kali dia menghubungi Bian namun tetap saja tidak ada respon. Belakangan ini Bian sering menghabiskan waktunya di arena dan tempat hiburan malam.
Pukul dua dini hari suara mobil bian memasuki halaman rumah. Bian turun dengan mata merah dan sempoyongan. Mira yang sudah bangun sengaja menunggunya di ruang tamu.
Klik .. ..
Lampu ruang tamu menyala terang. Bian menutup matanya menahan silaunya cahaya lampu.
"Dari mana saja kamu, Bian?"
"Mama belum tidur?!"
"Kamu pikir ini sudah jam berapa? Kamu menghilang berhari-hari tanpa kabar dan tak bisa dihubungi"
"Aku ada urusan dengan teman-teman ku"
"Teman? Teman yang mana Bian. Kamu tahu beberapa kali Aulia kesini kamu tidak pernah ada dirumah. Kamu hargai dong calon istri kamu Bian!"
"Calon istriku, Ma?"
"Ya"
"Itu pilihan mama. Aku tidak bisa menerimanya sebagai calon istriku. Aku tidak mencintai perempuan itu. Dia bukan seleraku"
"Selera? Kamu lebih berselera dengan perempuan-perempuan nakal itu dari pada dengan perempuan yang menjaga dirinya dan kehormatannya itu. Mama ingin kamu belajar bertanggungjawab Bian. Belajar menghargai"
"Untuk apa mama repot-repot seperti itu?"
"Mama ingin kamu mengubah hidupmu. Tinggalkan semua kebiasaan burukmu itu Bian. Mulailah hidup yang baru. Jadilah pribadi yang baru. Yang lebih mulia dimata Tuhan dan juga manusia"
"Sudahlah Ma. Tidak perlu diplomatis seperti itu. Bian capek"
"Mama yang lebih capek Bian. Mama yang lebih capek melihat mu seperti ini. Bagaimana jika mama tidak ada lagi didunia ini, bagaimana nasib kamu nanti. Berubahlah Bian"
Bian tak mendengarkan ucapan mamanya dia berjalan menuju kamarnya. Menaiki tangga-tangga itu perlahan. Menahan rasa sakit dikepalanya, jalannya terhuyung-huyung. Bian menghentikan langkahnya saat dia mendengar suara mobil keluar halaman rumah.
"Mama? Mau kemana dia pagi buta begini?"
Bian melihat dari balkon atas, mama nya pergi mengendarai mobil. Bian lalu masuk kedalam kamar dan tertidur diatas tempat tidur.
******
Tok .... Tok ...
Suara pintu kamarnya diketuk dengan keras. Dari dalam Bian tak memberi respon.
Tok ... Tok. ..
Lagi, tak ada jawaban dari dalam kamar.
Cekreeeeekkk. ..
Pintunya tidak terkunci. Aulia menghamburkan diri masuk kedalam kamar. Dia mendekati Bian yang tertidur pulas dikamarnya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga sore.
"Mas ... Mas Bian"
Bian hanya menggeser posisi tidurnya.
"Mas Bian ... Mas ... Bangun mas"
Bian membuka matanya. Samar-samar dia melihat Aulia sudah berdiri di sebelah tempat tidurnya.
"Siapa yang mengizinkan mu masuk kekamarku?"
"Maaf mas, tapi ini penting. Ayo cepat mas kita kerumah sakit"
"Penting? Rumah sakit?"
"Mama mas. Mama kecelakaan. Dan sekarang ada dirumah sakit di Bogor. Ayo mas cepat kita kesana"
"Kamu tahu dari mana?"
"Tadi pihak rumah sakit menelepon ku. Mereka menghubungi nomor terakhir yang ada di panggilan telepon mama. Barusan juga bibi bilang kalau ada telepon dari pihak kepolisian"
Bian langsung menuju kamar mandi. Membasuh wajahnya lalu mengambil kunci mobilnya. Lia mengikuti langkah Bian. Mereka memasuki mobil lalu menuju ke arah Bogor. Bian berada di balik kemudi. Lia duduk dikursi disampingnya.
"Ada perlu apa Mama ke Bogor?"
"Mama menemui seorang teman lamanya disana, Mas"
"Kamu tahu dari mana?", tanya Bian heran.
"Sebelum kesana mama mampir ke asramaku pagi-pagi sekali"
"Kalian bicara apa?"
"Tidak ada yang penting, hanya mengobrol biasa saja karena sudah lama tidak ketemu"
"Kamu tidak berbohong bukan?!"
"Maksud mas Bian?"
"Sudahlah"
Bian meneruskan laju kendaraannya. Dalam hatinya ada sedikit rasa sesal memikirkan pertengkaran mereka tadi pagi.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
tralala 😽😽😽😽
apa ini novel pertamamu tor.. 😌😌
2022-01-11
0
Tiwik Firdaus
makanya jadi anak jangan pembangkang
2021-06-16
2
Hendrika Risa
lanjut
2020-09-10
6