Meminta Izin

Liburan akhir kenaikan kelas nanti siswa siswi sekolah mereka akan mengadakan study tour ke Jogja, Bali dan Lombok. Dara membujuk agar Lia bisa ikut dalam rombongan tour. Namun Lia harus pamit dulu pada calon suaminya. Dia tak bisa memberi keputusan.

"Ayolah, Lia .... Kapan lagi kita bisa kumpul sambil jalan-jalan seperti ini. Mumpung kita masih satu sekolah." Dara berusaha membujuk Lia untuk ikut dalam tour sekolah.

"Aku harus bilang dulu dengan keluargaku, kalau mereka mengizinkan ya aku bisa ikut, jika tidak, ya apa boleh buat."

"Aku harap kamu bisa ikut ya, Lia. Adam dan aku pun ikut loh." Lia hanya tersenyum. Dia tidak memutuskan apa-apa. Dia belum sempat bertemu dengan calon mertuanya.

******

"Pagi, Ma," sapa Lia saat Minggu pagi. Dia menyempatkan diri mampir kerumah keluarga Ibramsyah.

"Hai! Pagi, Sayang. Bagaimana keadaanmu disana? Lama sekali kamu tidak kesini. Mama kangen loh." Mira memeluk erat calon menantu kesayangannya itu. Remburat wajah senang dan bahagia terpancar darinya yang sudah lama tidak bertemu dengan Lia. "Bagaimana ujian mu?" tanyanya lagi.

"Lancar ma. Alhamdulillah," jawab Lia. Gadis menis itu duduk bersisian dengan Mira. "Ma, Aku boleh ikut study tour ke Bali?" pintanya.

"Study tour?" tanya Mira. Aulia mengangukkan kepalanya.

"Iya, dengan rombongan sekolah. Berangkat setelah bagi rapor minggu depan."

"Mama sih boleh saja sayang, kamu minta izin mas Bian mu dulu. Masalah biaya nya nanti mama siapkan," tegas Mira. Untuk beberapa saat mereka berbincang santai di halaman belakang. Mira sangat menyukai bunga, halaman belakang rumah penuh dengan bunga-bunga indah. Keakraban yang terpancar dari keduanya seolah memutus rantai jarak diantara mereka. Bak ibu dan anak kandung yang sebenarnya.

"Mas Bian mana, Ma?" tanya Lia kemudian.

"Mas Bian mu belum bangun. Cobalah kamu lihat diatas." Lia berpamitan lalu naik ke atas menuju kamar Bian. Dilihatnya kamar itu masih tertutup. Lia mengurungkan niatnya. Kembali menuruni tangga menuju ruang tengah. "Gimana, Sayang?" Mira mengerutkan kedua alinya.

"Kamarnya masih tertutup, Ma. Aku tak tega membangunkannya," jawab Lia

"Ya, sudah. Kalau begitu Mama pergi ke toko dulu. Nanti mama transfer uangnya ke rekening mu." Mira pergi ke galery dan berpamitan pada Lia. Dengan santun Lia mengambil tangan Mira dan mencium punggung tangannya. "Terima kasih, Ma," ucapnya sebelum Mira pergi menaiki mobilnya.

Suasana sepi menyelimuti rumah itu. Lia duduk di sofa, untuk menghilangkan bosan Lia menghidupkan televisi. Dia mengambil sebotol jus jeruk dan kue di dalam kulkas. Lengkap sudah teman nya untuk menghabiskan harinya. "Sedang apa kamu?" tegur Bian yang baru turun dari kamarnya.

"Mas Bian sudah bangun?" tanya Lia sambil membenarkan posisi duduknya.

"Mama mana?" tanya Bian tanpa menggubris perkataan Lia.

"Mama sudah berangkat ke toko, Mas."

"Aku lapar. Buatkan aku nasi goreng," titah Bian

"Tunggu sebentar, Mas." Lia bangun dari duduknya menuju dapur. Seperti biasanya, Bian selalu memberi perintah, terlebih lagi kalau ada calon istrinya. Dia akan menjadi raja. Bian duduk di sofa menyandarkan kepalanya lebih dalam disandaran sofa, kakinya terjulur diatasnya. "Mas," panggil Lia

"Hmm," jawab Bian tanpa menoleh.

"Makanannya sudah siap. Mau makan disini atau dimeja makan?" tanya Lia.

"Bawa sini saja." Aulia membawakan makanan kepada Bian. Seperti biasanya Bian selalu lahap saat memakan masakan Lia yang lezat.

"Mas," panggil Lia membuka obrolan serius. "Aku boleh ikut study tour ke Bali bersama teman-teman disekolah?" tanyanya lagi.

"Terserah."

"Benar, Mas?"

"Hmm ....."

"Terima kasih, Mas Bian." Lia terlihat senang sekali. Akhirnya dia di izinkan untuk pergi tour bersama teman sekolahnya. "Mas," panggilnya lagi.

"Apalagi?" tanya Bian dengan nada menggertak.

"Temani aku belanja ya nanti sore?"

"Hmm ...." Bian hanya menganggukkan kepalanya. Ya, itung-itung balasan nasi gorengnya ini, batin Bian.

******

"Fix, aku ikut kalian ke Bali."

Klik ....

Lia mengirim pesan WhatsApp pada Dara. Dengan cepat Dara membalasnya.

"Hore! Gitu dong. Oke! Akan aku kabari panitia kalau kamu jadi berangkat."

"Baiklah."

Lia meletakkan ponselnya dimeja. Sudah pukul empat sore. Suara ketukan pintu mengagetkan gadis cantik itu. Lia sedikit terkejut saat melihat Bian muncul di balik pintu. "Mas Bian, ada apa?"

"Ayo cepat!" Lagi-lagi Bian memberikan titah yang harus di turuti Aulia. "Eeh?" Gadis muda itu hanya terbengong mendengar ucapan Bian.

"Jadi belanja tidak nih?" Bian mulai kesal.

"Oh, iya Mas. Tunggu sebentar aku ganti pakaian dulu." Lia menganti pakaiannya. Kemeja tangan panjang berwana orange motif bunga-bunga dipadukan rok plisket hitam polos dengan hijab senada dengan warna bajunya. Sepatu hitam berhak pendek. Wajahnya sedikit dipoles dengan bedak Compact dan lip tint berwarna pink.

Dia menuruni tangga dan menghampiri Bian yang sudah menunggu di depan mobilnya. Bian memandang Aulia dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia tercengang melihat penampilan calon istrinya yang terlihat manis dan anggun sore itu. "Cantik juga anak ini. Dia terlihat lebih dewasa dari terakhir aku melihatnya," gumam Bian dalam hati.

******

Terpopuler

Comments

Afseen

Afseen

hmm dasar buaya liat cwek kinclong dikit udah mlongo

2021-02-27

1

Zuhrah Muin

Zuhrah Muin

panjang tangan itu artinya peecuri, klaubaju lengan panjng itu yg benar.. maaf ya sekedar meluruskan aja bhs yg sy bc td diatas

2021-01-28

3

Marsiti Sentana

Marsiti Sentana

sampai episode ini bahasa penulisan sangat bagus. alur ceritanya jg g bikin mikir...
good job Thor👍👍👍❤️

lanjut ya...😍

2020-11-23

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!