Hari Pertama Di Asrama

"Perkenalkan nama saya Aulia Izzatunnisa, biasa di panggil Lia," ucap Lia saat perkenalan Ospek disekolah barunya. Tiga hari masa Ospek membuat Lia makin menyukai sekolah barunya itu. Sekolahnya besar dan luas. Asrama sekolah ada di bagian belakang sekolah. Disebelah kiri adalah asrama putri sedangkan disebelah kanannya adalah asrama putra. Keduanya hanya dibatasi oleh sebuah tembok.

"Hai. Namaku Dara Febriani. Senang berkenalan denganmu," sapa seseorang pada Lia.

"Hai. Aku Aulia Izzatunnisa. Panggil saja aku Lia. Senang berkenalan denganmu, apalagi kita sekamar bukan?"

"Iya, kita jadi teman sebangku dan teman sekamar." Dara duduk di sebelah Aulia. gadis muda nan periang itu terkesan lincah dan memiliki senyuman manis di bibirnya. "Aku berharap kita bisa berteman baik nantinya."

Aulia tersenyum. Dia membereskan pakaiannya dilemari pakaian. Dua buah tempat tidur dan dua buah lemari berjejer dikedua sisi kamar. Lia mengambil posisi disebelah kanan kamar. Dia pun memasukkan pakaian dan barang-barangnya kedalam lemari. Pukul sepuluh malam, semua siswa diwajibkan tidur. Lia merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.

"Ah, nyaman sekali. Akhirnya aku bisa bersekolah disini. Sekolah yang sama seperti Bang Akmal," ucap Lia dalam hati. Dia memejamkan matanya, menaiki puncak alam mimpinya dengan cepat. Hari pertama nya ini membuat dia begitu lelah namun raut bahagia terpancar dari matanya. Ada kebahagian dan kepuasan batin saat dia bisa diterima disekolah impiannya ini.

******

Matahari pagi bersinar dengan hangat nya. Lia dan Dara sudah siap dengan seragam dan tas sekolah mereka. Setelah sarapan pagi bersama di aula asrama putri, mereka berdua berjalan menuju gedung sekolah. Menaiki anak tangga dan masuk keruang kelas mereka. Lia sangat sangat antusias mengikuti pelajaran. Semangatnya untuk menimba ilmu patut diacungi jempol.

"Hei, temani aku kebelakang asrama yuk nanti," bisik Dara.

"Ada apa?" Lia mengerutkan kedua alisnya. Dara makin mendekatkan diri pada Aulia agar suaranya tak terdengar. "Aku ada perlu dengan seseorang," bisik gadia muda itu sambil mengedipkan matanya.

"Eeh?" Lia terbengong melihatnya. Dara tidak menjelaskan secara detail permintaannya tadi. Dan setelah pulang sekolah dia mengajak Lia menuju belakang asrama. Menyusuri jalan sepanjang tembok pembatas asrama putra dan asrama putri. Diujung tembok Dara berhenti. Ada sebuah pintu kecil disana. Pintu kayu kecil. Dara mengetuk pintu itu tiga kali. Tak lama ada suara balasan dari sana.

"Ayo, cepat Dam!" titah Dara. Sesorang membungkuk dan memasuki pintu kecil itu. Lia terkejut. Seorang anak laki-laki berkacamata dan bertubuh tinggi. Anak itu tersenyum pada mereka.

"Aman?" tanya anak itu.

"Aman!" sahut Dara.

"Ini titipan dari Oom Hendra. Kamu ini selalu ceroboh." Laki-laki yang di panggil Adam itu menyerahkan bungkusan pada Dara. Gadis muda itu hanya mesem-mesem atas kecerobohannya. "Maaf deh, Dam. Terima kasih ya," ucap Dara.

"Ngomong-ngomong cewek cantik disebelahmu siapa, Ra?" Adam melirik pada Aulia. Merasa di pandangi oleh laki-laki asing Lia memalingkan wajahnya. Dia mundur selangkah. Perasaannya tidak nyaman seketika. Dara memperkenalkan Lia pada sepupunya. Adam adalah pemuda yang ramah dan rupawan. Mereka sebaya.

"Hai, aku Adam Firmansyah. Panggil saja Adam." Uluran tangan Adam di sambut ragu-ragu oleh Lia. "Lia. Aulia Izzatunnisa," ucapnya sambil cepat-cepat menarik tangannya.

"Namamu cantik, secantik wajahmu." Adam mulai mencuri pandang pada perempuan cantik di hadapannya. Lia menundukkan wajahnya. Dara tersenyum melihat kelakuan dua orang itu.

"Ehm, halo .... Disini ada orang loh." Adam menoleh pada Dara lalu tertawa. Dia baru sadar kalau Dara masih ada disebelahnya. Adam dan Dara adalah saudara sepupu. Papa Adam dan Ayah Dara adalah kakak beradik. Mereka sangat akrab sejak kecil. Sama-sama masuk disekolah yang sama sejak kecil.

Lia hanya tersenyum melihat dua orang sepupu itu. Dia teringat kenangan antara dia dan Bang Akmal. Dulu waktu kecil dia suka bermain bersama abang satu-satunya. Walaupun selisih umur mereka jauh, lima belas tahun namun dia dan Akmal sangat akrab. Kematian Akmal meninggalkan luka dihati Lia.

******

Tidak semua siswa tinggal diasrama, sebagian siswa pulang pergi sekolah dari rumahnya masing-masing. Hanya siswa dari luar kota saja yang memilih tinggal diasrama. Bagi mereka yang tinggal di asrama diberikan waktu keluar setiap hari minggu pagi hingga minggu sore. Mereka bisa keluar asrama untuk berjalan-jalan. Dara sering mengajak Lia keluar bersama Adam.

"Kamu mau pesan apa, Lia?" tanya Adam.

"Apa saja deh. Terserah kalian." Lia memasrahkan pesanananya pada kedua sahabatnya itu.

"Kalau begitu pancake coklat dua, alvocado green tea dua, vanila royal cake satu dan es kopi satu," kata Adam pada pelayan kafe.

"Makanan disini enak dan harganya terjangkau, kami sering makan disini, recommended banget," celoteh Dara. Adam sedari tadi memperhatikan Lia. Sepertinya laki-laki itu jatuh hati pada perempuan cantik dan solehah itu. Lia jadi salah tingkah dibuatnya. Dia hanya menundukkan pandangannya. Setelah makan camilan sore mereka menuju toko buku, membeli beberapa alat tulis dan buku. Menjelang pukul lima sore mereka sudah sampai di asrama masing-masing.

******

Terpopuler

Comments

Mikey Ackerman

Mikey Ackerman

buset dah, nanti kalo ketahuan tunangannya bisa perang shinobi ke 4!!!!

2021-03-04

1

Nur Sanah

Nur Sanah

kapan nikahnya thor.apa tunggu lia lulus sekolah SLTA yaa.kirain nikahnya diumur 14th

2020-12-18

2

Sri Lestari

Sri Lestari

wah ada cinta di bangku SMA nih

2020-12-16

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!