Pukul 05 pagi Ana terbangun dari tidurnya, ia segera memasuki kamar mandi dan tak lupa dengan baju gantinya. Ana keluar dengan wajah segar ia menengok ke arah dimana Reyhan tidur, Ana ingin membangunkannya untuk mengajaknya sholat Subuh berjama'ah tapi ia urungkan melihat suaminya tertidur pulas.
Ana menjalankan kewajibannya dengan khusu, ia berdo'a kepada sang pencipta untuk kesembuhan ayahnya. Ana melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan suara merdunya.
Reyhan bangun dari tidurnya begitu mendengar suara merdu yang Ana lantunkan, menggetarkan jiwa dan perasaan bagi yang mendengarnya.
Setelah beberapa ayat yang Ana lantunkan, ia membereskan semua peralatan sholat dan merapikannya. Ana keluar dari kamar menuruni anak tangga menuju dapur, mansion besar nan megah menyulitkan Ana mencari dapur.
Ana ingin membuat sarapan untuk keluarga barunya, ia memasak nasi goreng dengan telor mata sapi di atasnya dan beberepa makanan lain. Ana menata makanannya di atas meja dengan rapi.
Nyonya Rianty melihat menantunya sedang menghidangkan beberapa makanan di atas meja, ia menegurnya.
"Siapa yang masak ini semua, aromanya wangi banget. Pasti rasanya enak" Tanya nyonya Rianty penasaran, karna wangi dari masakannya berbeda dari yang biasanya.
"Aku mam, semoga mami suka ya sama masakan Ana" ucap Ana tersenyum mendengar pujian sang mertua.
"Pastii..Tapi kenapa repot-repot bikin sarapan, kan udah ada koki. Takutnya kamu kecapean sayang"ucap nyonya Rianty lembut.
"Enggak papa ko mam, sekalian olah raga"jawab Ana tersenyum manis.
"Ta sudah kalau begitu, mami mau bangunin papi kamu dulu." nyonya Rianty melangkahkan kaki menuju kamarnya untuk membangunkan sang suami.
Ana juga bergegas memasuki kamarnya, ia hendak membangunkan Reyhan untuk sarapan bersama tapi sepertinya Reyhan sudah bangun dan sekarang sedang berada di kamar mandi, karna Ana mendengar suara gemercik air dari dalam.
Ana menyiapkan baju kantor Reyhan di atas sofa lalu membereskan tempat tidur Reyhan.
Setelah di rasa rapi A memegang hendel pintu hendak membukanya, langkahnya terhenti mendengar suara pintu kamar mandi di buka dari dalam.
Ana menoleh ke asal suara dan mendapati Reyhan baru keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk di atas pinggang.
Roti sobek Reyhan terpampang dengan jelas sedikit basah membuatnya terlihat seksi dan menggoda. Untuk beberapa saat Ana terpaku di buatnya.
Ana menyadari tingkahnya langsung menundukan kepala dan melanjutkan langkahnya keluar dari kamar.
Reyhan melihat tingkah Ana hanya geleng-geleng kepala di buatnya. Ia tidak memakai baju yang Ana siapkan karna hari ia tidak kekantor tapi Reyhan akan menjenguk ayah mertuanya yang ada di kampung bersama Ana.
Reyhan menuruni anak tangga dengan baju santainya, langkahnya terhenti melihat kedua orang tuanya berbincang ringan dengan istrinya.
" Morning mami, morning papi"Sapa Reyhan. Tanpa menyapa istrinya.
"Kok cuma kami yang di sapa, istri kamu enggak" Tanya Tuan Bagas heran.
"Ehh ii-yaa, pagi sayang" ucap Reyhan manis dengan sandiwaranya..Ana membalas sapaan Reyhan dengan senyum terpaksa.
Setelah berbasa basi mereka sarapan dengan tenang, merasa berbeda dengan rasa masakannya Reyhan dan tuan Bagas bertanya..
"Tumben rasanya lebih enak dari biasanya"Ucap Reyhan melahap nasi goreng buatan Ana..Sedangkan tuan Bagas hanya menganggukan kepalanya tanda setuju dengan pertanyaan Reyhan.
"Ya iya dong beda, kan istri kamu yang masak" Jawab nyonya Rianty enteng. sedangkan Ana hanya memakan nasi gorengnya dengan menundukan kepalanya tanpa berani mengangkat kepala.
"Uhukkh uhukhh" Reyhan terbatuk mendengarnya, ia menoleh ke samping melihat istrinya menundukan kepala.
'cantik, pintar masak pula' batin Reyhan tersenyum
"Terima kasih.."Ucap Reyhan tulus.
Ana bingung dengan sikap Reyhan kadang baik kadang jahat. Ana membalas dengan senyum manisnya yang membuat Reyhan terpesona di buatnya.
Setelah beberapa saat akhirnya selesai juga sarapan bersamanya, mereka berkumpul di ruang keluarga sedangkan Ana memasuki kamarnya bersiap-siap karna sebentar lagi Ana dan Reyhan menjenguk ayahnya di kampung. Ana mencari baju yang cocok untuknya, semua bajunya bermerek dengan harga tinggi. An mengambil salah satu dress berwana pink sedikit bunga di bawahnya lalu Ana mengambil hels yang sudah sekertaris Arv siapkan.
Serasa sudah rapi dengan penampilannya Ana keluar dari kamar dengan langkah pelan, karna ia belum terbiasa memakai hels..
'Tak tak takk...'suara sepatu.
Reyhan menoleh ke asal suara, ia mendapati Ana sedang menuruni anak tangga dengan pelan. Reyhan lagi-lagi di buat terpesona dengan ke anggunan Ana termasuk Nyonya Rianty dan Tuan Bagas d baut takjub oleh kecantikan menantunya.
Nyonya Rianty menoleh ke arah di mana Reyhan, ia terkekeh geli. Ia menyenggol lengan sang anak menyadarkannya dari lamunan. Reyhan menoleh ke samping melihat kedua orang tuanya menertawakan dirinya, Reyhan menggarukan kepalanya yang tidak gatal.
"Kamu cantik banget sayang"Puji nyonya Rianty. Sedangkan yang di pujinya tersenyum malu.
"Kalian mau berangkat sekarang? Hati-hati ya Rey di jalannya jangan ngebug-ngebut bawa mobilnya takut menantu cantik mammy ini kenapa-napa...O'iya titip salam ya sama orang tua kamu. Maaf mammy tidak bisa ikut karna papih kalian sedang tidak enak badan" lanjut nyonya Rianty panjang lebar dengan sedih, karna tidak bisa ikut menjenguk besannya.
"Kak papa mih, papih cepet sembuh ya.. kami pamit dulu" Ucap Ana menyalami kedua orang tua Reyhan, di sambung Reyhan di belakangnya.
"Ya terima kasih nak, kalian hati-hati di jalan..Kalau ada apa-apa hubungi kami segera" Ucap tuan Bagas memeluk menantu kesayangannya.
Mereka keluar beriringan memasuki mobil mewah Reyhan, sekertaris Arv hendak memasuki mobil tapi di larang oleh Reyhan.
"Arv kamu tidak usah ikut, kamu handle perusahaan saja selama saya di kampung"perintah Reyhan Datar.
"Baik tuan muda" jawab Arv dengan hormat.
Reyhan memasuki mobilnya dan menancapkan gas perlahan.
Di sebuah cafe tempat Ana bekerja, Rina kesepian tanpa sahabatnya. Sudah 4 hari Ana tidak masuk kerja karna sibuk dengan urusan keluarga barunya.
"Sendirian aja lo Rin, temen loe yang sok cantik itu kemana? Kok gak nongol-nongol" Ucap Tina salah satu karyawan cafe yang iri dengan kecantikan Ana.
"Bukan sok cantik, tapi benar-benar cantik.
Emang loe cuma modal wajah tebal kaya ember bolong aja belagu" ucap Rina santai.
"Iya sihh cantik, tapi murahan.." Tina menghina sahabat Rina dengan melipatkan tangannya di dada.
" Maksud loe apaan ngomong gitu.."Rina tersulut emosi mendengar sahabatnya di hina.
"Ya iyalah murahan, gue denger-denger si Ana sudah nikah ya sama om-om, pasti dia cuma ngincer hartanya doang tuh secarakan kemaren ayahnya abis kecelakaan pasti butuh biaya besar. Dari mana coba si Ana dapet tuh duit kalau enggak jual dirinya atau menjadi simpanan om-om..ha haha haa.." di sambut gelak tawa oleh teman tina yang lainnya..
'Llaakkk....
#Kira-kira siapa yang nampar siapa yang di tampar ya???...Penasaran kan ikuti terus ceritanya.
# Jangan lupa tinggalin jejaknya yaa....Biar author semangat nulisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
dyve
Gak papa*
2022-04-27
0
Irmayanti Dara
Suka thorrr😘
2022-03-11
0
kia
Rina jodohin sama asisten ARV kak
2022-03-08
3