'*P*laakkk'
Rina yang tersulut emosi mendengar sahabatnya di hina tidak tinggal diam, Rina menampar dan menjambak rambut Tina dengan brutal. Rina mencakar wajah Tina dengan kuku panjangnya.
Beberapa pengunjung melerai mereka dan memisahkannya.
"Kau tidak tau apa-apa soal sahabatku, jadi tutup mulut busukmu itu atau kau akan tau sendiri akibatnya" Rina mengancam menunjuk wajah kacau Tina.
"Ada apa ini ribut-ribut" tegur pak Menejer baru datang.
"Dia pak yang mulai duluan lihat nih muka saya sampai berdarah" ucap Tina menunjuk Rina.
"Rina kamu masuk ke ruangan saya, dan kamu Tina segera obati luka kamu " ucap Menejer pusing dengan karyawannya..Dalam hati Tina tersenyum senang melihat sang Menejer berpihak kepadanya.
"Tina, kamu juga nanti masuk keruangan saya setelah mengobati luka kamu" lanjut Menejer, senyum Tina pudar begitu mendengar perintah sang Menejer. Giliran Rina yang tersenyum puas.
Rina memasuki ruangan Menejer dengan langkah malas, pasti kena semprot pikirnya.
"Kenapa kalian ribut-ribut, bikin malu saja" setelah Rina dan Tina berdiri di hadapannya.
"Rina tuh pak yang duluan" jawab Tina menunjuk Rina.
"Apa benar Rina..?" Tanya Menejer.
"Tina kok pak yang duluan menghina sahabat saya Ana" Rina berkata jujur.
"Gue bukannya menghina tapi itu memang kenyataannya kok bahwa si Ana sahabat loe jual diri atau jadi simpenan om-om buat biayain ayahnya kecelakaan."jawab Tina tanpa rasa bersalah.
"Loee...." geram Rina.
"Sudah-sudah, kalian semua yang salah.
Silahkan kalian keluar dari ruangan saya, tapi ingat kalau kejadian ini terulang lagi akan saya pecat kalian" pak menejer mengancam mereka.
Tanpa banyak bicara mereka keluar dengan wajah menunduk dan memulai pekerjaan mereka masing-masing.
Di tempat lain, Reyhan dan Ana masih dalam perjalanan menuju kota Ana. Tanpa ada yang berbicara, hanya keheningan yang menemani perjalanan mereka.
Ana bahagia karna sebentar lagi ia akan ketemu dengan kedua orang tuanya.
Setelah beberapa saat akhirnya Ana sampai juga ke kampung halaman karna pak Danu sudah di perbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit dan harus rajin cek up.
Mobil Reyhan memasuki pekarangan rumah orang tua Ana yang sederhana, Reyhan keluar dari mobil memandangi pemandangan sekitar. Udara segar karna kampung Ana terdapat banyak pepohonan sehingga menghasilkan udara segar.
Ana menyusul Reyhan yang keluar dari mobil, langkahnya terhenti di hadapan pintu warna putih sedikit pudar.
"Assalamualaikumm.."salam Ana.
"Waalaikuum salam..",sahut bunda dari dalam.
'*C*ekkllekk...
Pintu terbuka dari dalam.
"Ana.."ucap Bunda memeluk Ana dengan erat.
"bunda, Ana kangen. Gimana kabar bunda sama ayah" tanya Ana setelah mereka melepaskan pelukannya.
"Alhhamdulilah ayah sama bunda baik-baik saja. Tapi pria tampan ini siapa An? Apakah suami kamu?",tanya bunda Ida penasaran pada laki-laki yang berdiri di sebelah Ana.
"Emmhh,,,, kenalin bun, ini Reyhan suami Ana. Maafin Ana bun,.." jawab Ana gugup takut bundanya marah, Ia menundukan kepalanya tidak berani menatap mata sang bunda, Reyhan menyalami tangan bunda Ana dengan sopan.
"Kenapa kamu minta maaf sayang? Seharusnya bunda sama ayah yang minta maaf, karna tidak bisa menghadiri pernikahan kamu" ucap bunda Ida lembut, membawa anaknya masuk ke dalam pelukannya.
"Sudahlah kamu jangan menangis, hapus air mata kamu entar ayah kamu mikirnya bunda yang marahin kamu sampai menangis" canda bunda Ida menenangkan sang Anak.
" Ayo masuk nak Reyhan" Mempersilahkan mantunya masuk..Reyhan memasuki rumah Ana yang sederhana ia duduk di kursi kayu dan mengamati keadaan rumah.
"Maaf ya rumahnya kecil, pasti nak Reyhan gak nyaman" ucap bunda Ida merendah membawakan Reyhan segelas air putih. Sedangkan Ana ia memanggil Ayahnya di kamar.
"Gak papa bun, bunda maafin saya karna meminang putri bunda tanpa meminta restu dulu kepada bunda sama ayah" ucap Reyhan menghadap bunda Ana, ia menyesal karna tidak sempat menemui mertuanya terlebih dahulu.
"Tidak papa nak, bunda sama ayah sudah merestui pernikahan kalian. Bunda titip Ana ya sama kamu, tolong jangan sakiti dia dan bahagiakan dia karna ia permata bagi kami setelah abangnya." Bunda Ida meneteskan air mata..
Ana mendorong kursi roda memperkenalkan sang ayah kepada menantunya.
"Ayah gimana kabarnya" ucap Reyhan berbasa basi setelah menyalami ayah mertuanya.
"Allhamdulilah ayah lebih baik sekarang" jawab pak Danu pelan.
Setelah berbincang di ruang tamu, bunda Ida menyuruh Anak mantunya istirahat. Pasti mereka kelelahan dalam perjalanan pikirnya.
Ana membimbing Reyhan memasuki kamarnya, kasur kecil hanya muat untuk satu orang. Reyhan langsung merebahkan badannya yang lelah di kasur Ana tanpa izin.
Ana Keluar dari kamar ingin membantu bundanya menyiapkan makan malam untuk mereka.
"Loh kok kamu kesini, gak istirahat"Tanya sang bunda.
"Enggak bun, bunda sedang masak apa" tanya balik Ana.
"Bunda masak opor ayam kesukaan kamu" jawab bunda Ida mengulek beberapa bumbu.
"Horeee, aku bantuin ya bun" ucap Ana girang seperti Anak kecil.. Sudah lama Ana tidak masak bareng dengan bundanya karna Ia harus kerja di kota. Setiap gajian Ana selalu mentransfer sebagian gajinya kepada orang tuanya di kampung.
"Akhirnya selesai juga" setelah Ana menghidangkan beberapa makanan di ats meja.
" Ya udah bun aku bangunin Reyhan dulu ya, sekalian mandi badan aku lengket banget", pamit Ana.. Ia memasuki kamarnya mendapati sang suami masih tertidur pulas.
"Ma-s bangun, kita makan malam bersama" Ana membangunkan Reyhan tanpa menyentuhnya..Reyhan tidak menunjukan tanda-tanda bahwa ia akan bangun.
" Mass bangun mas, waktunya makan malam", Ana membangunkan Reyhan dengan menggoyangkan tangannya.
Dengan refleks Reyhan menarik tangan Ana, alhasil Ana terjatuh di atas tubuh Reyhan. Di bawah alam sadarnya Reyhan memeluk guling hangat dengan erat sehingga membuat Ana sesak nafas.
'Nyaman...'batin reyhan.
"Tuu-an.."mata Ana membulat, jantungnya berdetak dengan kencang.
Serasa gulingnya bergerak terus sehingga membuat tidur Reyhan Terganggu, ia membuka matanya lebar-lebar mendapati Ana dalam pelukannya, ia tidak langsung melepaskan pelukannya mata tertuju pada bibir Ana yang menggoda. Reyhan mendekatkan wajahnya sehinga Ana bisa merasakan nafas Reyhan menyentuh kulit wajah Ana.
'Cup...
Reyhan menempelkan bibirnya ke bibir Ana tanpa bergerak, beberapa detik kemudian Reyhan ******* bibir Ana dengan lembut. Mendapatkan serangan mendadak membuat Ana membulatkan matanya.
Ana tidak membalas ciuman Reyhan, hatinya berdetak lebih kencang sehinga Reyhan bisa merasakan detak jantung Ana.
Reyhan melepaskan ciumannya lalu mengusap bibir Ana yang basah karna ulahnya dengan ibu jari.
"Itu hukuman buat kamu karna sudah mengganggu tidur saya" ucap Reyhan enteng tanpa berdosa karna telah mengambil ciuman pertama Ana. Reyhan melepaskan Ana begitu saja, ia melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi untuk mendinginkan badannya yang panas terbawa suasana. Di bawah guyuran air Reyhan tersenyum membayangkan Wajah ana yang kager karna ulahnya.
Ana tersadar dari lamunannya, ia memegang bibirnya yang di cium Reyhan. Ia Merutuki kebodohannya tanpa melawan ia memberikan ciumannya pertamanya kepada sang suami.
#mohon maaf kalau Ada kesalahan dalam penulisan atau alurnya kurang menarik.
mohon d maklumi karna author masih belajar.🙏🙏🙏.
jangan lupa tinggalkan jejak ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Febri Ana
buat reyhan bucin habis thor
2022-06-10
0
Hafiz Faiz
lanjut
2022-06-03
0
Devi Handayani
biasalah kelakuan tuan muda🤔🤔
awalnya munaroh😌
lama bucin😍
abis itu posesif dah😜
hehheehhe😁😁😁😁
2022-05-29
2