Reyhan menghadap penghulu dengan kringat bercucuran, Ia tegang takut salah mengucapkan Ijab qabul. Reyhan lebih memilih bertarung melawan 10 Mafia di bandingkan menghadap penghulu.
"Rilex Rey.."Ucap mami menenangkan anaknya yang gugup, nyonya Rianty mengusap punggung Reyhan dengan lembut. Reyhan menjabat tangan sang penghulu.
"Saya terima nikah dan kawinnya Ayana Larasati bin Danu Irawan dengan mas kawin tersebut di bayar tunai.."ucap Reyhan lantang.
"Gimana para saksi."tanya penghulu.
"SAHHH."ucap saksi.
"Allhamdulilahh.." nyonya Rianty meneteskan air mata melihat anak semata wayangnya menikah.
Dari dalam kamar tamu, Ana meneteskan air matanya. Ia sedih di acara yang penting ini kedua orang tuanya tidak hadir.
"Selamat ya An, akhirnya loe udah sah menjadi istri tuan Reyhan..Semoga pernikahan loe langgeng ya sampai maut yang memisahkan, amin.."do'a Rina memeluk sahabatnya.
"Terima kasih Rin."dengan senyum paksa, karna baginya tidak mungkin pernikahan ini bertahan seperti do'a yang Rina ucapkan. Jelas-jelas cuma 1 tahun tidak lebih.
"Ana ayok keluar."ajak Rina merangkul pundak Ana.
Mereka jalan beriringan memasuki tempat ijab qabul di laksanakan..Ana berjalan dengan anggun nan elegant, kebaya yang di pakainya menjuntai panjang ke lantai.
Mereka terpesona melihat kecantikan sang mempelai wanita, termasuk Reyhan terpaku beberapa saat melihat kecantikan sang istri kontraknya, ia terpesona untuk kesekian kali dengan kecantikan yang di pancarkan istrinya Ana.
Tanpa Reyhan sadari bahwa Ana sudah di hadapannya.
"Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri, untuk mempelai wanita silahkan cium tangan suaminya" perintah penghulu membimbing Ana.. Ana melaksanakan perintah penghulu dengan khidmat.
Ana menyentuh tangan Reyhan dan menciumnya, hati Reyhan berdetak dengan kencang begitu Ana mencium tangannya.
Bibir yang lembut serta tangan yang halus menyentuh kulit Reyhan, seperti di serang listrik menurutnya.
Reyan mendekatkan badannya ia menyentuh kepala Ana lalu menciumnya di kening cukup lama, inilah tempat ternyaman yang baru untuknya.
setelah beberapa saat acaranya selesai, tidak ada pesta mewah mereka menutup acara itu dengan makan malam bersama.
Nyonya Rianty segera membimbing Ana yang kelelahan memasuki kamar Reyhan yang luas nan mewah, karna Reyhan masih berbincang dengan papainya di ruang kerja.
"Sayang, sekarang ini kamar kamu juga. Kamu istirahat ya, kalau kamu mau ganti baju kamu masuk keruang itu di sana ada beberapa baju yang sudah Reyhan siapkan untuk kamu" Nyonya menunjuk ruang ganti.
"Terima kasih nyonya" Ucap Ana menundukan kepala.
"Panggil mamy bukan nyonya, kamu jangan sungkan ya sama mamy. Anggap mamy sebagai orang tua kamu juga, kamu udah mamy anggap anak sendiri sama seperti Reyhan" Ucap nyonya Rianty lembut.
"Teri-ma kasih ma-m" Ucap Ana gugup karna belum terbiasa.
"Baiklah mami keluar dulu ya, sekali lagi selamat atas pernikahan kamu semoga pernikahan kalian langgeng sampai kakek nenek, dan segera di kasih momongan, karna mami udah enggak sabar pengen gendong cucu" cecar nyonya Rianty berbinar mengucapkan keinginannya. Ana tersenyum dengan terpaksa mendengar kata cucu, karna itu tidak mungkin terjadi.
Nyonya Rianty melangkahkan kakinya keluar dari kamar pengantin. Setelah Nyonya Rianty keluar Ana hendak membersihkan badan tapi ia kesulitan membuka resleting belakang kebayanya.
Reyhan memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia mendapati Ana sedang kesulitan membuka Resleting kebayanya.. Hatinya ingin menolong tapi ragu takut ana berpikir macem-macem.
"Tu-uan bi-iisa bantu bukain resleting saya" dengan tanpa malu ia meminta bantuan tuan Reyhan karna ia juga kesulitan membuka resleting kebayanya.
Tanpa menjawab, Reyhan langsung mendekati Ana. ia memegang resleting lalu menurunkannya, secara tidak sengaja Reyhan menyentuk kulit punggung Ana yang bersih nan mulus. Hati berdesir merasakan sesuatu yang sesak di bawah sana..Ana merasakan kulit punggungnya tersentuh ia segera menjauhkan badannya dari tuan Reyhan.
"Terima kasih" Ana buru-buru masuk kamar mandi setelah Reyhan berhasil menurunkan resleting kebaya Ana, hatinya dagdigdug tidak karuan sampai lupa membawa baju ganti.
Reyhan menyadari sesuatu yang tidak beres dengan dirinya, ia keluar dari kamar tujuannya adalah dapur, Reyhab mencari air dingin untuk menyegarkan tububnya yang panas.
Setengah jam kemudian Ana baru selesai dengan ritual mandinya, ia mengeluarkan kepalanya menengok apakah masih ada suaminya di sana atau tidak, di rasa cukup aman. Ana segera keluar dari kamar mandi memasuki ruang ganti dengan buru-buru takut Reyhan melihatnya memakai handuk sebatas paha.
Ia mencari baju tidur untuknya, tapi tidak ada satupun baju tidur yang cocok hanya ada beberapa Lingerie dengan berbagai motif. Ana bingung harus memakai baju yang mana, Ana mengambil salah satu lingerie berwarna merah dan memaikainya. Dari pada cuma pake handuk mending pake Lingerie pikirnya.
Ana keluar dari ruang ganti, ia kaget mendapati Reyhan yang menatapnya tajam.
"Kamu sengaja ingin menggoda saya, saya pikir kamu berbeda dari perempuan di luaran sana. Ternyata sama saja, sma-sama murahan?" Reyhan mencibir Ana dengan tuduhannya, tanpa memikirkan perasaan Ana yang terluka olehnya. Reyhan memasuki kamar mandi tanpa menoleh kepada Ana yang menundukan kepalanya.
Ana terluka mendengar tuduhan sang suami, ia tidak berani melawan tuduhan Reyhan karna itu termasuk persyaratan yang di ajukan Reyhan sebelum menikah.
Sebelum Reyhan benar-benar menutup pintu kamar mandi, ia mengintip Ana yang sedang mengusap air matanya..Sebenarnya ia tak tega, Reyhan sengaja menuduh Ana sebagai perempuan murahan karna ia takut terbawa perasaan.
Ana menyiapkan baju ganti untuk Reyhan, walaupun dalam surat perjanjian tidak termasuk melayani sang suami tapi itu sudah menjadi kewajibannya.
Ana segera membaringkan badannya di sofa panjang yang ada di kamar Reyhan, Ana tidak berani tidur di king sizenya Reyhan karna males berdebat.
Reyhan keluar dari kamar mandi mendapati sang istri sudah tertidur di sofa menggunakan handuk sebagai selimutnya, Reyhan memakai baju yang Ana siapkan. Reyhan ingin segera membaringkan badannya tapi langkahnya terhenti mendengar Ana mengigau menyebut ayahnya.
Reyhan membuka lemari mengambil selimut untuk menutupi tubuh Ana yang kedinginan. Reyhan ingin memindahkan Ana ke kasurnya tapi ia tidak berani, karna mengingat kata-katanya yang kasar.
Reyhan memandangi wajah Ana yang tertidur pulas, ia merapikan anak rambut Ana yang menutupi wajah cantik tanpa make up. Hidung yang mancung, bulu mata lentik serta bibir yang ****. Reyhan mendekatkan wajahnya ingin mencicipi bibir cerry Ana yang telihat sangat menggoda, Reyhan menyadari kelakuannya segera menjauhkan badannya dari Ana karna melihat Ana menggerakan badannya.
'Ada apa denganku' batin Reyhan bertanya-tanya.
Ia melangkahkan kakinya menuju kasur king sizenya, Reyhan membaringkan badannya menatap langit-langit kamarnya hingga Ia tertidur dengan sendirinya.
#Mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan atau alurnya kurang menarik, karna saya masih belajar. mohon bimbingannya🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Cahaya
ko tega sih di biarin tidur di sofa..😔
2022-07-16
0
Nur Hapipah
mantep
2022-06-07
0
Nur Hapipah
mantep
2022-06-07
0