BAB 3 (Hari Pernikahan)

Waktu berlalu begitu cepat, hingga hari yang di nanti pun tiba. Hari di mana Hanan dan Zara akan mengikat janji suci sehidup semati bersama. Juga sekaligus hari yang akan mengantarkan keduanya, pada awal kehidupan yang baru.

Pesta pernikahan pun diadakan di sebuah gedung mewah bertingkat, di padukan dengan nuansa putih berhias bunga dengan warna senada dan lampu-lampu kecil, menghiasi setiap sisi ruangan. Bisa dikatakan ‘Semua sempurna untuk hari yang bahagia ini’.

Tapi, apa yang tidak sempurna? Ya, kedua mempelai pengantin. Dua orang yang tidak saling mencintai, dan memiliki tujuan yang berbeda. Namun di satukan dalam sebuah hubungan yang akan selalu mengikat mereka, ya, pernikahan.

...****************...

Zara menatap kosong pada cermin besar di hadapannya, ia dapat melihat sesosok tubuhnya yang menyedihkan, berbalut gaun pernikahan berwarna putih berhias batu Emerald di tengahnya. Dan riasan tipis sebagai penambah di wajah, menandakan bahwa ialah pengantin wanitanya. Zara merasa kasihan pada dirinya sendiri, ia merasa takdirnya begitu buruk. Karna harus menikah dengan seseorang yang tidak pernah ia cintai

Tiba-tiba terdengar seseorang mengetuk pintu.

“Masuklah, pintu tidak di kunci.” Jawab Zara, dari dalam ruangan.

“Nona, acara hampir dimulai. Sudah saatnya nona untuk turun,” Lapor pelayan itu.

“Ya, terima kasih sudah memberitahu. Aku akan segera turun,”

Zara menarik nafas dalam, sejak tadi tubuhnya bergetar hebat. Ia mulai beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dari kamar menuju lantai bawah.

Pria itu mengulurkan tangannya, membuat Zara yang menunduk itu pun mendongak, untuk pertama kalinya, Zara dapat melihat dengan jelas wajah dan sosok dari pria yang akan menjadi suaminya, Hanan Kourosh.

Ia akui, sang suami memang memiliki wajah rupawan. Bahkan dengan mata biru dan bibir seksinya itu, ia dapat memikat para wanita dalam hitungan menit.

Zara menerima uluran tangan sang suami, dan berjalan bersama menuju tempat yang telah disiapkan untuk keduanya.

Setelah melewati banyak proses dan masing-masing telah menandatangani surat pernikahan. Maka resmilah sudah bahwa Zara dan Hanan menjadi sepasang suami istri.

Di acara yang begitu menyedihkan bagi Zara. Semua orang malah terlihat bahagia di sana, mereka menikmati pesta dan mengucapkan selamat. Walaupun dari belakang mencibir pasangan tersebut. Bagaimana tidak, mereka menilai bahwa Zara dan Hanan sangatlah tidak cocok, bagai langit dan bumi perbedaannya.

"Lihatlah pengantin wanitanya, sangat berbeda dengan pengantin pria, dia tampak sangat buruk dengan tompel besar di wajahnya itu. Bagaimana bisa seorang pria tampan dan kaya dari keluarga terpandang menyukai wanita jelek seperti dia? benar-benar berbeda," Bisik seorang tamu pada tamu lainnya.

"Yah, kau benar sekali. Aku tak habis pikir bagaimana seorang pria tampan seperti dia mau menikahi gadis jelek seperti itu” Jawab tamu lainnya.

Tentu bisik-bisikkan itu terdengar oleh Zara, tapi ia hanya bisa diam menahan dalam hatinya sendiri.

'Aghhh, jika ini bukan hari pernikahanku. Sudah kusumpali mulut kalian itu dengan cabai merah. Lagi pula siapa juga yang ingin menikah dengan pria ini, bukan aku yang ingin menikah dengannya!' Zara

Dengan senyum paksanya Zara menyambut tamu yang datang memberikan selamat. Hingga pernikahan itu selesai tepat pada waktunya.

Hanan yang menerima telepon dari seseorang, segera pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Zara dan meninggalkannya sendiri di pesta.

Aku akui ia memang tampan, tapi ketampanannya itu tak sebanding dengan sikapnya. Ia benar-benar sombong dan dingin, setidaknya ia bisa mengatakan jika ia ingin pergi. Zara.

Lalu seseorang berbadan tegap, dan berjas hitam, datang menghampiri Zara.

"Nyonya, perkenalkan nama saya Huta. Saya adalah sekretaris tuan Hanan, saya mendapatkan pesan, bahwa saya yang mengantarkan nyonya ke rumah. Beliau juga mengatakan ia akan pulang terlambat, karena ia memiliki banyak pekerjaan yang harus di selesaikan"

"Benarkah, jadi apa aku harus pergi saat ini?"

"Ya, tuan menyarankan untuk pergi sekarang,

karna hari juga sudah malam, Nyonya."

"Baiklah, tapi bisakah kau tunggu sebentar, Huta? A-aku ingin berbicara dengan keluargaku.”

"Baik, Nyonya, silakan saja. Saya juga akan menyiapkan keberangkatan anda," ucap sekretaris itu, sembari pergi meninggalkan Zara, untuk menelepon seseorang.

Sementara Huta pergi, Zara menemui sang Paman dan dua adik kembarnya. Ia pamit pada ketiganya untuk pergi. Sang Paman dengan berat hati mengiyakan kepergian Zara, keponakan yang selama ini selalu diperlakukan seperti anak kandungnya sendiri.

"Paman kemana bibi? aku juga ingin berpamitan padanya,"

"Em, bibimu sudah lebih dulu pulang, Zara. Maaf dia tidak bisa menemuimu," balas sang paman.

Mata Zara berubah sendu, "Oh, tidak papa paman, aku tahu bibi juga pasti lelah."

"Nyonya mobil sudah siap, ayo kita pergi!" ucap sekretaris Huta

Mendengar itu, sang paman lalu menyuruh Atzia dan Latzia untuk membawa koper dan mengantarkan Zara pergi.

"Paman aku pergi, ya," ucap Zara mengakhiri percakapan.

Bersama dua adik kembarnya, Zara pun mengikuti langkah sekretaris itu dari belakang. Ketika Huta melihat koper milik Zara yang di bawa oleh Atzia dan Latzia, ia menyuruh sang sopir untuk meletakan barang-barang Zara di bagasi.

"Nyonya silakan masuk," ucap sekretaris itu yang membukakan pintu untuk Zara.

"Terima kasih Huta," ucap Zara lembut.

Sebelum Zara masuk ke dalam mobil, ia terlebih dahulu memberikan pelukan perpisahan pada dua adik kembarnya.

“Atzia, Latzia kakak pergi. Jaga diri kalian baik-baik. Dan ingat, jangan jadi anak nakal dan turuti perkataan Paman dan Bibi, ya, kalian mengerti?"

“Ya, kak. Kami mengerti, kami akan selalu mengingat pesan kakak,” Jawab Atzia.

Setelahnya Zara masuk ke mobil, Huta duduk di depan bersama sang sopir. Tidak ada pembicaraan di dalamnya, yang ada hanyalah keheningan luar biasa.

Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang, menembus keramaian dan hiruk pikuk ibu kota.

Zara yang duduk di belakang tak bisa berkata apa pun dan larut pada pikirannya sendiri. Entah mengapa setelah berpisah dengan keluarganya, perasaannya terasa sesak. Tampak setelahnya, buliran air menitik keluar dari kelopak matanya.

'Paman, Bibi, aku merasa takut, aku merindukan kalian,' Zara.

Beberapa saat kemudian, sampailah mereka pada rumah bertingkat yang begitu mewah dan megah, juga dengan halaman yang begitu luas.

"Nyonya kita sudah sampai!" ucap sekretaris Huta pada Zara.

"Nyonya?"

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Huta melihat ke belakang dan mendapati Zara tertidur pulas.

"Tiba-tiba telepon dari saku Huta berdering nyaring.

"Halo tuan, ya aku telah sampai di depan rumah. Nona Zara tertidur di dalam mobil Tuan di mana? Apa tuan ada di rumah? Oh baiklah tuan."

Huta mematikan teleponnya dan turun dari mobil menunggu Hanan datang.

"Tuan berapa lama kita harus menunggu?" tanya sang sopir pada sekretaris Huta.

"Tunggulah sebentar lagi, Tuan besar akan datang untuk menjemputnya!"

"Oh, Baiklah."

Beberapa saat kemudian keluarlah seorang pria tampan dengan piyama putihnya membuka pintu mobil bagian belakang, yang tak lain adalah Hanan. Ia menggendong Zara yang tertidur lelap.

Melihat itu, Huta segera keluar dari mobil dan melangkah mendekati tuan Hanan.

"Tuan, apakah kau akan benar-benar melakukan ini padanya?"

"Ya tentu saja, kau pikir buat apa aku menikahinya, dia harus merasakan apa yang kurasakan juga Huta"

"Tapi tuan!"

"Sudahlah Huta jangan membelanya, aku sudah lelah, nanti saja jika kau ingin bicara lagi"

Mendengar perkataan Hanan, Huta seketika diam dan merundukkan wajahnya, ia membiarkan tuannya membawa pergi Zara yang tertidur.

"Dan ya, besok aku akan datang terlambat, jadi kau urus sebagian pekerjaanku, kau mengerti!"

"Baik tuan, aku mengerti,"

Hanan pun membawa pergi Zara menuju kamar tidurnya, ia meletakan tubuh wanita muda itu di ranjang dan menyelimutinya.

Terpopuler

Comments

Enni Nuriati Saragih

Enni Nuriati Saragih

masih ragu.

2021-01-14

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

semangat 👍🏻

2021-01-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!