“Hayo bisik bisik apa” ujar Zelin santai tanpa dosa dia tidak mempedulikan ekspresi kaget mereka
“Iss kamu tuh loh ngagetin aja” ujar Shella kesal
“Au nih” timpal Rara dengan wajah yang sama kesalnya dengan Shella
“Hehehehe” Zelin hanya cekikikan
“Eh coba lihat ada sang penggoda di sini” tiba-tiba muncul suara Lesy, hampir semua teman kelas mereka yang sudah hadir di kelas menatap ke arah Rara, namun wajah Rara tampak bodo amat
“Udalah Les gak usah terlalu ikut campur urusan orang lain, kamu lagi gak ada mangsa ya” ujar Shella sinis
“Eh aku tuh ngomong kenyataan ya, kalian semua juga sudah tahu kan bahwa dia sendirilah yang mengendap masuk ke rumah ustadz Azril dan langsung naik ke ranjang beliau, dan yang lebih parahnya lagi dia memberikan obat bius ke ustadz Azril” ujar Lesy dengan suara yang keras dan bernada khas seorang penggosip professional
“Kenapa ceritanya jadi seperti ini, kenapa lagi-lagi akulah yang di salahkan” batin Rara dalam hati
Tettt Tettt Tettt
Bel berbunyi semua orang di kelas yang tadinya berkumpul dekat Lesy kini sudah duduk di bangku masing-masing
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam” jawab seisi kelas dengan kompak namun wajah mereka tertegun ketika melihat sosok ustadz yang baru saja masuk ke dalam kelas mereka, antara senang di ajar oleh ustadz ganteng dan antara sedih karena ketegasan beliau dan kedisiplinan akan peraturan di kelas siapa lagi kalau bukan ustadz Afham
“Dih kok dia lagi sih” gumam Zelin kesal dengan wajah yang di tekuk pasalnya yang seharusnya mengajar pada mata pelajaran ini adalah ustadz Nathan
“Ada apa dengan wajah kamu Zelin tidak terima saya menggantikan ustadz kesayangan kamu dalam mengajar mata pelajaran ini” ujar ustadz Afham sinis namun tegas
Rara menoleh ke arah Zelin “Pak eh salah ustadz gak usah kegeeran donk masih pagi nih” tegur Rara dengan pedenya, dia menyadari ada aura yang berbeda dari kedua orang ini, namun lagi-lagi dia jadi pusat perhatian teman sekelasnya
“Saya bertanya ke Zelin bukan ke kamu” ujar ustadz Afham dingin
“Benar yang di katakana Rara pak gak boleh kegeeran, lagi pula saya sudah melihat ustadz Nathan tadi pagi sebelum berangkat sekolah” ujar Zelin dengan senyum manisnya, siapa yang tidak tahu bahwa Zelin selalu mengejar cinta ustadz Nathan
“Sekarang kamu maju terangkan pelajaran pada bab kemarin” lagi-lagi nada ustadz Afham terdengar tidak bersahabat
Zelin langsung maju ke depan dan menerangkan kembali bab yang kemarin di pelajari, seperti biasa sebelum pelajaran di mulai terkadang para ustadz atau ustadzah menyuruh muridnya untuk menjelaskan sedikit tentang bab yang di pelajari sebelumnya atau hanya sekedar bertanya seputar bab sebelumnya
Setelah selesai menerangkan ringkasan bab kemarin Zelin duduk kembali dengan wajah puasnya
“Hebat kamu pintar juga ternyata” bisik Rara pelan yang membuat Zelin tersenyum puas
Shella langsung menghadap ke belakang sebentar dan berkata dengan pelan “Segala sesuatu yang berhubungan dengan ustadz Nathan apa sih yang gak di lakukan oleh seorang Zelin, bahkan nilai dia yang paling tinggi di pelajaran yang ustadz Nathan ajar”
“Heem sekarang buka bab baru saya akan menjelaskannya” ujar ustadz Afham
Mata pelajaran yang biasanya membuat Zelin bahagia kini terasa hampa karena sosok ustadz yang menggantikan mata pelajaran ustadz kesayangannya
Ketika jam makan siang Rara mendapat panggilan dari ustadzah pengasuhan dengan malas Rara berjalan menuju kantor pengasuhan, siswi akhir jika melakukan kesalahan langsung berhadapan dengan ustadzah berbeda dengan para adik kelasnya mereka akan berhubungan dengan bagian keamanan yang merupakan kakak kelas mereka
Brukk
Ustadzah pengasuhan melempar dua buah kardus rokok kecil di atas meja
“Kenapa kamu merokok, berani sekali kamu membawa barang-barang seperti ini” bentak ustadzah semua guru yang ada di ruangan itu melirik ke arah mereka
“Saya tidak merokok dan tidak membawanya” ujar Rara santai karena dia merasa dirinya tidaklah bersalah
“Benarkah? Lantas mengapa benda ini ada di lemari kamu?” tanya ustadzah sinis
“Saya tidak tahu, ibu eh bukan ustadzah bisa bertanya pada Lesy atau Tari bagaimana benda ini bisa berada di dalam lemari saya, mereka lebih tahu soal itu” jawab Rara dengan datar
“Apa kamu pikir saya percaya, jelas-jelas ini berada di lemari kamu” bentak ustadzah
“Lantas mengapa jika ada di lemari saya apa itu berarti saya bersalah? Sekarang rokok ini ada di meja ustadzah bolehkah saya berkata bahwa anda merokok” ujar Rara yang membuat ustadzah di depannya skakmat
Guru lain melongo mendengar ucapan Rara betapa pintarnya dia dalam berbicara, bahkan tanpa merubah ekspresinya, kebanyakan santri lain jika ketahuan melakukan kesalahan baik itu benar atau tidak mereka akan memasang wajah ketakutan dan kegelisahan meskipun hanya sekilas terutama bagi pihak yang di tuduh tentu akan memohon berkali-kali bahwa dia tidaklah bersalah
“Kamu berani melawan gurumu sendiri” bentak ustadzah yang tidak mau kalah
“Jika saya tidak bersalah kenapa saya takut, dan lagi dalam rokok di perkirakan mengandung 7.000 bahan kimia dan sekitar 70 diantaranya dapat menyebabkan kanker, bahan kimia yang berbahaya antara lain nikotin, karbon monoksida, tar dan benzene dan itu semua terdapat di dalam rokok, semua bahan kimia yang terdapat pada rokok berpotensi merusak sel paru-paru yang kemudian dapat berubah menjadi sel kanker, apakah anda akan berpikir bahwa saya akan membunuh diri saya secara perlahan, hemmm saya tidak sebodoh itu” ujar Rara santai
Para ustadz yang berkumpul di pojokan ikut menyaksikan kejadian itu
“Benar-benar anak kedokteran” gumam ustadz Afham
“Hooh keren amat bininya Azril bukan kaleng-kaleng” ujar ustadz Faishal
“Oh jadi itu yang namanya Rara, istrinya ustadz Azril kenapa dia seperti tidak asing ya” batin ustadz Nathan
“Sekarang kamu berdiri di dekat tiang bendera depan gedung kelas jangan pergi sebelum saya suruh” perintah ustadzah
“Sudah saya bilang saya tidak bersalah” ujar Rara dengan nada tinggi
“Ra kamu jangan seperti itu, bukti sudah ada di depan mata lebih baik kamu terima hukumannya kamu tidak mau kan ustadz Azril sampai mengetahuinya” ujar ustadzah Zahra angkat bicara
“Heh” degus Rara “Lagi-lagi nama pria itu aku sudah muak mendengarnya” batin Rara dalam hati, percuma saja membantah mereka tidak akan pernah mau kalah
“The king can do no wrong” umpat Rara kesal
Sunggul sial hari ini bukannya makan dia malah harus panas-panasan berdiri di terik matahari yang menyengat kulit putihnya, panas sudah pasti apalagi hatinya yang kian semakin memanas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Ririn Chantix
ko azizahnya g ad lgi d cerita
2021-12-28
0
Wani Ikhwani
ustadzah kok kurang berakhlak 😡
2021-11-17
0
Mirta Soriale
kpn mereka jth cinta klu critax sebagian besar bkn Rara sama Azril
2021-08-21
2