“Apa” umi dan abinya tampak kaget, bagaimana bisa Azril memperlakukan istrinya seperti ini, kemarin dia bilang bahwa mereka akan tinggal di kontrakan tau taunya malah di kamar kos yang sempit bagaimana kalau sampai besan mereka tahu
“Rara kenapa kamu gak bilang ke umi sama abi, apa orang tua kamu juga tahu kalau kamu tinggal di tempat seperti ini?” tanya umi hati-hati, beruntung Rara menggelengkan kepalanya itu artinya orang tua Rara tidak mengetahuinya
“Loh umi abi kapan kalian datang?” tanya Azril yang kaget melihat kedua orang tuanya berada di kamar Rara
Plak
“Headshot” batin Rara dalam hati
Satu tamparan mendarat di pipi Azril ketika memasuki kamar tersebut
“Apa begini cara kamu memperlakukan istri kamu, Azril sadar kemana ilmu yang kamu pelajaran hah” bentak abi Azril
“Umi abi dengerin penjelasan aku dulu” ujar Azril memohon
“Penjelasan apa, penjelasan kalau kamu masih belum bisa melupakan cinta lama kamu itu, penjelasan bahwa kamu masih menyalahkan Rara atas apa yang menimpa kamu dan mantan istri kamu” ujar umi sinis
“Apa kamu tahu bagaimana perasaan Rara ketika kamu memperlakukan dia seperti ini” ujar umi pilu
“Perasaan aku sih bahagia melihat wajahnya yang seperti itu, habis aku bosen sih ngelihat wajah datarnya mulu” ujar Rara dalam hati
Azril menatap Rara dengan pandangan yang sulit di artikan namun yang di pandang hanya menunjukkan wajah datarnya seakan-akan tidak peduli atas semua ini
“Abi umi tolong dengerin dulu penjelasan aku”
“Ya aku tahu aku salah tapi cuma ini cara yang bisa aku pikirkan” ujar Azril
“Cara apa maksud kamu?” tanya abinya dengan wajah yang masih tidak bersahabat
“Jujur aku masih berusaha menerima semua ini, aku butuh waktu umi abi aku butuh waktu untuk nenangin diri sendiri, aku takut belum bisa mengontrol emosiku jika sering bertemu dengan Rara, aku takut bakal menyakiti dia” ujar Azril sendu
“Kontrakan yang kemarin aku batalkan karena kamar mandinya sedikit bermasalah, akhirnya aku hanya menemukan kos-kosan ini dengan dua kamar yang jaraknya masih tergolong dekat dengan restoran, aku tahu aku salah tapi aku butuh waktu aku pikir Rara juga membutuhkannya” Azril kembali melontarkan alasannya
Abinya menghela nafas “Lantas apa waktu satu minggu sudah cukup?”
“Sudah abi, bukankah kemarin abi memintaku untuk menggantikan paman Akbar mengurus pesantren di Sidoarjo, maka dari itu kita sudah memutuskan akan pindah besok ke Sidoarjo untuk menggantikan paman Akbar sementara waktu” ujar Azril
Rara yang mendengar itu membulatkan matanya “Apa pindah ke luar kota” teriak Rara dalam batinnya
“Abi umi aku mau mendiskusikan beberapa hal dengan Rara dulu” izin Azril
“Oh ya hari juga sudah semakin sore abi sama umi pamit pulang dulu, urus rumah tangga kamu dengan benar Azril jangan sampai kejadian ini terulang kembali, Azril ini sudah terjadi mau tidak mau kamu harus menerimanya, umi yakin seiring berjalannya waktu kamu pasti akan mencintai Rara” nasehat uminya
“Rara kalau ada suatu masalah kamu bisa menceritakannya dengan kita, jangan sungkan anggap kita ini orang tua kamu juga” ujar abi lembut
“Iya bi” jawab Rara sekenanya
“Kalau begitu kami pamit dulu, besok kami akan mengantar kalian”
“Wassalamualaikum”
Setelah umi dan abi pulang Azril menatap Rara dengan tajam
“Gak aku gak mau pindah ke luar kota” ujar Rara tiba-tiba
“Saya suami kamu sudah sepantasnya kamu mengikuti saya” ujar Azril dingin
“Gak aku gak mau masih banyak urusan yang harus aku kerjakan di sini” kekeh Rara
“Rara ini semua juga karena kamu, kamu puas kan setelah mengadu semuanya ke umi dan abi” wajah Azril terlihat marah
“Mengadu? Cihhhh kamu pikir aku anak kecil apa” ujar Rara sinis
“Gak ada bantahan siapin barang-barang kamu besok kita pindah” perintah Azril
“Gak aku bilang gak mau ya gak mau, aku masih harus kuliah di sini aku juga punya impian” ucap Rara dengan suara yang tinggi, kemarin-kemarin dia sudah menurut dengan kelakuan Azril tapi untuk yang satu ini dia harus mempertahankannya
“Bisa-bisanya kamu mau mencapai impian kamu di saat kamu sudah menghancurkan impian orang lain” ucap Azril sinis dengan nada yang tak kalah tinggi
Deg
“Apa maksudnya, aku gak salah apa-apa, aku gak berniat menghancurkan orang lain” ujar Rara dengan suara yang gentir
“Gak ada bantahan kemasin barang kamu besok kita akan pamit kepada kedua orang tua kamu juga” Azril langsung keluar kamar, pikirannya kacau, sungguh setiap kali melihat Rara emosinya selalu memuncak, bayangan tangisan Azizah terkadang masih terlihat jelas, ntah kenapa dia selalu meluapkan emosinya ke Rara, mungkin dalam hatinya Rara lah yang menghancurkan rumah tangganya
Rara terduduk di atas kasur, dia masih memikirkan perkataan Azril, jadi dia masih menganggap bahwa ini semua salahku gumam Rara, di saat ia sekuat tenaga melupakan masalah yang terjadi kemarin di saat itu pula ada orang yang mengingatkan akan kejadian tragis yang ia alami
“Hallo pa waalaikumsalam”
“Gimana kabarnya papa mama kak Alfred dan kak Dariel?”
“Alhamdulillah semuanya sehat, kamu gimana di sana, kabar suami kamu sama mertua kamu gimana?”
“Alhamdulillah aku baik-baik saja, dia juga baik-baik saja semua sehat”
“Alhamdulillah kalau gitu”
“Pa Azril nyuruh aku ikut dia tinggal di luar kota, katanya dia punya urusan mendadak, aku gak mau pa aku masih mau kuliah”
“Ra sebagai seorang istri tentu saja kamu juga harus menuruti perintah suami kamu”
“Pa tolong lah bilangin aku gak mau pindah, kok papa jadi belain dia sih”
“Bukannya papa belain dia, mungkin dia punya jalan pikirannya sendiri, dia gak mau kamu sendiri di sini”
“Kalau gitu gimana kuliah aku, itu impian aku pa”
“Coba kamu bicarakan baik-baik dengan suami kamu, mungkin kamu bisa tunda kuliah kamu sebentar sampai urusan dia di sana beres”
“Pa gak bisa gitu lah”
“Sayang gimana kabar kamu?” telpon di ambil alih oleh sang mama
“Mama aku kangen”
“Mama juga kangen, mmm katanya kamu mau pindah ke luar kota?”
“Iya ma, tapi aku gak mau aku masih mau kuliah di sini”
“Sayang kamu kan sudah menikah, lebih baik bicarakan dengan suami kamu pelan-pelan dan ambil jalan tengahnya, bener kata papa kamu mungkin dia ingin kamu ikut karena bagaimanapun juga dia membutuhkan kamu sebagai sosok istrinya”
“Belain aja dia terus”
Rara mematikan hpnya dan melemparkannya ke atas kasur
Moodnya rusak dan hancur dia melahap semua donut yang ada di hadapannya untuk melampiaskan semua kekesalannya itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Alanna Th
miriz nian mnikah trpaksa dg ustadz, tp batin dianiaya trs. smoga author segera mmbebaskn rara mnjd wnt mandiri yg tangguh 🙏🙏🙏😞😥
2022-05-31
0
Mbah Edhok
setiap part mash dibuat penasaran ...
2022-03-26
1
Ayam Lucu
awas Ra...kalo emosi terus melahap donut,nnti pipinya jadi gembul kyk donut lho...
2021-11-12
0