***
Kini Rara sudah siap dengan seragam dan tas sekolahnya rasanya seperti dejavu saja
“Kamu masuk kelas mana?” tanya Zelin datar
“12 F” jawab Rara sekenanya
“Eh sekelas donk sama kita semua” ujar Zelin
“Hah aku gak mau sekelas sama pelakor” timpal Lesy
“Aku juga gak mau” Tari tak mau kalah
“Emang kelas punya kalian apa” ujar Zelin datar
“Eh lo kok jadi memihak dia sih” degus Lesy kesal
“Aku gak mihak siapapun lebih baik kita jangan ikut campur urusan orang lain, dah yuk kita berangkat aku masih banyak hukuman gak mau nambah dulu” ujar Zelin yang langsung keluar dari kamarnya
Bel sudah berbunyi
“Assalamualaikum” suara ustadz Afham terdengar hingga membuat kelas yang awalnya berisik menjadi sunyi bak kuburan
“Waalaikumsalam” jawab santriwati sekelas kompak
Ustadz mengabsen nama satu persatu seperti biasa setelah membaca nama paling bawah semua ustadz akan bertanya
“Ada yang belum saya panggil?”
Rara mengangkat tangannya dia duduk paling belakang bersama Zelin
“Loh kamu kok masuk kelas katanya udah lulus?” tanya ustadz Afham semua murid langsung menoleh ke belakang menatap Rara
“Syafeera Halwah Adelard itu nama saya” Rara mengalihkan pertanyaannya
“Saya bingung sama kamu sebenarnya kamu sudah lulus apa belum, apa kamu kemarin berbohong kepada saya?” tanya ustadz Afham sembari memicingkan matanya
“Tidak ada gunanya saya berbohong kepada bapak, saya kemarin mengatakan yang sebenarnya, saya mengulang kelas lagi untuk belajar ilmu agama yah meskipun dengan sedikit paksaan” ujar Rara datar
Semua santriwati melongo mendengar ucapan Rara bagaimana tidak banyak murid yang takut dengan ustadz Afham namun dia mampu berbicara dengan datar dan tegas
“Kamu bilang kemarin kalau kamu sudah masuk kuliah? Kuliah dimana?” tanya ustadz Afham
“Apa bapak pikun perasaan bapak terlihat seperti guru muda, kemarin saya sudah bilang saya kuliah di universitas negeri di Jakarta” ucap Rara datar
“Waaww universitas ternama di Indonesia” ujar teman-temannya kompak
“Saya tidak pikun saya hanya memastikan lagi, jurusan apa kamu?” rasanya Rara benar-benar di interogasi seseorang, namun dia bukanlah tipe pembohong dan bukan pula tipe penyombong
“Kedokteran” jawab Rara singkat dan datar ntah ekspresi apa yang terlihat antara malas menjawab dan berusaha meyakinkan
“Waahh keren” lagi-lagi teman sekelasnya terkagum-kagum hingga sedikit melupakan rumor yang beredar
Ustadz Afham tersenyum sinis “Apa kamu merasa hebat? Sekarang kamu maju ke depan terangkan ke semua teman kamu pelajaran kimia tentang sel volta!” perintah ustadz Afham di kelas itu dialah yang mengajar pelajaran kimia
Dengan pedenya Rara maju ke depan sembari membawa buku kimia di tangannya dengan lincah dia mengambil spidol dan segera menulis serta menerangkan dengan sangat detail
Setelah selesai menerangkan dia berjalan mendekati ustadz Afham “Apa bapak puas?” tanya Rara
“Kamu boleh duduk lain kali panggil saya ustadz kamu harus memanggil semua guru disini dengan sebutan ustadz dan ustadzah”
“Heh” dengus Rara kemudian dia kembali mendudukkan dirinya di bangku sebelah Zelin
“Keren banget” bisik Zelin
“Zelin apa mau kamu saya berdirikan di depan kelas atau mau keluar dari kelas ini, ingat hukuman kamu kemarin belum selesai” tegur ustadz Afham yang melihat Zelin berbisik ke Rara, Zelin langsung menggelengkan kepalanya
“Mending di hukum sama ustadz Nathan deh” gumam Zelin pelan yang hanya mampu di dengar oleh Rara
“Kamu bilang apa?” tanya ustadz Afham yang melihat bibir Zelin bergumam
“Saya bilang baik ustadz” ujar Zelin sembari menundukkan kepalanya pura-pura sopan
Setelah melewati berbagai macam pelajaran Rara tampak frustasi
“Ilmu apa ini kenapa isinya ayat Al-Qur’an yang gundul semua” gumam Rara kesal sembari menggosok kepalanya kasar
“Hahahaha ini bukan ayat Al-Qur’an tapi tulisan Arab” ujar Shella cekikikan mendengar perkataan Rara, Shella duduk di depan Rara
“Sabar ra dulu aku juga gitu kok gak paham sama sekali” ujar Zelin
“Terus sekarang kamu udah paham?” tanya Rara penasaran
“Nah kalau sekarang aku juga gak paham paham” ujar Zelin yang menggaruk tengkuk yang tidak gatal
“Tenang ra aku paham kok kamu bisa bertanya kepada ku, oh ya btw nama ku Shella” ujar Shella yang menghadap ke belakang
“Pretttt kalau kamu paham kamu sudah menduduki kelas A bukan kelas F yang paling bawah” ujar Zelin sinis
“Eh gini-gini aku paham ya, aku tuh lemah di pelajaran umum” ujar Shella bangga
“Wah boleh tuh ajarin kita ya” pinta Rara memelas
“Sebagai teman sekelas yang baik aku akan mengajarkan kalian” Shella menepuk dada pelan hingga menimbulkan suara
“Sombong” ejek Zelin
“Udah yuk ah pulang waktunya shalat dzuhur nanti telat aja ke masjid” ujar Zelin sembari merapikan bukunya
“Eh eh eh tumben trouble maker rajin” Shella melirik horor ke arah Zelin
“Hukuman aku masih numpuk gak mau nambah lagi yuk ra” Rara mengikuti Zelin keluar dan berjalan ke asrama mereka
***
Rara berjalan ke kelas dengan santainya tidak peduli banyak mata yang menatap dirinya aneh, tadi Zelin pergi lebih dulu karena dia mendapat jadwal piket, beberapa santriwati ada yang berbisik ke teman yang berjalan di sampingnya ntah apa yang mereka bicarakan rasanya Rara lah yang menjadi bintang utama di pagi ini
Ketika Rara hendak memasuki kelasnya sayup-sayup Rara mendengar pembicaraan teman sekelasnya
“Masak sih dia kayak gitu gak nyangka tau”
“Iya bener kalau gak gitu gimana coba caranya dia nikah sama ustadz Azril semua orang di pondok ini tahu kan bahwa ustadz Azril itu akan menikahi ustadzah Azizah”
“Tapi gak nyangka aja pakai cara kayak gituan”
“Gak kebayangkan dia udah gak suci lagi”
"Iya kasian banget ustadz Azril dapet istri kayak begituan"
"Lebih kasian ustadzah Azizah lah dia jadi janda sekarang"
Namun ketika Rara sudah memasuki kelas semua orang terdiam saling sikut-menyikut, hampir semua mata menatap ke arahnya, Rara berusaha cuek dan langsung duduk di bangku belakang
“Ra” Shella menghadap ke belaakang dan memanggil Rara dengan bisikan
Rara hanya menaikan alisnya sebagai jawaban
“Semua orang pada membicarakan kamu” bisiknya lagi
“Apa?” tanya Rara santai
“Tapi jangan marah ya, aku tuh memang suka gosip tapi jujur aja aku tidak peduli dengan orang-orang yang di gosip kan” bisik Shella
"Gosip tentang aku lagi kan" ujar Rara yang sudah malas meladeni gosip tersebut
"Hooh bahkan sekarang gosip tentang kamu lebih parah, masak katanya kamu menyelinap masuk ke rumah ustadz Azril dan memberikan obat ke ustadz Azril sehingga dengan leluasa kamu bisa meniduri ustadz Azril" bisik Shella
Brakkk
Suara dobrakan meja mengagetkan Rara dan Shella merekaa berdua spontan melihat ke arah pelaku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments