***
Kini mereka sudah berkumpul di rumah mewah milik keluarga Adelard, tujuannya adalah untuk berpamitan kepada keluarga Rara
Setelah perdebatan kemarin hasil akhirnya dimenangkan oleh Azril mau tidak mau Rara harus memutuskan untuk mengambil cuti kuliah padahal dia baru akan memasuki semester ke dua, dan kini dia akan mengikuti suaminya ke luar kota lebih tepatnya pesantren cabang milik keluarga Azril
Setelah berpelukan mereka mengantar Rara dan Azril ke bandara, Sidoarjo lah yang menjadi tujuan mereka, sepanjang perjalan pasangan suami istri ini hanya saling membisu mereka larut dengan pikiran masing-masing
Sesampainya di bandara sudah ada yang menunggu mereka, yaitu pihak yang di utus dari pesantren, ustadz Faishal namanya beliau juga termasuk teman dekat Azril
Faishal menatap Rara dengan tatapan yang aneh, kabar pergantian pengantin memang sudah sampai di telinganya namun dia belum tahu pasti bagaimana itu bisa terjadi, banyak gosip yang beredar bahkan lebih heboh dari pesantren pusat di Jakarta, di karenakan Azizah merupakan alumni dari pesantren cabang di Sidoarjo mereka bertemu saat Azril di utus untuk menjadi ustadz di sana oleh abinya
Sepanjang perjalanan menuju pesantren mobil terasa sunyi, ada hawa yang tidak bisa di gambarkan sebenarnya Faishal ingin mengajak Azril untuk berbincang-bincang namun ia urungkan karena melihat raut wajah Azril hingga tibalah di tempat tujuan mereka
“Tara ini dia Azril rumah baru kalian, rumah yang sudah di kosongkan khusus untuk pengantin baru” ujar Faishal sembari tersenyum
Azril hanya mengangguk dan mengeluarkan koper di bagasi mobil di bantu dengan Faishal, Rara menatap ke sekelilingnya pesantren di sini tidak sebesar pesantren pusat di Jakarta, bahkan santrinya tentu lebih banyak di Jakarta
“Mari mbak dilihat-lihat dulu rumahnya, mmm kalau boleh tahu siapa ya namanya?” tanya Faishal ramah
“Nama saya Rara” ujar Rara sembari tersenyum tipis
“Makasih banyak fal, kita berdua masuk ke dalam dulu” ujar Azril
“Santai mas bro, kalau gitu aku pamit ya” ujar Faishal, setelah mengucapkan salam orang yang bernama Faishal telah pergi ntah kemana
“Tata baju kamu disini ini kamar kita” Azril membantu Rara menggeret kopernya memasuki kamar
“Kamar kita? Kita sekamar?” tanya Rara
“Iya kenapa? Ada masalah dengan itu? Saya takutnya nanti ada seseorang yang mengadu di belakang” sindir Azril
“Udah aku bilang aku gak pernah mengadu” tentu saja Rara tidak terima dirinya di katakan sebagai tukang adu
Tok tok tok
“Assalamualaikum” terdengar suara salam di sertai dengan ketukan pintu
“Waalaikumsalam” Azril menjawab salam kemudian segera membuka pintu rumahnya, suaranya nampak familiar
“Eh Azahra silahkan masuk” Azril mempersilahkan mantan adik iparnya masuk ke dalam rumah
“Kamu…” Rara mengerutkan dahinya kala menatap manik mata milik Azahra
“Ra ambil minum buat tamu” perintah Azril
Rara membawa tiga gelas air putih dan meletakkannya di atas meja kemudian duduk di samping Azril
“Ra perkenalkan ini Azahra kamu bisa manggil dia dengan sebutan ustadzah, dia merupakan ustadzah di pesantren ini, ustadzah Zahra perkenalkan ini Rara” ujar Azril
Azahra atau kerap di panggil dengan Zahra yang merupakan mantan adik ipar Azril, dia dulu juga mengemban ilmu di pesantren ini sama dengan sang kakak kini dia mengabdikan diri untuk mengajar di pesantren ini
Zahra tersenyum menatap Rara sedangkan Rara malah kebalikannya ada perasaan aneh yang mengganjal pada hatinya
“Itu ustadz saya ke sini mau menanyakan apakah bisa Rara mengajar di pesantren ini kebetulan saat ini kita kekurangan satu guru” ujar Zahra yang membuat mata Rara menjadi bulat
Azril menatap ke arah Rara
“Gak bisa” ujar Rara cepat
“Hah, apa mbak ada ke sibukkan lain?” tanya Zahra
“Jaga rumah” jawab Rara asal
“Ra lebih baik kamu terima saja toh kamu juga gak ada kegiatan disini” tegur Azril
“Gak bisa saya belum dapat gelar rasanya kurang pantas” ujar Rara datar
“Apa menyampaikan sebuah ilmu harus dengan gelar, setinggi apapun gelar kamu Allah tidak akan pernah mempermasalahkannya, orang yang bertakwa kepada Allah lah yang derajatnya lebih tinggi, bahkan sebaik-baiknya orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” ceramah ustadz Azril pun dimulai
“Duh kan jadi ceramah” gumam Rara pelan
“Apa kamu bilang?” tanya Azril sembari memicingkan matanya
“Gak aku cuma nanyak apa yang harus aku ajar?”
“Kimia?”
“Fisika?”
“Matematika?”
“Biologi”
Tanya Rara, anak IPA gitu loh otaknya encer, jurusan kedokteran lagi
“Mmmm bukan itu semua, cuma ngajar baca Al-Qur’an untuk kelas 7 kok” ujar Zahra
Jjjddddeeeerrrrrr
Rara tersentak mendengar permintaan itu bagaimana bisa dia mengajar Al-Qur’an jika dirinya sendiri saja belum lancar dalam membaca Al-Qur’an
“Mmmm kalau itu saya gak bisa” ujar Rara ragu-ragu, hancur sudah harga dirinya orang yang sering di puji-puji temen bahkan para gurunya karena kepintaran dia di sekolah kini kebalikannya roda memang selalu berputar
“Kenapa mbak, ada yang salah, cuma ngajarin baca Al-Qur’an kelas 7 saja kok” ujar Zahra
“Cih ini orang sengaja ya seakan-akan dia menekankan kata CUMA NGAJARIN BACA AL-QUR’AN KELAS 7 SAJA” batin Rara kesal
“Jangan bilang mbak gak bisa baca Al-Qur’an” ujar Zahra sembari tersenyum
“Terus kenapa kalau gak bisa baca Al-Qur’an, lantas kamu sendiri apa kamu masih ingat dengan rumus fisika, rumus matematika, gak juga kan gak usah sok deh jadi orang” ujar Rara yang sudah terpancing emosi
“Rara cukup, harusnya kamu malu sebagai muslimah tidak bisa membaca Al-Qur’an bahkan anak kecil saja sudah banyak yang bisa” tegur Azril dengan nada tinggi
“Bukan gak bisa cuma belum lancar aja” ujar Rara sembari cemberut
“Maaf mbak bukan maksud saya seperti itu, jujur tadi saya hanya bercanda saja” ujar Zahra yang merasa bersalah
“Bercanda ....” belum sempat Rara berbicara sudah di potong oleh Azril
“Ra kamu masuk dulu ke kamar” perintah Azril
Setelah itu ntah apa yang mereka bicarakan Rara sudah tidak peduli lagi dia langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan tidur terlelap
***
“Ra ada sesuatu yang harus saya bicarakan pada kamu” ujar Azril sehabis shalat shubuh di masjid
“Apa?” tanya Rara datar
“Setelah saya pikir-pikir kamu lebih baik tinggal di asrama putri beserta santriwati lainnya” ujar Azril langsung to the point
“Hah, gak aku gak mau” tolak Rara
“Ra kamu sadar gak sih, kamu itu jauh dari kata muslimah, tidak menutup aurat dengan benar bahkan kamu sering keluar tanpa mengenakan kerudung, tidak memiliki ilmu agama sama sekali bahkan tidak bisa membaca Al-Qur’an” ujar Azril yang mampu menusuk hati Rara, tepat sasaran
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Mbah Edhok
Azahra ... ?! ... ? ...?
2022-03-26
0
NaNa
duh , sakitnyaa.....
kalaupun nanti udh bisa ngaji , jngn jadi cwe kalem deh ra ... karna cwe bawel itu bnyak yg suka 🤣🤣🤣🤣 aq juga udh pernah nyanti kox .. tenang aja kmu ada temenya ra 😂😂😂
2022-02-02
0
Netty S
nah kan ktauan siapa dlangny
2021-10-27
0