***
“Rara Rara bangun shalat shubuh di masjid” guncangan di bahu Rara berhasil mengusik tidur lelapnya, Rara mendudukkan dirinya dan berusaha mengumpulkan nyawanya
“Ra bentar lagi telat lo ayo ke masjid” ujar Zelin yang merupakan teman sekamar Rara
Setelah shalat shubuh semua santri membaca Al-Qur’an, setelah membaca Al-Qur’an waktunya untuk mandi serta sarapan di tempat yang telah di sediakan
Rara membaca jadwal harian di kertas yang kemarin di berikan oleh ustadzah Zahra, pukul 7 pagi waktunya sekolah lantas aku harus ngapain kan aku dah lulus batin Rara
“Ra di panggil sama ustadzah pengasuhan kamu pikun ya, hukuman buat kamu sedang menanti di sana” ujar Tari sinis
Rara mengenakan hijabnya dan berjalan menuju kantor pengasuhan dengan langkah yang malas
Tok tok tok
Rara mengetuk pintunya, setelah mendengar perintah masuk dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan
“Sekarang kamu bersihkan depan kantor ini sampai bersih, ini hukuman buat kamu, ingat jangan kamu ulangi lagi” ujar ustadzah pengasuhan, Rara mengambil sapu dan mulai menyapu lantai depan kantor dari ujung hingga ke ujung, tentu saja bukan cuma menyapu bahkan ia juga di suruh mengepel lantai
Tettt tettt tettt
Jam menunjukkan tepat pukul 7 pagi itu artinya bel sudah berbunyi dan semua santri di harapkan untuk masuk kelas tepat waktu, sedangkan Rara baru selesai membersihkan depan kantor, tentu saja dengan wajah watados nya ia hendak kembali ke asrama untuk membersihkan badan
“Kenapa kamu gak masuk kelas?” suara ustadz menghentikan langkahnya, Rara celingak-celinguk siapa yang ia maksud pasalnya saat ini di depan kantor cuma ada mereka berdua, para ustadz dan ustadzah juga sudah memasuki kelas untuk mengajar dan ada beberapa yang berada di ruangan karena tugas lain
“Saya bertanya sama kamu” ujarnya lagi
“Untuk apa saya masuk kelas pak saya kan dah lulus” ujar Rara santai
“Kamu murid baru?” tanya ustadz itu lagi
“Gak saya gak mau jadi murid di sini, saya cuma mau numpang belajar baca Al-Qur’an aja” ujar Rara yang membuat dahi ustadz Afham berkerut
“Gak usah banyak tingkah, kamu sudah telat masuk kelas tidak mengenakan seragam lagi sekarang masuk ke kantor guru” perintah ustadz Afham
“Eh enak aja bapak suruh saya pakai baju anak SMA lagi saya ini udah lulus seharusnya saya sedang kuliah namun saya mengambil cuti demi belajar baca Al-Qur’an di sini” jelas Rara yang malah membuat ustadz Afham semakin bingung
“Assalamualikum”
“Waalaikumsalam” Rara dan ustadz Afham menjawab salam dengan kompak
“Eh ada mbak Rara di sini sedang apa mbak?” tanya ustadz Faishal
Rara terdiam sejenak melihat pria yang baru saja datang “Jangan terlalu lama memandangnya” tegur ustadz Afham namun Rara masih saja melihat sembari mengingat siapa orang ini
“Ah yang kemarin jemput di bandara itu kan, siapa namanya?” tanya Rara yang sudah ingat makhluk yang baru nongol ini
“Segitu susahnya kah mengingat saya, mmm panggil saja ustadz Faishal” ujar Faishal
“Kamu kenal sama anak songong ini?” tanya Afham ke Faishal
“Jangan bilang kamu gak kenal? Hadeuhhh ini tuh kakak ipar kamu, eh kakak ipar sepupu eh apa lah itu namanya” ujar Faishal
“Gak usah berbelit-belit gituh katakan yang jelas” Afham semakin dibuat bingung oleh ucapan Faishal
“Istrinya Azril” degus Faishal yang membuat Afham segera menatap Rara dari atas hingga bawah dan langsung memalingkan mukanya, iya dia dan keluarganya baru saja pulang dari umrah sehingga tidak dapat menghadiri acara pernikahan Azril
“Sejak kapan istrinya Azril berubah wujud jadi anak di bawah umur?” ujar Afham spontan
“Heh pak enak aja bilang saya di bawah umur, umur saya udah 18 tahun beberapa bulan lagi mau 19 tahun” ujar Rara yang tidak terima di katakana masih anak di bawah umur
“Permisi pak, permisi ustadz Faishal saya mau ke kamar dulu” pamit Rara
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam” jawab mereka bertiga kompak
“Permisi ustadz Afham ustadz Faishal saya ada perlu dengan Rara” ujar ustadzah Zahra sopan
“Haisshh kapan istirahatnya” degus Rara pelan namun semua orang mendengarnya
“Ra kenapa kamu tidak masuk kelas?” tanya ustadzah Zahra
Apalagi ini ya Allah ternyata segini banyaknya dosa yang aku perbuat hingga Engkau mengutus orang-orang aneh ini
“Saya gak mau masuk kelas, saya gak mau mengenakan seragam anak SMA, saya tegaskan sekali lagi saya sudah lulus dan memiliki ijazah SMA bahkan saya sudah di terima masuk universitas negeri di Jakarta dan sudah menempuh masa kuliah selama satu semester, saya kesini cuma mau belajar baca Al-Qur’an titik, ada pertanyaan?” tanya Rara sembari menatap wajah ketiga orang ini satu persatu
Ustadz Afham menggelengkan kepalanya ketika Rara menatapnya begitu pula ustadz Faishal namun berbeda dengan ustadzah Zahra
“Kalau tidak ada saya permisi dulu wassalamuaikum” Rara segera pergi dari tempat yang membuat mood paginya hancur lebur, namun ustadzah Zahra mengejarnya
“Ra ustadz Azril sudah menitipkan kamu kepada saya, beliau juga berpesan agar kamu juga mempelajari ilmu-ilmu agama lainnya bukan cuma membaca Al-Qur’an saja, di kelas nanti akan diajarkan pelajaran umum sama agama maka dari itu saya menyuruh kamu masuk kelas” Zahra berusaha menjelaskan
Percuma saja menolak ra lebih baik aku ikutin aja mau mereka batin Rara
“Ok besok saya masuk kelas tapi saya gak punya seragam” ujar Rara datar
“Kamu tenang saja saya sudah menyiapkan semuanya mulai dari seragam sama buku-buku pelajaran” ucap Zahra sembari tersenyum manis
“Kelas apa yang harus saya masuki?” tanya Rara datar
“Kelas 12 F lantai bawah paling pojok” ujar Zahra, Rara hanya mengangguk dan segera pergi menuju asramanya untuk membersihkan diri dan beristirahat
“Gak enak banget sih tinggal di sini, kasurnya sempit, kamar mandinya kotor mana belum makan lagi laper banget, gara-gara ustadzah tadi nyebelin banget” gerutu Rara yang sedang rebahan di atas kasur
Sehabis shalat dzuhur Rara bergegas ke dapur tempat para santri mengantri makanan “Makan aja harus ngantri segini banyaknya, mana lauknya gak enak lagi”
Pukul setengah sepuluh adalah waktunya untuk istirahat Rara segera merebahkan tubuhnya di kasur setelah tadi dia mengikuti semua kegiatan di pondok rasanya bener-bener tidak enak, apa-apa harus ngantri peraturan dimana-mana belum lagi tidak sedikit santriwati yang menatapnya dengan tatapan tidak suka ntah kesalahan apa yang ia perbuat hingga semua ini terjadi pada dirinya
“Akhh kapan aku bisa keluar dari sini” gumam Rara “Sabar ra kamu harus sabar kamu kuat ya kamu pasti bisa” Rara menyemangati dirinya sendiri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Alanna Th
thor, jngn bikin rara mncintai swami lknt spt azril, d luar psntrn msh bnyk yg minat sm rara. bwt rara brhsl jd dktr, trus libaz smua yg bikin dia susah y 🙏🙏😞😥😵
2022-05-31
0
Sipakyah Sipakyah
ngaku ustadz kok istri di tlatarin seharunya dia yg membimbing nya
2022-03-24
0
Yuli Amoorea Mega
kabur aja Ra....
2022-02-19
0