Kakek Azril tersenyum melihat keluarga mereka masing-masing, dulu Atha dan Lard masih remaja namun dalam sekejap mata kini mereka sudah memiliki keluarga masing-masing
“Sudah sekarang kita menuju masjid untuk acara akad nikah biar cepat halal” ujar kakek Azril
Ketika kedua mempelai sudah hadir di sana berbagai macam pikiran para tamu mulai berputar di otak mereka
“Wahh beruntung ya ustadz Azril dapet wanita yang masih muda banget mana cantik dan manis lagi” itulah pemikiran para santri
“Loh kok calonnya berubah, bukannya kemarin sama Azizah ya” itulah pemikiran para sahabat karib Azril yang menjadi ustadz di sana yang juga ikut menghadiri acara pernikahan Azril dua hari yang lalu
“Eh kirain sama ustadzah Azizah apa aku yang salah info ya” itu merupakan pikiran para ustadz-ustadz di sana yang tidak menghadiri acara pernikahan Azril dua hari yang lalu
“Saya terima nikahnya Syafeera Halwah Adelard binti Masrur Husain dengan mas kawin tersebut di bayar tunai” Azril mengucapkan ijab kabul dengan lantang namun sayang sekali itu membuat bapak penghulu mengerutkan dahinya begitupula semua keluarga Rara dan Azril, jabatan tangan papa Rara kini malah semakin menguat hingga membuat Azril bingung serta menahan tekanan di telapak tangannya
“Azril nama saya DAVID ADELARD bukan MASRUR HUSAIN” ujar papa Rara dengan penuh penekanan, Azril terkejut bagaimana mungkin dia menyebut nama mantan mertuanya
“Heem maaf mohon di ulangi lagi” ujar Azril canggung
“Saya terima nikahnya Syafeera Halwah Ramadhani binti David Adelard dengan mas kawin tersebut di bayar tunai” ujar Azril namun suaranya tidak selantang yang pertama
Krik krik
Tidak ada suara panduan untuk mengatakan sah, Azril mengerutkan dahinya bingung perasaan dia sudah mengucapkan nama mertuanya dengan benar dan lagi-lagi jabatan tangan sang mertua terasa lebih kuat
“Heem” penghulu berdehem untuk mencairkan suasana
“Anu ini suaminya mau mengakikohkan calon istrinya lagi ya, kok main ganti nama anak orang aja” ujar penghulu sembari tersenyum, semua yang ada di dalam masjid tertawa mendengar perkataan sang penghulu lagi-lagi Azril salah mengucapkan ijab kabulnya, sementara di belakang mereka keluarga Rara sudah mulai memanas
“Jangan grogi mas santai saja, tarik nafas perlahan eh jangan di buang nanti mubazir” gurau sang penghulu yang membuat para tamu tertawa lagi
“Gak pa pa salah biar pernikahan ini di kenal sepanjang masa oleh semua orang yang hadir disini, saya tau ini yang pertama kali dan In Syaa Allah akan menjadi yang terakhir buat mas” ujar sang penghulu untuk menetralkan suasana
Pertama? Tentu saja ini bukan yang pertama melainkan yang kedua
Grogi? Tentu saja bukan karena grogi melainkan karena ketidak siapan dan sedikit ketidak relaan yang mengganjal di hatinya, maka secara tidak sengaja ia salah dalam mengucapkan ijab kabulnya
Azril hanya terdiam mimik wajahnya seperti sedang tertekan, malu sudah pasti apalagi semua para tamu di sini sudah mengenal Azril, ya terutama malu dengan santri-santrinya seakan-akan kewibawaannya runtuh begitu saja
“Mmmm anu kalau bisa biar saya saja yang mengucapkan ijab kabul” ujar Rara dengan pedenya yang membuat semua orang melongo dan kembali tertawa, apalagi penghulunya yang tertawa terbahak-bahak baru kali ini ada mempelai wanita yang ingin mengucapkan ijab kabul
“Rara kamu apa-apaan sih jangan malu-maluin coba, mana ada mempelai wanita mengucapkan ijab kabul” ujar mama Rara yang menyikut lengan sang putri
“Udah terlanjur malu ma, biarin aja, emang gak boleh ya? sekalian membuat sejarah baru” tanya Rara memastikan, sebenarnya ia tahu bahwa biasanya yang mengucapkan ijab kabul adalah mempelai pria lantas dia yang minim agama tentu saja tidak mengetahui hukum mengucapkan ijab kabul bagi seorang wanita itu boleh atau tidak
“Heem begini ijab kabul itu di ucapkan dari orang tua atau wali mempelai wanita kepada calon mempelai laki-laki yang artinya wali mempelai wanita itu menikahkan putrinya kepada calon mempelai pria, jadi otomatis ijab kabul harus di ucapkan oleh mempelai pria bukan wanita” ujar penghulu, Rara hanya menganggukkan kepalanya
“Yah gagal deh membuat sejarah baru” ujar Rara tanpa rasa malu, para tamu kembali tertawa begitupula dengan penghulu
“Jadi apakah pernikahan ini akan di lanjutkan?” tanya sang penghulu sembari mengulum senyumnya
“Iyalah” ujar semua keluarga Rara dan Azril yang hampir berbarengan
“Konsentrasi, pikiran harus tenang, jangan gugup dan ucapkan bismilah terlebih dahulu, ayo mari kita mulai” ujar sang penghulu
Azril mulai menjabat tangan papa Rara lagi, setelah kata demi kata yang di ucapkan oleh papa Rara kini giliran Azril
“Bismillahirrahmanirahim”
“Saya terima nikah dan kawinya Syafeera Halwah Adelard binti David Adelard dengan mas kawin tersebut di bayar tunai” ujar Azril dengan suara yang kembali ia lantangkan
“Bagaimana para saksi sah?” tanya sang penghulu
“SAH” ujar seluruh tamu dengan suara yang lantang dan keras
“Alhamdulillahirabbilalamin”
Para tamu undangan mengucapkan berbagai macam ucapan selamat kepada kedua mempelai, tidak ada yang spesial dari acara pernikahan tersebut sungguh sangat berbeda jauh dengan acara pernikahan Azril dan Azizah
“Kamu poligami? wih mantap bro punya dua istri dalam seminggu” bisik ustadz Alif di telinga Azril saat hendak mengucapkan selamat
Azril menggelengkan kepalanya “Ceritanya panjang” ujar Azril pelan
“Hutang penjelasan nte” ujar ustadz Zidan yang ikut nimbrung dengan suara yang sangat pelan
Setelah acara selesai mereka kembali ke rumah kakek Azril, kini keluarga Rara sedang berkumpul di sana, sedangkan keluarga Azril masih menangani urusan yang berkaitan dengan pondok
“Rara nanti sore papa sama mama pulang ya” ujar papa Rara
“Rara ikut” ujar Rara dengan suara yang memelas
“Gak bisa donk, kan sekarang sudah jadi istri orang, kemanapun suami kamu tinggal maka di situlah kamu juga harus tinggal, kecuali kalau ada pekerjaan yang harus suami kamu urus” papanya menasehati
“Kak Alfred dan kak Dariel juga pulang?” tanya Rara, itu berarti dirinya sendirian di sini karena tidak ada orang yang ia kenal
“Gak ah kakak gak mau pulang, kakak mau ngintipin malam kedua kamu aja” ujar Dariel asal
Plakk
Alfred memukul bahu Dariel “Kamu mau aku bongkar rahasia kamu” ujar Alfred tajam
“Eh kak aku kan cuma bercanda, adikku tersayang kakak nanti juga harus pulang kapan-kapan kakak bakal jenguk kamu kok” ujar Dariel yang langsung pindah duduk di dekat Rara dan merangkul bahunya
Wajah Rara terlihat sedih untuk pertama kalinya dia harus tinggal berpisah dari orang tuanya serta kakak kakaknya
“Jangan sedih donk, anak mama kan kuat” ujar mamanya sembari tersenyum
_______________
Jan lupa like comment and vote, terimakasih semua bagi para pembaca 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Mbah Edhok
sedih apa bahagia? ...
2022-03-26
0
Naira Hawa
ngakak gak berenti2 🤣🤣🤣🤣🤣
2022-03-04
0
Wani Ikhwani
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-11-15
0