Ch. 18 - Diminta untuk memimpin pasukan
Badai pasir itu semakin mendekat, Tingginya mencapai ratusan meter. Tetapi, kakek tua itu mengambil tongkatnya.
Tap ... tap ... tap ... ia berjalan mendekati badai pasir itu.
"Kakek, bahaya, cepat kita berlindung!" ucap alisya, dengan merasa khawatir kepada kakek tua itu.
"Benar, diluar sangat berbahaya. cepat masuk ke tenda kakek," ucap albara, dengan merasa khawatir.
"Anak muda, jangan khawatir," ucap kakek tua itu, dengan merasa sangat percaya diri.
Kakek tua itu mengangkat tongkatnya, sambil berjalan mendekat ke badai pasir itu. albara dan alisya merasa sangat keheranan dengan kakek itu.
Dengan merasa panik, alisya berkata,"Kakek! apa yang kau lakukan? diluar sangat berbahaya!"
"Tunggu Asistenku, sepertinya dia bukan orang biasa. sebaiknya kita lihat apa yang akan terjadi," ucap albara, dengan merasa penasaran.
"Tapi ... " ucap alisya, dengan sangat khawatir.
"Tenang saja ... semua akan baik-baik saja," ucap albara, dengan merasa percaya diri.
Kakek tua itu mengangat tongkat yang ia bawa. tiba-tiba, keluar sebuah cahaya dari atas langit. Cahaya itu bersinar sangat terang, cahaya itu menerangi badai pasir itu.
"Wahai pengikutku, aku adalah tuanmu. jangan kau menakuti penjelajah muda ini. aku memintamu untuk kembali, ini perintah dariku!" ucap kakek itu, dengan merasa senang.
Tiba-tiba, badai pasir itu menjawab pertanyaan kakek tua itu, badai pasir itu menjawab perkataan kakek itu. terdengar suara,"Tuanku, maafkan aku karena telah menakuti penjelajah itu. Aku akan kembali ke tempatku," ucap suara yang keluar dari badai pasir itu.
"Kembalilah, dan jangan pernah melakukan ini lagi!" ucap kakek tua itu, dengan merasa sedikit memaafkan pengikutnya.
"Baik tuanku," Suara itu berasal dari badai pasir itu.
Push ...
Tiba-tiba, badai pasir itu menjauh dari tempat itu. Badai pasir itu tiba-tiba menghilang dari depan mereka.
Tongkat yang kakek tua itu bawa, tiba-tiba menghilang. Albara tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, begitupun dengan alisya, mereka sangat kagum dengan kekuatan kakek tua itu.
"Asistenku? se-sebenarnya apa yang sudah terjadi?" tanya albara, dengan sangat keheranan.
"Tuan penjelajah, a-aku juga tidak tau apa yang sudah terjadi? S-sebenarnya siapa kakek ini?" tanya alisya, dengan sangat penasaran.
"kakek, siapa sebenarnya dirimu?" tanya alisya, dengan merasa sangat penasaran.
"Hahaha, anak muda, maaf aku telat memperkenalkan diri, namaku adalah syah be. sebenarnya, aku sudah lama menjaga gurun ini. aku tinggal di gurun ini, gurun ini adalah rumahku dari kecil," ucap syah se, dengan merasa sangat senang mengatakan itu
"Rumah dari kecil? a-apa kau tinggal di gurun ini dari kecil?" tanya albara, dengan merasa penasaran.
"Benar anak muda, kurang lebih, aku sudah tinggal di gurun ini selama beberapa abad," ucap syah se, dengan merasa senang.
"Haa? be-beberapa abad? Se-sebenarnya siapa kau?" tanya albara, dengan merasa sangat penasaran.
"Kakek, maafkan tuan penjelajah karena sudah tidak sopan masuk ke dalam tendamu," ucap alisya, dengan merasa sangat bersalah.
"Gadis muda, tidak perlu khawatir. memang benar aku hidup selama lebih dari 300 tahun," ucap syah se, dengan merasa senang.
"Ha? 300 tahun? a-apa kau serius? " tanya albara dan alisya, dengan sangat penasaran.
"Terserah jika kalian percaya atau tidak. aku hanya mengatakan sejujurnya. kalian, aku ingin meminta bantuan kalian," ucap syah Se, dengan merasa khawatir.
"Ba-bantuan?" tanya albara dengan sangat penasaran.
"Benar anak muda, aku ingin kau membantuku," ucap syah se, dengan merasa senang.
"Tapi ... sebenarnya kami sedang melakukan perjalanan," ucap alisya, dengan merasa khawatir.
"Tenang saja anak muda. aku sudah tau apa yang kalian inginkan. kalian sedang mencari libe, aku mempunyai peta dimana batu itu disimpan," ucap syah se, dengan merasa sangat senang.
"Baiklah, kami akan membantumu. asisten apa kau ingin membantunya?" tanya albara dengan merasa penasaran.
"Em! tentu saja, aku adalah asistenmu. aku pasti akan selalu mendukung semua keputusanmu," ucap alisya, dengan merasa sangat senang.
"kalian memang pasangan serasi. aku beruntung melihat hubungan cinta seperti ini," ucap syah se, dengan merasa senang.
"Heh, ka-kami ha-hanya ... " ucap alisya, dengan merasa sangat gugup.
"Tidak perlu menyembunyikanya gadis muda. aku tau kau menyukai anak muda ini, aku sudah tau semuanya," ucap syah be, dengan merasa sangat senang.
"A-aku ... " ucap alisya, dengan merasa sangat gugup.
"Sudahlah kakek se, sekarang beritau aku, apa yang ingin aku bantu?" tanya albara, dengan merasa pensaran.
"Anak muda, sepertinya kau sangat bersemangat. begini, sebenarnya sebagian gurun ini dikuasai oleh pasukan asing. aku ingin kalian mengalahkan mereka," ucap syah be, dengan merasa senang.
"Apa? a-apa kau ingin aku berperang melawan mereka?" tanya albara, dengan merasa sangat penasaran.
"Benar, mereka sudah berani menguasai wilayahku, aku ingin meminta bantuan kalian," ucap syah be, dengan merasa sedikit bersemangat.
"Berapa jumlah pasukan itu?" tanya albara, dengan merasa penasaran.
"Lebih dari 200 orang. semuanya bersenjata lengkap," ucap syah be, dengan merasa senang saat mengatakan itu.
"A-APA? K-kau ingin kami hanya berdua melawan musuh yang lebih dari 200 orang? apa kau bercanda?" tanya albara, dengan merasa keheranan.
"Kakek se, apa kau yakin kami bisa melawan mereka?" tanya alisya, dengan merasa penasaran.
"Tidak aku serius. tenang saja, tidak mungkin aku meminta kalian berdua bertarung melawan mereka, pasukan kita berjumlah 50 orang. itu mungkin cukup untuk mengalahkan mereka," ucap syah be, dengan merasa senang.
"50 orang? dimana pasukanmu?" tanya albara, dengan sangat penasaran.
"Pasukanku, ada dibelakangmu," ucap syah be, dengan merasa sangat senang.
"Di-dibelakang?" tanya albara dan alisya, dengan merasa penasaran.
Mereka menoleh ke belakang, ternyata, mereka tidak menyadari jika dibelakang mereka ada banyak orang. albara dan alisya sangat keheranan dengan semua itu, mereka sebelumnya tidak pernah melihat adanya pasukan di tempat itu.
"Ka-kakek se, a-apa mereka semua pasukanmu?" tanya alisya, dengan merasa sangat gugup.
"Benar gadis muda, mereka adalah pasukan dari pihak kita. sekarang, aku memintamu untuk memimpin mereka, dan menyerang markas musuh yang berani melawanku," ucap syah be, dengan merasa sangat percaya diri.
"Tunggu, kenapa bukan kau yang memimpin penyerangan ini?" tanya albara, dengan merasa penasaran.
"Haha, anak muda, aku sudah sangat tua untuk ikut berperang. anak muda seperti kalianlah yang harus ikut berperang, " ucap syah be, dengan merasa sangat senang.
"Baiklah, kami akan membantumu. lagipula, sudah lama aku tidak ikut berperang," ucap albara, dengan merasa sangat senang.
"Jika tuan penjelajah mengatakan itu, maka sebagai asistenya, aku akan ikut berperang bersamamu!" ucap alisya, dengan merasa sangat senang.
"Anak muda, aku percaya kepada kalian. ayo kita rebut kembali wilayah yang sudah mereka rebut," ucap syah be, dengan merasa sangat senang.
"Ayo!" ucap Albara dan alisya, dengan merasa sangat percaya diri.
(Bersambung ...)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments