Ch. 15 - Kota pertama, sudah kami lewati
"Huhuhu, maafkan aku. sepertinya aku tidak bisa berlari," ucap alisya, dengan merasa sedih.
"Eh? ke-kenpa kau menangis? Tenang saja, aku akan menggendongmu, " ucap albara, dengan merasa khawatir.
Tiba-tiba, albara menggendong alisya. alisya sangat keheranan, ia merasa sedikit malu karena albara menggendongnya.
"Eh, A-apa yang kau lakukan?" tanya alisya, dengan gugup.
"Tentu saja aku menggendongmu. apa kau tidak suka aku menggendongmu?" tanya albara, dengan penasaran.
"Bu-bukan begitu. A-aku suka, hehe," ucap alisya, dengan merasa sedikit gugup.
"Baik, kita akan keluar dari tank ini," ucap albara, dengan merasa senang.
Tap ...
Mereka keluar dari tank itu. setelah itu, albara sambil menggendong alisya berlari untuk kabur.
Tap ... tap ... tap ...
Albara menyadari jika ia akan menabrak benda di depanya. dengan merasa kaget, ia berkata, "Alisya, pegangan! kita akan segera menabrak!" ucap albara, dengan sangat khawatir.
"Ha? menabrak?" tanya alisya, dengan keheranan.
Duar ...
Mereka menabrak kayu dan juga puing-puing bangunan. Mereka terlihat kesakitan setelah menabrak puing-puing bangunan itu.
"Uhuk, "ucap alisya, dengan merasa sedikit sakit.
"A-aduh, albara? ke-kenapa kita bisa menabrak benda ini?" tanya alisya, dengan penasaran.
"A-aku juga tidak tau. kenapa ada benda yang menghalangi jalan kita," ucap albara, dengan merasa sedikit sakit.
Tiba-tiba.
Door ...
Seseorang menembaki mereka dari jarak jauh.
Push ...
Plang ...
"Awas! ada yang menembak kita!" ucap albara, dengan merasa gugup.
"Ke-kenapa ada penembak jitu di tempat seperti ini?" tanya alisya, dengan penasaran.
"Benar, aku tidak tau mengapa ada penembak jitu berada di tengah kota ini," ucap albara, dengan keheranan.
Duar ...
Pang ...
Mereka terus-menerus menghujani albara dan alisya dengan tembakan. dengan merasa gugup, alisya berkata,"Albara, mungkinkah mereka tentara yang dikirim kakekmu untuk mencari kita?" tanya alisya, dengan penasaran.
"Tidak mungkin, kakek tidak mungkin mengizinkan mereka menembaki kita," ucap albara, dengan berlindung di balik bangunan.
"Bagaimana ini," ucap alisya, dengan merasa gugup.
Tap ... tap ... tap ...
"Cepat! mereka diserang!" ucap salah satu tentara.
Tiba-tiba, puluhan tentara yang dikirim jenderal se datang. mereka menembaki musuh yang bersembunyi di balik bangunan.
"Cepat! bergerak! serang mereka!" ucap salah satu tentara.
Duar ...
tap ... tap ...
Cklek ...
DOOR ...
Cklek ...
Push ...
"Pasukan! maju!" ucap salah satu tentara.
Push ...
Tap ... tap ...
Duar ...
"Bagus, mereka datang tepat waktu! alisya, ayo kita kabur sekarang!" ucap albara, dengan merasa senang.
"Ha, ba-baik? " ucap alisya, dengan merasa senang.
Albara menggendong alisya, ia berlari menjauh dari tempat itu.
Tap ... tap ... tap ...
"Alisya, apa kau pikir kita bisa kabur?" tanya albara, dengan penasaran.
"Mungkin bisa," ucap alisya, dengan merasa senang.
Tiba-tiba.
Puluhan tentara yang dikirim jenderal se mengepung mereka. jenderal se berada di depan mereka. ia berjalan dan mengampiri albara dan alisya.
Tap ... tap ... tap ...
"Haha, akhirnya aku menemukan kalian," ucap jenderal se, dengan merasa senang.
"Gawat, sepertinya kita tidak bisa kabur," ucap albara, dengan merasa khawatir.
"Sekarang, bagaimana ini?" tanya alisya, dengan penasaran.
"Cucuku, apa kau akan menyerah? sudah aku bilang, biarkan orang dewasa yang mengurus masalah ini," ucap jenderal se, dengan merasa khawatir.
"Kakek, apa kau meragukan kemampuanku?" tanya albara, dengan sedikit kesal.
"Tidak cucuku, aku tidak meragukan kemampuanmu. tetapi, wilayah ini sangat berbahaya. ada puluhan monster, dan juga tempat berbahaya di wilayah ini," ucap jenderal se, dengan merasa khawatir.
"Kakek, kalau begitu! bolehkah aku membuktikan kemampuanku?" tanya albara, dengan penasaran.
"Membuktikan apa? kau ini ... prajurit! cepat bawa mereka!" ucap jenderal se, dengan merasa sedikit kecewa.
"Ba-baik!" ucap tentara itu.
tap ... tap ...
"Gawat ... apa tidak ada cara lain lagi? apa petualanganku akan berakhir seperti ini? bagaimana ini?" tanya albara, dengan merasa khawatir.
Tiba-tiba.
ROAARR ...!!
Monster itu tiba-tiba datang ke tempat itu. monster itu mengamuk dan menghancurkan bangunan yang ada.
Duar ...
ROAAARR ...!
Jenderal se merasa khawatir, ia memerintahkan anak buahnya untuk menembak monster itu.
"Semuanya! cepat tembak monster itu!" ucap jenderal se, dengan merasa khawatir.
"Ini kesempatanku, " ucap albara, dengan merasa senang.
"albara, sekarang!" ucap alisya.
Push ...
Tap ... tap ... tap ... mereka kabur.
"Jenderal! mereka kabur!" ucap anak buah jenderal se.
"Kita bisa mengurus mereka nanti. sekarang kita harus bisa mengalahkan monster ini. kalian, cepat perintahkan pasukan untuk menyerang monster ini!" ucap jenderal se, dengan merasa senang.
"Baik!" ucap anak buahnya.
Duar ... DOOR ...
Di sisi lain, albara berlari sambil menggendong alisya. mereka berhasil kabur, dan bersembunyi di sebuah bangunan.
Sambil bersembunyi, mereka melihat pertarungan antara tentara melawan monster itu.
Roar ...
Duar ...
Buak ...
Dukungan serangan udara sudah tiba. mereka membombardir monster itu dengan bom mereka.
Push ...
Duar ...
ROAAAR ...
Tetapi, monster itu berhasil bertahan dari serangan udara. bahkan, kekuatan monster itu semakin meningkat.
ROAAAARR ...
"Lapor Jenderal, sepertinya serangan dari udara tidak mempan untuk mengalahkan monster itu," ucap anak buah jenderal se yang meminta pesawat untuk menyerang monster itu.
"Baiklah, kita harus mundur!" ucap jenderal se.
"Baik! pasukan ... mundur!" ucap Anak buah jenderal se.
Pasukan itu diperintahkan mundur. semua kendaraan perang kembali ke markas mereka. sementara jenderal se, ia menyiapkan rencana untuk melakukan serangan selanjutnya.
Di bangunan tempat albara dan alisya berlindung. mereka bersembunyi dan melihat pasukan jenderal se mundur dan berhenti menyerang dari bangunan itu.
Dengan merasa khawatir, albara berkata,"Alisya, sepertinya kakek tidak bisa mengalahkan monster itu. sekarang, monster itu akan mengamuk dan mungkin akan menghancurkan apa saja. kita harus melakukan sesuatu," ucap albara, dengan merasa khawatir.
"Aku ..." ucap alisya, dengan gugup.
Push ...
Tiba-tiba Sebuah pesawat bomber datang. pesawat itu mejatuhkan beberapa bom.
Plak ...!
Duar ...!
Ledakan bom itu sangat besar. ternyata, alasan jenderal se meminta pasukanya mundur untuk menjauh dan menghindar dari ledakan bom itu.
ROAARR ...!
DUAR ...!
"Wow, itu adalah rencana yang sangat hebat," ucap albara, dengan merasa kagum.
"Benar, sepertinya kakekmu berhasil," ucap alisya, dengan merasa senang.
"Alisya, sepertinya keadaan di wilayah ini sudah berhasil diatasi oleh kakek. sebaiknya kita pergi sekarang," ucap albara, dengan merasa senang.
"Ba-baik," ucap alisya, dengan merasa senang.
Tap ... tap ... tap ...
Mereka pergi dari kota itu. sekarang, mereka pergi melanjutkan perjalanan mereka.
Sementara itu, jenderal see menerima laporan jika albara berhasil kabur. Jenderal se merasa khawatir albara akan melakukan hal yang berbahaya dalam petualangan itu.
"Jenderal, sepertinya tuan muda Albara berhasil kabur dengan memanfaatkan kekacauan tadi. mereka mungkin sekarang berada sangat jauh dari kota," ucap anak buahnya.
"baiklah, cepat perintahkan seseorang untuk mengejar mereka," ucap jenderal se, dengan merasa sedikit khawatir.
"Baik jenderal, " ucap anak buahnya.
"Sekarang, kita harus menyelesaikan misteri pasukan atla ke-300. sersan, apa kau sudah mendapatkan jejak keberadaan pasukan itu?" tanya jenderal se, dengan penasaran.
"Jenderal, aku menemukanya. mereka diyakini berada di kota yang hilang," ucap sersan mayor yaitu orang kepercayaanya.
"Baiklah, ini semakin menarik saja," ucap jenderal se, dengan merasa senang.
Dari kejauhan. terlihat banyak pasukan mendekat ke kota itu. albara merasa senang karena kakeknya berhasil mengalahkan monster itu.
Ia berjalan menjauh, dan kembali melihat peta. mereka akan pergi ke wilayah lain daratan.
dengan merasa senang, albara menanyakan,"Alisya, apa kau siap melanjutkan perjalanan ini denganku?" tanya albara, dengan penasaran.
Dengan merasa senang, alisya menjawab,"Em! tentu saja aku siap!" ucap alisya, dengan merasa senang.
"Baik, perjalanan kita akan dimulai lagi. bersiaplah, aku akan menemukan kota yang hilang itu dan juga menyelesaikan misteri hilangnya Grup penjelajah BluEx!" ucap albara, dengan merasa senang.
"Em! ayo kita berjuang bersama!" ucap alisya, dengan merasa senang.
Perjalanan mereka kembali berlanjut. satu kota sudah mereka lewati, entah berapa kota yang akan mereka lewati dalam perjalanan ini. Tapi, perjalanan mereka selanjutnya akan jauh lebih sulit dari sebelumnya.
(Bersambung ...)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments