Ch. 16 - Apa aku memiliki cinta sejati?
Walaupun mereka berhasil kabur, tapi jika hanya berjalan kaki menjelajah ke gurun, sepertinya itu memakan waktu yang sangat lama.
Hari semakin panas di gurun itu. kini, mereka memasuki wilayah gurun pasir sahai. gurun sahai dikenal sebagai gurun berbahaya di daratan itu.
di gurun sahai, hanya terdapat beberapa orang yang bisa bertahan hidup di tengah gurun itu. kebanyakan orang mengatakan jika beberapa orang itu adalah penduduk asli yang tinggal di gurun itu selama ratusan tahun.
Menurut berita yang tersebar, penduduk itu mempunyai umur yang panjang. hanya orang yang beruntung bisa menemuinya di gurun sahai.
Kini, mereka mulai memasuki wilayah gurun sahai. Albara merasa sedikit kelelahan setelah berjalan jauh dari kota.
Di perbatasan wilayah, terdapat pagar yang terbuat dari kayu mengelilingi perbatasan itu.
Sebuah tanda dipasang tepat di perbatasan itu. tanda itu menunjukan jika wilayah itu berbahaya.
"Dilarang, berbahaya. hanya penjelajah yang diizinkan memasuki wilayah ini. ternyata ada tanda seperti ini yang di pasang di perbatasan. hehe, aku seorang penjelajah terhebat didunia. bersama dengan alisya, akan menjelajah ke gurun sahai," ucap Albara, dengan merasa senang.
"Hehe, sepertinya kau sangat bersemangat," ucap alisya, dengan merasa senang, juga kagum dengan semangat albara.
"Itu benar, seorang penjelajah harus selalu bersemangat. sekarang kau adalah asistenku, jadi kau harus menghormatiku, hehe," ucap albara, dengan merasa senang serta tidak sabar, berpetualang menjelajah ke gurun sahai.
"Em ... jadi aku sekarang adalah asisten dari penjelajah terhebat. hehe, Baik tuan penjelajah, saya akan melayani anda," ucap alisya, dengan merasa senang mengatakan itu, sambil tersenyum dengan sangat imut.
Albara merasa gugup saat alisya mengatakan itu, ia berkata"Aaa ... Ba-bagus. sekarang, asisten penjelajah harus bersamaku menjelajah!" ucap albara, dengan merasa sangat bersemangat, menjelajahi gurun sahai.
"Tapi tuan penjelajah, sepertinya jalan kita dihalagi oleh pagar yang mengelilingi wilayah perbatasan. sepertinya cukup sulit untuk melewati pagar ini. apalagi pagar itu sepertinya terbuat dari kayu dan juga dari besi," ucap alisya, dengan merasa khawatir.
"Tenang saja asistenku, aku mempunyai rencana hebat. hehe," ucap albara, dengan merasa sangat percaya diri.
Ia mengambil sebuah alat di dalam ranselnya. ia menempelkan alat itu tepat di pagar itu.
"Tuan penjelajah, apa yang sedang kau lakukan?" tanya alisya, dengan penasaran saat albara menempelkan alat tepat di pagar itu.
"Hehe, asistenku, sekarang lihatlah bagaimana caraku untuk menghancurkan dinding ini," ucap albara, dengan merasa yakin, akan ucapanya.
"Menghancurkan?" tanya alisya, dengan merasa penasaran.
Albara berkata, "Benar, sekarang."
DUAR ...
Dinding itu diledakan oleh albara dengan alat itu. Alisya sangat kaget dan merasa keheranan dengan ledakan itu.
"Uhuk, uhuk," Ucap alisya, dengan merasa khawatir.
"Hahaha, bagaimana rencanaku ini, apa kau menyukainya?" tanya albara, dengan penasaran.
"I-ini ... apakah pemilik wilayah ini akan marah jika kita menghancurkan diding ini?" tanya alisya, dengan gugup mengatakan itu.
"Hehe tidak akan, tidak akan ada yang marah," ucap albara, dengan merasa percaya diri.
Tiba-tiba, datang seorang kakek tua keheranan melihat itu. ia merasa kesal karena albara sudah merusak dinding itu.
"Hei anak muda, bisakah kau tidak merusak dinding itu. aku bersusah payah membangunya, apa kalian tidak menghargai kerja kerasku!" ucap kakek tua itu, dengan merasa sangat kesal karena dinding itu diledakan.
"Tuan penjelajah, kau sudah meledakan dinding yang dibangun oleh kakek itu," ucap alisya, dengan merasa gugup.
Albara merasa sangat gugup. ia tidak bisa mengatakan apapun karena ia memang bersalah.
"Kalian berdua, kalian harus minta maaf kepadaku sekarang!" ucap kakek tua itu, dengan merasa sangat kesal.
"Ta-tapi asistenku tidak merusak dinding itu. hanya aku yang melakukanya, " ucap Albara, dengan merasa khawatir.
"Tidak, asistenmu harus ikut meminta maaf kepdaku!" ucap kakek tua itu, dengan merasa kesal, karena dinding yang ia bangun di hancurkan.
"Tuan penjelajah, Sudahlah, kita harus meminta maaf kepadanya," ucap alisya, dengan merasa menyesal.
"Kakek, maafkan dia. aku menyesal dengan apa yang ia perbuat. aku mohon kepadamu maafkan dia," ucap alisya, dengan menyesal mengatakan itu dengan serius.
"Aku minta maaf," ucap albara, dengan merasa menyesal.
Dengan merasa sedikit senang, kakek tua itu berkata,"Anak muda, aku memaafkanmu karena gadis ini meminta maaf demi dirimu. tapi, ada satu permintaan yang harus kalian lakukan agar aku bisa memaafkan kalian," ucap kakek tua itu, dengan merasa percaya diri.
"Permintaan? baiklah, aku akan melakukan apa yang kau inginkan sebisaku demi kau memaafkan dia," ucap alisya, dengan merasa menyesal.
"Alisya, kau tidak perlu sampai seperti itu. seharusnya aku yang meminta maaf," ucap albara, dengan merasa khawatir.
Dengan merasa senang, kakek tua itu berkata,"sepertinya kalian berdua sedang pacaran. aku senang bisa melihat seseorang yang sedang jatuh cinta. aku meminta kalian untuk saling menyatakan perasaan di tempat ini," ucap kakek tua itu, dengan merasa senang.
"A-apaa? me-menyatakan perasaan. ba-bagaimana itu mungkin? a-aku?" tanya albara, dengan merasa panik dan juga kaget saat mendekar perkaraan kakek tua itu.
"Baiklah, jika ini bisa membuat albara dimaafkan maka aku akan melakukanya," ucap alisya, dengan merasa senang.
"Eh ... a-alisya, kau," ucap albara, dengan merasa panik, mendengar perkataan alisya.
Push ...
Angin bertiup sedikit kencang. dengan merasa gugup, alisya berkata, "Albara ... a-aku, menyukaimu," ucap alisya, dengan merasa gugup.
Push ...
Angin bertiup sedikit kencang. semua terlihat sangat indah setelah alisya menyatakan perasaanya.
Albara sangat kaget mendengar itu, ia tidak menyangka jika alisya akan mengatakan itu.
"A-apa kau bersunguh-sunguh? ka-kau menyukaiku? " tanya albara, dengan merasa kaget.
Tiba-tiba, "Aku memaafkanmu anak muda. berkat bantuan dari pacarmu, aku memaafkanmu. sekarang, aku pergi dulu, sampai jumpa lagi nanti," ucap kakek tua itu, dengan merasa senang.
"Te-terimakasih, aku senang kau memaafkan kami," ucap alisya, dengan merasa senang.
"Aku juga senang melihat kisah cinta ini. jaga diri kalian, semoga kalian bisa selalu bersama. ingat, cinta sejati tidak dapat dipisahkan, hanya dengan saling melengkapi kekurangan pasanganya, dan menerima apa adanya, itu adalah cinta sejati dari diri kalian. sampai jumpa lagi nanti penjelajah," ucap kakek tua itu.
tap ... tap ...
Push ... tiba-tiba, angin bertiup sangat kencang saat kakek tua itu pergi, pasir beterbangan membuat albara sulit untuk menemukan kakek tua itu.
tetapi, albara tidak menyerah. ia berkata,"Hei, tunggu dulu," ucap albara, dengan merasa keheranan, ia mengejar kakek tua itu.
Tetapi, kakek tua itu menghilang secara tiba-tiba. albara tidak bisa menemukan atau melihat kakek tua itu. ia hanya bisa keheranan kenapa kakek tua itu bisa hilang secara tiba-tiba.
"Apa yang sudah terjadi? dimana kakek tua itu berada?" tanya albara, dengan penasaran dengan itu.
"Albara, dimana kakek itu? kenapa dia pergi tiba-tiba?" tanya alisya, dengan penasaran.
"Ini ... aku juga tidak tau apa yang sedang terjadi? " tanya albara, dengan keheranan.
"Tadi dia menjelaskan tentang cinta? apa aku memiliki cinta sejati?" tanya albara, dengan merasa penasaran.
(Bersambung ...)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments