Ch. 13 - Menyatakan perasaan
Jenderal se memerintahkan pasukannya bergerak untuk mengalahkan monster itu. Puluhan tank, helikopter dan juga senjata berat ia kerahkan.
Ting ... tung ...ting ...
Suara alarm peringatan terdengar di setiap sisi markas. Para pasukan berhamburan keluar dan bersiap untuk bertempur.
Roarrr ...
Monster itu mengaung, helikopter mendekat dan menembak monster itu.
push ...
Duar ...
Dengan bertempur selama 10 menit, akhirnya pasukan jenderal se berhasil mengalahkan monster itu.
Monster itu dikalahkan oleh tentara, bangunan hancur, hanya sedikit bangunan yang berhasil berdiri kokoh.
Semua tentara merasa lega pertempuran itu sudah selesai. Sementara itu, albara dan alisya keheranan melihat monster sebesar itu.
Mereka bertanya kepada jenderal se. albara berkata,"Kakek, bisa kau jelaskan apa yang sedang terjadi?" tanya albara, dengan merasa penasaran.
"Hah ... baiklah, kakek tidak bisa menyembunyikan ini darimu," ucap jenderal se, dengan merasa gugup.
"Albara, monster itu adalah salah satu spesies dinosaurus yang belum punah," ucap jenderal se.
"Dinosaurus? " tanya alisya, dengan penasaran.
"Kakek, kau mengatakan salah satu. berarti pasti ada banyak lagi monster yang ada di daratan ini," ucap albara, dengan merasa yakin.
"Benar albara, ini adalah monster yang tidak terlalu berbahaya. kami menyebut monster ini sebagai Gar," ucap Jenderal se.
"Gar, jadi kalian menyebutnya dengan gar. kakek, apa monster itu sudah dikalahkan?" tanya albara, dengan penasaran.
"Belum, monster itu akan kembali normal setelah 30 menit," ucap jenderal se.
"30 menit? berarti kalian hanya bisa membuatnya pingsan? apa tidak ada cara lain untuk mengalahkanya?" tanya albara, dengan penasaran.
"Itu ... kami belum mengetahuinya," ucap Jenderal se.
"Apa? berarti kita tidak bisa mengalahkan monster itu?" tanya albara, dengan penasaran.
"Benar, untuk sekarang kita tidak bisa mengalahkanya. tetapi suatu hari nanti, mungkin bisa," ucap kakeknya.
"Monster itu sangat besar," ucap alisya.
"Benar, diperkirakaan tinggi monster itu mencapai 100 meter, bahkan lebih. kami melakukan pememburuan monster yang lebih besar dari ini," ucap jenderal se.
"Kakek, apa kau tau mengenai misteri pasukan atla ke-300?" tanya albara, dengan penasaran.
"Pasukan atla ke-300? kakek belum mengetahui tentang misteri itu," ucap jenderal se.
"Bohong! kakek kau berbohong!" ucap albara, dengan merasa yakin.
"Kau ini ... apa kau mempunyai bukti dengan menuduhku berbohong?" tanya jenderal se.
"Tentu saja, pisau ini adalah milik dari tentara atla ke-300," ucap albara, dengan mengambil dan menunjukan pisau itu.
"Ini ... hah, lagi-lagi kau mengetahui hal yang seharusnya dirahasiakan," ucap jenderal se.
"Jadi, apa yang kakek ketahui tentang pasukan itu? katakan dengan jujur kakek," ucap albara, dengan merasa penasaran.
"Baiklah, aku hanya mengetahui beberapa informasi mengenai pasukan itu," ucap jenderal se.
"Beberapa informasi? apa anda bisa memberi tau kami?" tanya alisya, dengan penasaran.
"Baik, dengarkan perkataanku ini," ucap jenderal se.
"Baik!" ucap albara dan alisya.
"Albara ... kau pasti menemukan pisau itu di atas tembok yang mengeliling kota itu," ucap jenderal se.
"Benar kakek," ucap albara.
"Mereka sebenarnya hidup ... atau lebih tepatnya tidak hilang,"ucap jenderal se.
"Tidak hilang?" tanya alisya, dengan penasaran.
"Jadi begitu, kenapa kalian menyatakan pasukan ini hilang?" tanya albara, dengan penasaran.
"Albara, kakek tidak bisa mengatakanya lagi. ini adalah rahasia besar, aku memintamu untuk jangan mengatakan ini kepada siapapun," ucap jenderal se.
"Kakek, satu saja jawab pertanyaanku ini. dimana mereka berada sekarang?" tanya albara, dengan penasaran.
"Cukup! prajurit! Bawa mereka pulang!" ucap jenderal se.
"baik jenderal," ucap tentara itu.
"Heh ... kakek, kenapa kau melakukan ini?" tanya albara, dengan penasaran.
"Maafkan aku albara, aku hanya manjalankan tugasku. kau tidak perlu ikut campur," ucap jenderal se.
"Dasar ..." ucap albara.
"Albara? kemana mereka akan membawa kita?" tanya alisya, dengan penasaran.
"Tenang saja, kalian akan pulang ke negara asal kalian," ucap jenderal se.
"Apa? pu-pulang? ba-bagaimana dengan keluargaku?" tanya alisya, dengan penasaran.
"keluargamu? siapa keluargamu?" tanya jenderal se.
"Grup penjelajah BluEx, ayah adalah pemimpin para penjelajah. aku mohon, biarkan kami mencari mereka," ucap alisya, dengan merasa sedih.
"Gadis muda, maafkan aku. masalah ini adalah masalah orang dewasa, kalian anak muda hanya perlu belajar. serahkan tugas pencarian itu kepadaku, aku berjanji akan menemukan ayahmu," ucap jenderal se.
Tiba-tiba.
Roarr ...!!
"Ha? suara apa itu?" tanya jenderal se.
"Sepertinya monster itu kembali mengamuk," ucap albara.
"Kenapa cepat sekali?" tanya jenderal se.
Monster itu kembali mengamuk. sirene peringatan kembali dinyalakan.
"Peringatan! harap semua prajurit untuk berkumpul," ucap sirene itu.
Di dalam ruangan jenderal se. Mereka semua mendengar peringatan itu. bawahan jenderal se melaporkan kejadian itu.
Tap ... tap ...
"Lapor ... Jenderal, sepertinya monster itu kembali mengamuk. kami meminta perintah anda," ucap tentara itu.
"Baiklah, segera perintahkan pasukan untuk mengalahkan monster itu," ucap jenderal se.
"Baik! siap laksanakan!" ucap trntara itu.
Tap ... tap ...
"Kalian berdua harus tetap berada di dalam ruangan ini sampai masalah ini selesai," ucap jenderal se.
"Prajurit, tutup pintu ini dan pastikan agar mereka tidak kabur," ucap jenderal se.
"Baik jenderal," ucap prajurit itu.
"Apa? kakek? kau berlebihan," ucap albara.
Bak ...
Pintu itu tertutup.
"Astaga, kakek kenapa? ini sangat berlebihan, alisya, apa kau baik-baik saja?" tanya albara, dengan penasaran.
"A-aku baik-baik saja, tetapi apa kita bisa menyelamatkan keluargaku?" tanya alisya, dengan merasa sedikit sedih.
"Tentu saja, aku sudah berjanji kepadamu. tenang saja, setelah kita keluar dari tempat ini, kita akan langsung mencari keluargamu. tetapi sepertinya tempat ini dijaga dengan ketat," ucap albara.
Alisya merasa senang karena albara mengingat janjinya. ia tersenyum, senyuman itu membuat albara nerasa sedikit gugup.
"Di-dia sangat imut saat sedang tersenyum," ucap albara, di dalam pikiranya.
"Albara? kau melihat apa?" tanya alisya, dengan penasaran.
"A-aku ... sejujurnya saat kau tersenyum ... kau sangat imut," ucap albara, dengan sedikit gugup.
"Aaaaa ... Be-benarkah? a-aku apakah seperti itu," tanya alisya, dengan panik.
"Benar, saat kau panik pun kau sangat imut," ucap albara dengan sedikit gugup.
"Eh .... a-aku ..." ucap alisya, dengan gugup.
"A-aku ... senang kau mengatakan itu. jujur saja, kau adalah orang yang baik. a-aku ... me ... menyukaimu," ucap alisya, dengan gugup.
Albara merasa sangat keheranan mendengar itu.
"Menyukaiku? i-ini pertama kalinya seseorang mengatakan itu kepadaku," ucap albara, di dalam pikiranya.
"Eeh ... jangan terlalu dipikirkan, kita ha-harus bisa ke-keluar dari tempat ini. a-apa kau memiliki rencana?" tanya alisya, dengan gugup.
"Rencana? tentu saja, aku memiliki banyak rencana. lihat saja bagaimana rencanaku ini, heheh," ucap albara.
"Dengarkan baik-baik alisya," ucap albara.
"Baik," ucap alisya.
(Bersambung ...)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments