Ch. 14 - Tank
Di luar ruangan, terdapat dua orang yang menjaga ruangan itu. tiba-tiba.
"Paman! paman! albara berusaha kabur! dia sudah kabur paman!" ucap alisya, dengan berteriak.
Dengan merasa khawatir, dua penjaga itu membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.
"Ha? ada apa? dimana dia?" tanya penjaga itu.
Tiba-tiba.
Buak ...
buak ...
Brug ...
Dua penjaga itu menerima serangan albara, mereka jatuh dan pingsan.
"Alisya, kerja bagus. ayo kita pergi dari ruangan ini," ucap albara, dengan percaya diri.
"Ha, baik," ucap alisya.
Tap ... tap ...
"Oh ya, aku hampir lupa. alisya, tunggu sebentar, aku lupa mengambil sesuatu," ucap albara, dengan merasa khawatir.
"Baik kau harus cepat," ucap alisya.
Beberapa detik kemudian.
"Sudah, ayo kita pergi," ucap albara dengan merasa senang.
"Hei albara, apa kita harus melakukan ini?" tanya alisya, dengan gugup.
"Tentu saja, aku melakukan ini untuk menyelamatkan keluargamu. ayo, cepat kita keluar dari tempat ini," ucap albara, dengan merasa senang.
Tap ... tap ... tap ...
Mereka keluar dari tempat itu. tetapi, mereka mendapatkan sedikit masalah, banyak orang berkeliaran di luar.
Sirene terus berbunyi, itu menandakan monster itu belum dikalahkan.
Roarr ...
Push ...
Puluhan tank menembak monster itu, tetapi tidak berhasil. Sementara itu, albara mendapatkan sebuah rencana untuk bisa keluar dari tempat itu.
"Alisya, apa kau bisa mengendarai kendaraan," tanya albara, dengan penasaran.
"Ha? tentu saja," ucap alisya, dengan merasa gugup.
"Hehe, ini akan menarik," ucap albara, dengan merasa senang.
"Ha? kau mau melakukan apa?" tanya alisya, dengan penasaran.
"Apa kau lihat itu," ucap albara, dengan merasa senang.
"ha? jangan-jangan," ucap alisya, dengan merasa gugup.
"Benar sekali," ucap albara, dengan merasa senang.
Terlihat, puluhan pasukan sedang berkumpul. kapten mereka sedang membahas rencana untuk mengalahkan monster itu.
"kalian, ikuti rencana ini. siapa yang takut bisa keluar dari misi ini," ucap kapten pasukan itu.
Tiba-tiba.
Krekek ...
Duar ...
Sebuah tank menerobos tembok markas itu.
"Ha? ada apa ini? hoi, siapa mereka? hentikan tank ini!" ucap kapten pasukan itu.
Di dalam tank, ternyata alisya yang mengemudi tank itu. sementara albara bertugas untuk menembak.
"Alisya, cepat kau arahkan tank ini menuju gerbang. kita akan keluar dari tempat ini," ucap albara, sambil memimpin tank itu.
"Hei albara, apa kakekmu akan marah jika kau melakukan ini?" tanya alisya, dengan merasa gugup.
"Tenang saja, sekarang, kau harus mengendarai tank ini. cepat tabrak saja pagar itu," ucap albara, dengan merasa senang.
"ha? ba-baik," ucap alisya dengan gugup.
Ia mengemudikan tank itu menuju tempat keluar markas itu. para pasukan berlarian untuk menghindar dari tank itu.
Pat ... pat ...
Duar ...
"Sekarang, cepat kita pergi menuju kota itu," ucap albara, dengan merasa senang.
"Albara? apa kau sudah gila? disana adalah lokasi pertempuran? dan juga ada monster di tempat itu," ucap alisya, dengan merasa keheranan.
"Tidak masalah, kau kemudikan saja tank ini menuju dekat tembok kota itu!" ucap albara, dengan merasa senang.
"Kalian, siapa yang mengendarai tank itu? cepat hentikan tank itu sekarang!" ucap salah satu tentara.
Dor ...
puang ...
Piang ...
Pang ...
Mereka menembaki tank itu. albara keheranan dengan itu, ia meminta alisya untuk meningkatkan kecepatan.
"Alisya, cepat tingkatkan kecepatan tank ini. mereka menghujani kita dengan tembakan senapan mereka," ucap albara, dengan merasa sedikit bersemangat.
"Baik," ucap alisya, dengan merasa senang.
Breum ...
Di sisi lain, jenderal atau kakek albara mendengar laporan tank yang hilang kendali dari anak buahnya.
"Lapor jenderal, satu tank bergerak hilang kendali dan menerobos tembok. sekarang tank itu menuju ke kota," ucap seorang letnan bawahan jenderal se dengan sangat gugup.
"Apa? apa kau serius? tank itu tidak mungkin hilang kendali. ha? cepat periksa, dimana albara sekarang!" ucap jenderal se dengan merasa sedikit khawatir.
Tiba-tiba.
Seorang tentara datang menemui jenderal se. dengan merasa ketakutan, ia berkata,"La-lapor jenderal, albara dan alisya berhasil kabur," ucap tentara itu.
"Ha? apa? jadi tank itu tidak kebetulan hilang kendali. melainkan tank itu dikendarai oleh mereka!" ucap jenderal se, dengan merasa kecewa kepada bawahanya.
"Kalian, aku perintahkan bawa cucuku kembali. aku tidak ingin dia dalam bahaya lagi. kau, aku memberimu kesempatan terakhir! cepat lakukan perintahku!" ucap jenderal se, dengan merasa sedikit kesal.
"Baik jenderal, " ucap bawahanya.
Tap ... tap ... tap ...
Mereka mengejar albara dan alisya dengan kendaraan tempur. sementara itu, banyak perwira yang memimpin tank untuk mengalahkan monster keheranan melihat sebuah tank hilang kendali.
"Hei, kenapa mereka tidak menjalankan perintah! siapa mereka?" tanya perwira komandan batalyon itu.
"komandan, sepertinya mereka bukan bagian dari batalyon kita. sepertinya mereka adalah dua penjelajah yang kabur. salah satunya adalah cucu jenderal, aku baru saja mendapatkan perintah untuk membawa mereka," ucap anak buah komandan batalyon itu.
"Apa? baik, cepat perintahkan pasukan untuk mendekati tank itu," ucap komadan batalyon.
"baik!" ucap anak buahnya.
Roar ...
Monster itu semakin mengamuk. bahkan menghancurkan banyak kendaraan tempur.
Duar ...
Di sisi lain, albara membidik tembok dinding kota itu. ia bersiap untuk meledakan dinding itu.
"Alisya, bersiaplah!" ucap albara, dengan merasa senang.
"Ha? apa yang akan kau lakukan?" tanya alisya, dengan penasaran.
"Hehe, lihat saja," ucap albara, dengan merasa senang.
Push ...
Duar ...
Tembok itu hancur akibat terkena ledakan amunisi dari tank. Alisya mengemudikan tank dan masuk dalam ke kota itu.
"Alisya, ternyata kau lumayan juga mengendarai tank ini. sekarang biarkan aku mengambil alih kemudi," ucap albara, dengan merasa percaya diri.
"Ha? apa kau yakin?" tanya alisya dengan khawatir.
"Hehe, lihat saja," ucap albara, dengan merasa percaya diri.
Dan, setelah albara mengemudi. Duar ... ia menabrak sebuah toko di tengah kota itu. kendaraan itu rusak, alisya merasa keheranan dengan albara, ia tidak menyangka albara tidak bisa mengendarai tank itu.
"Aduh? kepalaku terasa sangat sakit!" ucap alisya, dengan merasa kesakitan.
"Hah, ternyata aku belum bisa mengendarai kendaraan ini," ucap albara, dengan merasa gugup.
"Emm ..." ucap alisya, dengan sangat kesal.
"Hehe, maaf ya," ucap albara, dengan merasa senang.
"Huh, baiklah aku memaafkanmu, tetapi jika lain kali kau melakukan ini lagi! maka aku akan ... heheh," ucap alisya, dengan merasa senang.
"Baik-baik, tuan putri," ucap albara, dengan merasa gugup.
Tiba-tiba.
"Mereka ada disana!" ucap salah satu tentara.
"Ha? gawat, sepertinya mereka datang!" ucap albara, dengan merasa khawatir.
Push ...
"Ayo kita pergi!" ucap albara, dengan merasa khawatir.
"Aduh!" ucap alisya, dengan merasa sedikit sakit.
"Ha? ada apa?" tanya albara, dengan khawatir.
"Sepertinya kakiku terkilir!" ucap alisya, dengan sedikit sakit.
"Apaaa?" tanya albara, dengan keheranan.
(Bersambung ... )
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments