Ch 9 - Mistreri kota terlarang
"Haa? apa! " ucap albara, dengan kaget mengatakan itu.
"Heh. aku akan tidur di sofa. kau bisa tidur di ranjang," ucap alisya..
"Tidak-tidak, kau tidak boleh tidur di sofa. aku akan tidur di sofa, kau sebaiknya tidur di ranjang saja," ucap albara, dengan sedikit keheranan.
"Apa kau baik-baik saja tidur di sofa? aku tidak ingin merepotkanmu," ucap alisya, dengan mengkhawatirkan Albara.
"Tenang saja, aku baik-baik saja kok. kau tidak perlu khawatir," ucap albara, dengan merasa percaya diri.
"Baiklah, jika itu maumu. apa boleh buat," ucap alisya, dengan sedikit merasa khawatir.
"Baik, sudah diputuskan," ucap albara.
Siang sudah berlalu. kini, hari semakin sore di desa itu. albara melihat peta dan memikirkan tentang rute perjalanan mereka besok.
Ia memikirkan itu, sampai larut malam. sampai akhirnya, ia tertidur. Malam sudah berlalu. matahari, terbit dari arah timur desa. Mereka, bagun dari tidur untuk bersiap melanjutkan perjalanan.
"Huaahm ... akhirnya hari yang aku tunggu tiba juga. baiklah, penjelajah Albara akan melanjutkan perjalanan ini!" ucap albara, dengan merasa percaya diri.
Tiba-tiba, alisya datang. ia berkata,"Albara, ternyata kau sudah bangun. aku membawakan makanan ini untukmu," ucap alisya, sambil membawakan makanan untuk Albara.
"Hah, terimakasih. sepertinya makanan ini cukup enak," ucap albara.
"Be-benarkah? itu adalah makanan buatanku. ba-bagaimana menurutmu?" tanya alisya, dengan penasaran.
"Menurutku ini pasti sangat enak. dari aromanya, Humm ... sudah sangat enak. selamat makan," ucap albara.
"terimakasih, aku senang kau menyukai makanan buatanku," ucap alisya, dengan merasa sedikit gugup.
Albara memakan masakan alisya, sekaligus ia sarapan pagi bersama alisya. setelah sarapan pagi bersama, mereka pergi untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Mereka mendatangi pemilik hotel itu.
"pagi anak muda. apa kalian betah menginap di hotel ini?" tanya pemilik bar sekaligus hotel itu.
"Tentu saja paman, ini biaya penginapannya. baik paman, kami akan pergi sekarang. sampai jumpa," ucap albara, sambil berjalan ke luar hotel.
"Paman, kami pergi dulu," ucap alisya, sambil mengikuti Albara.
"Tunggu anak muda!" ucap pemilik hotel itu.
"ha? ada apa paman?" tanya albara, dengan sedikit merasa penasaran.
"Sebenarnya aku ingin memperingatkan kalian tentang tempat yang jangan dikunjungi," ucap pemilik hotel itu.
"Tempat yang dilarang dikunjungi?" tanya alisya, dengan sedikit merasa penasaran.
"ha? tempat yang dilarang dikunjungi? apa ada tempat seperti itu?" tanya albara, dengan sedikit penasaran.
"Tentu saja. kurang lebih tempat itu berada di dekat desa ini," ucap pemilik hotel itu.
"Di dekat desa ya," ucap albara, dengan merasa sedikit penasaran.
"Benar anak muda, kita bisa melihat tempat itu dari hotel ini," ucap pemilik hotel itu.
"Baik, apa paman bisa menunjukan dimana tempat itu?" tanya albara, dengan merasa penasaran tentang tempat terlarang itu.
"Tentu saja. kita bisa melihat tempat itu di luar hotel," ucap pemilik hotel itu, sambil berjalan menuju ke luar hotel.
Tap ... tap ... tap ...
"Alisya, ayo kita pergi melihat tempat itu," ucap albara, dengan merasa sedikit penasaran.
"ha? baik," ucap alisya.
Mereka pergi ke luar hotel. pemilik hotel itu menunjukan tempat yang dilarang untuk dimasuki.
"Itu ... " ucap albara, dengan merasa keheranan.
"Kalian, tempat itu berada di sana. kalian sebaiknya jangan pergi ke tempat itu. disana sangat berbahaya, aku tidak ingin kalian terluka," ucap, pemilik hotel itu.
"Paman, apa yang menyebabkan tempat itu dilarang untuk dimasuki?" tanya albara, dengan merasa sedikit penasaran.
"Sebenarnya ada monster yang menyerang tempat itu. dulu, kami pernah melihat sebuah pasukan besar melewati tempat itu. setelah mereka memasuki tempat itu. suara ledakan besar terjadi," ucap pemilik hotel itu.
"Ha? monster seperti apa? dan apa maksudmu pasukan itu adalah pasukan atla ke-300?" tanya albara, dengan merasa sedikit penasaran.
"aku tidak tau seperti apa monster itu. dan juga, arimana kau mengetahui pasujan atla ke-300?" tanya pemilik hotel itu, dengan merasa sedikit penasaran.
"Itu, kami pernah mendengar tentang berita hilangnya pasukan atla ke-300. mungkin ini ada hubunganya dengan monster itu," ucap albara, dengan merasa sedikit penasaran.
"Berita hilangnya pasukan atla ke-300? mungkin saja ada hubunganya," ucap pemilik hotel itu.
"Tetapi, tempat itu terlihat seperti kota," ucap alisya, dengan sedikit keheranan.
"benar, dulu itu adalah kota terbesar di gurun ini. tetapi setelah monster menyerang kota itu, sekarang hanya tersisa bangunan. penduduk kota itu semuanya dinyatakan hilang," ucap pemilik hotel itu.
"albara, mungkinkah itu kota acis yang hilang?" tanya alisya, dengan merasa sedikit penasaran.
"Tidak, ini bukan kota acis yang hilang. kota acis yang hilang itu bukan berada di tengah gurun, melainkan di dekat daerah pegunungan dan juga danau yang jauh dari gurun ini," ucap albara, dengan merasa sedikit penasaran.
"Be-benarkah?" tanya alisya, dengan merasa keheranan.
"benar, kota itu diperkirakan berada di daerah yang dekat pegunungan. kota itu juga berada di daerah yang banyak terdapat pepohonan," ucap albara, dengan merasa sangat senang.
"benarkah? jadi begitu. albara! kau sangat hebat," ucap alisya, dengan merasa kagum kepada albara.
"Hehe," ucap albara, dengan merasa senang.
Tiba-tiba.
"Anak muda, kenapa kau tau mengenai kota yang hilang itu? siapa kau sebenarnya? dan untuk apa kalian datang ke desa ini?" tanya pemilik hotel itu, dengan merasa penasaran.
"Paman, sebenarnya tujuan kami datang ke tempat ini, adalah untuk berpetualang. benarkan alisya?" tanya Albara, dengan merasa senang.
"Benar, kami datang untuk berpetualang bersama," ucap alisya, dengan merasa percaya diri.
"Paman, sepertinya aku harus memasuki tempat itu. kami harus masuk ke dalam wilayah itu karena wilayah itu termasuk tempat yang menjadi sepertinya menjadi salah satu tujuan petualangan kami. aku tidak bermaksud ingin masuk ke tempat itu. tetapi, untuk bisa pergi menuju kota yang hilang itu, maka kami harus pergi ke wilayah itu," ucap albara, dengan merasa percaya diri mengatakan itu.
"Aku mengerti anak muda. sebaiknya kalian harus tetap berhati-hati," ucap pemilik hotel itu, dengan merasa khawatir.
"Baiklah paman, kami pergi dulu. alisya, ayo kita melanjutkan perjalanan kita," ucap albara, dengan merasa bersemangat melanjutkan petualanganya.
"Baik, " ucap alisya, dengan merasa senang.
Tap ... tap ... tap ...
"Kalian harus bisa sampai di tujuan kalian! berjuanglah!" ucap Pemilik hotel itu.
"baik paman, kami pergi dulu," ucap albara, sambil melanjutkan perjalanan mereka.
Tap ... tap ... tap ...
"Alisya, apa kau siap berpetualang ke kota itu?" tanya albara, dengan merasa penasaran.
"Em! tentu saja. kita akan berpetualang bersama. hehe," ucap alisya, dengan merasa senang.
Petualangan mereka di kota yang dilarang dimasuki, dimulai.
(Bersambung ... )
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
@prh_m.wjy
smangat buat update nya thor 😊
2021-08-01
4
EroSenpai
terimakasih banyak.
2021-08-01
4
IG: Saya_Muchu
Lanjut thor semangat update ya!!!
Karena karyanya bagus, alu langsung klik favorit.
2021-08-01
3