Lea mematut diri didepan kaca, hari ini ia akan segera dijemput oleh Rangga. Guna menghadiri acara makan malam, untuk merayakan ulang tahun ibunya.
Ia mengenakan dress seharga 150 ribu an, yang ia beli di sebuah toko online. Lengkap dengan tas dan juga sepatu, dengan harga yang tak jauh berbeda. Semua padu padannya terlihat modis, serta pantas sekali dikenakan oleh gadis itu.
Lea memang tak terlalu tinggi, hanya sekitar 163cm. Ia memiliki body yang langsing, namun padat berisi di bagian dada dan belakang. Hingga ketika ia memakai baju apapun, Lea terlihat sangat cantik dan juga sexy.
Dress yang ia kenakan bukanlah dress pendek, melainkan 7/8. Dengan lengan panjang dan bagian bawah berbentuk flare. Namun itu semua tak bisa menutupi keseksiannya.
Lea kemudian di jemput oleh Rangga. Kali ini Rangga menggunakan sebuah mobil, dan ternyata pemuda itu tak salah membawa kendaraan. Karena ternyata Lea menggunakan dress, tak mungkin pula mereka naik motor. Bisa-bisa rambut dan baju gadis itu menjadi kusut. Rangga sempat tertegun beberapa saat, ketika Lea tiba dihadapan matanya.
Betapa tidak, selama berpacaran bahkan ia belum pernah melihat Lea secantik ini. Rangga memperhatikan Lea dari bawah hingga ke atas, lalu turun lagi dan berhenti di bagian bawah lehernya. Tepat pada dua buah gundukan yang begitu padat. Sungguh sebuah pemandangan yang menyejukkan mata, Rangga pun menelan ludah beberapa kali.
"Ayo naik." ujarnya kemudian.
Lea pun masuk ke dalam mobil tersebut, ibunya mengintip dari balik kaca. Lea sendiri sedikit norak, karena baru pertama kalinya ia naik mobil semewah itu. Bahkan ia tak henti menatap ke sekeliling interior mobil.
"Ini mobil kamu?" tanya Lea pada Rangga.
"Iya, cuma jarang aku pake. Tau sendiri arah jalan dari rumah aku ke ke sekolah kita, macetnya nggak nanggung kalau pagi. Bisa tua dijalan aku, kalau naik mobil." ujar Rangga.
Lea pun tertawa.
"By the way, kamu cantik banget." ujar Rangga seraya mengelus paha Lea.
Ada perasaan merinding yang tiba-tiba muncul dalam diri gadis itu. Lea sendiri belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Bahkan belasan hari berpacaran, Rangga belum pernah melakukan banyak hal. Hanya sebatas menggenggam tangan, ataupun mencium pipinya saja.
Karena sejatinya Rangga juga baru pertama kali berpacaran, ia belum begitu berani berbuat ini dan itu. Hanya saja hari ini, tampilan Lea begitu menggoda. Alhasil pikiran kotor pun mulai merayapi benak Rangga.
"Rangga jangan gitu." Lea menghindarkan pahanya dari tangan Rangga.
"Geli." ujarnya kemudian.
Rangga tersenyum lalu kembali fokus mengemudi. Ia akan merenggut semuanya di lain kesempatan, pikirnya.
Setibanya di kediaman Rangga, Lea pun semakin takjub. Pasalnya waktu itu ia hanya berdiri di depan saja, ketika mengembalikan dompet milik ayahnya Rangga. Namun kali ini ia masuk ke dalam, dan menyadari betapa rumah Rangga benar-benar besar dan mewah.
"Ini, rumah apa istana?" tanya Lea pada Rangga. Ia membandingkan dengan rumahnya, yang mungkin hanya seukuran salah satu kamar di rumah ini.
Rangga tersenyum.
"Ini rumah, tapi rumah orang tua ku." ujar Rangga.
"Tapi kan rumah kamu juga."
"Ya bukan dong, aku cuma sekedar anak yang numpang dirumah orang tua."
Lea tersenyum, ia mengira selama ini jika Rangga adalah anak yang sombong dan selalu membanggakan harta orang tua. Namun ternyata tidak demikian adanya.
"Ayo...!"
Rangga mempersilahkan gadisnya untuk naik ke tangga. Penampakan dirumah itu cukup sepi, hanya ada beberapa maid yang lalu lalang.
"Katanya kita mau makan malam, koq ke atas. Emang ruang makannya di atas?" tanya Lea pada Rangga.
Rangga tak menjawab, ia hanya tersenyum dan mengarahkan Lea ke suatu lorong. Ternyata ruangan di atas lebih besar lagi, rumah Rangga benar-benar mirip seperti istana. Rangga melangkah menuju ke sebuah pintu dan
"Cekrek."
Pintu tersebut pun di buka oleh dua orang penjaga. Tampak ada lumayan banyak orang di ruangan tersebut. Lea sendiri terkagum-kagum, ketika semua mata tertuju padanya. Ia mengira ini hanya sebuah makan malam biasa, dengan satu meja berisi anggota keluarga. Namun ternyata ini lebih mirip gala dinner. Ada banyak meja dan kursi di sana.
Semua yang datang, tampil dalam balutan suit untuk laki-laki. Dan gaun elegan bak selebritis untuk yang perempuan. Mereka berdandan menggunakan makeup mahal seharga ratusan ribu bahkan jutaan. Memakai sepatu minimal seharga 5 juta, serta tas yang tak terhitung karena saking mahalnya bagi orang seperti Lea.
Perhiasan-perhiasan bertahtakan berlian tersemat di jari jemari para undangan tersebut. Mereka juga mengenakan anting dengan aksen Swarovski asli, yang menambah bling-bling tampilan mereka. Sedang Lea boleh dibilang amat sangat sederhana saat itu. Rangga sendiri pun berpenampilan simpel, hanya kaos polos yang dilapisi blazer dan juga celana jeans warna hitam. Ia tipikal orang yang sama tak mau repot seperti Lea.
"Ayo...!" ujar Rangga menggandeng tangan Lea.
Ia menuju ke dalam, tempat dimana meja keluarganya berada. Di sebuah ruangan yang lebih private lagi ketimbang undangan yang tadi dilihat Lea.
"Kreek."
Rangga membuka pintu satu lagi, tampak keluarganya berkumpul di ruangan tersebut. Ada ibu, ayah, tante, om, sepupu dan juga teman-teman dekat ayah dan ibunya. Beserta anak-anak mereka.
"Mi, pi. Ini Lea." ujar Rangga memperkenalkan Lea. Lea pun tersenyum dengan tubuh yang gemetaran.
Ayah dan ibunya memperhatikan Lea dari atas hingga ke bawah.
"Hai om, tante." ujar Lea seraya tersenyum dan mengulurkan tangan.
"E, kalian langsung duduk saja." ujar ibunya kemudian, tanpa membalas uluran tangan Lea, sedang ayah Rangga kembali berbincang dengan rekannya.
"Hak kak, aku Brandon."
Sepupu Rangga yang berusia 12 tahun menyalami Lea, dan untung saja ia melakukannya.
Jika tidak, Lea bisa malu dibuat oleh ibu Rangga. Apalagi antara ruangan itu dan ruangan yang tadi ia lewati, hanya dipisah oleh sekat kaca yang transparan. Artinya orang di luar masih bisa melihat aktivitas yang ada di ruangan tersebut.
"Hai Brandon." ujar Lea seraya tersenyum, lalu Rangga menyuruhnya duduk pada sebuah kursi.
"Maafin mami ku, dia suka begitu sama orang baru. Tapi nanti juga dia bisa akrab koq sama kamu." bisik Rangga pada Lea. Gadis itupun hanya mengangguk lalu duduk.
Satu persatu chef dan team mulai meletakkan makanan di meja. Para keluarga dan teman dekat orang tua Rangga pun, kini telah siap untuk menerima semua itu.
"Hai semua, sorry terlambat."
Tiba-tiba Sharon masuk, Lea terkejut dengan kehadiran gadis itu.
"Hai sayang."
Ibu Rangga berujar begitu manis pada Sharon, berbeda dengan saat tadi ia melihat Lea. Membuat perasaan tak enak mulai merambat di hati gadis itu.
"Hai, mam." Sharon cipika-cipiki dengan ibu Rangga. Ia lalu duduk tepat didepan Rangga. dan juga Lea.
"Hai." ujar Sharon pada Rangga dan Lea seolah kaget dengan kehadiran mereka, namun gadis itu tersenyum penuh maksud.
Mau tak mau Lea pun balas tersenyum, karena merasa tak enak jika harus berpura-pura tidak kenal terhadap Sharon. Ia tak ingin orang tua Rangga menilainya sebagai gadis yang sombong. Meskipun ia sejatinya memang memiliki masalah serius dengan gadis itu.
Makanan pertama datang, berupa sup pembuka yang entah isinya apa. Lea melirik Rangga dan melihat sendok mana yang di ambil oleh kekasihnya itu.
Karena ada banyak sendok, garpu serta peralatan makan yang Lea sendiri tak paham urutannya. Di ambil dari dalam atau dari luar susunan. Ia berhasil mengikuti Rangga dan mulai memakan hidangan pembuka tersebut.
"Sharon, lipstick kamu bagus. Dior ya?"
Ibu Rangga memuji Sharon dihadapan semuanya, ketika acara makan telah berlangsung beberapa menit. Mendadak tatapan mata orang-orang yang ada di ruangan itu, beralih pada Sharon.
"Hmm, iya mam." ujar Sharon seraya tersenyum. Rangga sendiri agak tak nyaman dengan gelagat ibunya.
"Pasti mahal."
Salah seorang sepupu perempuan Rangga, nyeletuk.
"Ah nggak koq, gue beli diskonan. Cuma 850 ribu." ujar Sharon.
"Ya tapi kan nggak semua cewek mampu beli." ujar sepupu Rangga lagi.
Lea menghela nafas, bahkan lipstik yang ia gunakan hanya seharga 12 ribuan saja.
"Kalau kamu pakai Dior juga?" tanya ibu Rangga pada Lea. Gadis itupun tersentak, semua orang yang berada di ruangan itu kini menatapnya
"Mmm, Lea itu mau pake lipstik harga 10ribuan juga tetep cantik koq mi." Rangga membela Lea.
"Emang ada ya lipstik harga sepuluh ribuan?. Bahannya apaan tuh, tanah liat?" Sepupu Rangga kembali nyeletuk. Seisi ruangan itu tertawa, dan Lea begitu malu dibuatnya.
"Oh ya Lea, ayah kamu kerja dimana?" ibu Rangga lagi-lagi bertanya pada Lea.
"Ayah saya, karyawan di sebuah PT tante." jawab Lea dengan nada yang seperti hendak menangis tapi berusaha keras ia tahan.
"Pasti jabatannya tinggi."
"Mm, nggak tante. Karyawan biasa."
"Karyawan biasa?"
"Mi." Rangga mencoba menghentikan ibunya.
"Iya tante."
"Kamu tinggal dimana?"
"Di perumahan Palem Garden, tante."
"Ow, perumahan kecil-kecil itu ya."
"Mi." Rangga lagi-lagi berusaha menghentikan ibunya itu.
"Iya, tante."
"Koq bisa kamu masuk di sekolahnya Rangga?"
"Beasiswa tante." ujarnya kemudian.
"Sharon, kenapa orang tua kamu tidak datang?" Ayah Rangga bertanya pada Sharon.
"Mereka minta maaf banget, om. Mereka lagi di luar negri." ujar Sharon.
"Oh ya, tempo hari mami liat orang tua kamu di Swiss."
Ibu Rangga ikut berbicara pula pada Sharon dan yang lainnya. Sepanjang acara berlangsung, ia bahkan seolah tak menganggap Lea ada.
Lea menyudahi makannya dan mereguk air putih yang ada didalam gelas. Mendadak nafsu makannya hilang begitu saja, padahal makanan yang disediakan sangatlah enak. Usai makan bersama, mereka lanjut keluar. Menuju ke ruangan tempat dimana banyak orang berkumpul.
Di sana ibu Rangga menyapa semuanya satu persatu. Sementara Lea sudah sangat tidak nyaman sama sekali, ia ingin segera pulang. Namun tak enak pada Rangga.
"Lea."
Tasya dan Maya muncul sambil mendekat ke arah Sharon. Lea sendiri berada tak begitu jauh dari Sharon. Tadi kedua teman Sharon itu, tak ikut keluarga inti didalam. Mereka makan pada meja-meja yang tersedia di luar.
"Gue liat baju lo di olshop. Ternyata cocok juga ya di elo, baju harga 150rb an ini." ujar Maya.
Para undangan melirik ke arah Lea. Beberapa diantaranya bahkan menatap dari bawa hingga ke atas. Suara Maya yang cukup besar telah mengundang perhatian sekitar.
"Nih, sama kan?" Tasya memperlihatkan baju yang dipakai Lea di laman sebuah online shop.
"Wah, bahkan ada yang lebih murah. 98ribu." timpal Maya lagi.
"Hahaha."
Mereka semua tertawa, Rangga sudah sangat ingin marah sejak tadi. Namun ia tak mau merusak acara ibunya.
"Kamu tau, ini bukan tempat yang pantas buat kamu Lea. Kenapa kamu masih disini?"
Ibu Rangga berujar dengan tanpa perasaan terhadap Lea.
"Mi, kenapa sih kalian?" Rangga yang menahan gerah serta amarah sejak tadi, kini mulai bersuara.
"Rangga jaga bicara kamu, punya pacar nggak harus bikin kamu kurang ajar terhadap ibu kamu sendiri." Kali ini ayah Rangga memarahi puteranya.
"Iya papi liat dong sikap mami."
"Kenapa sikap mami?. Hah?" Ibunya kini mendekat dan menatap Rangga.
"Harusnya kamu mikir dong, ini acara mami. Kamu permalukan mami dan papi, dengan membawa perempuan miskin ini kesini. Liat baju dan sepatunya dia, bandingkan sama yang lain yang harga outfitnya puluhan juta. Kamu itu udah nampar muka orang tua kamu sendiri."
Air mata Lea mengalir dengan deras, tanpa berpamitan terlebih dahulu, ia segera berlari meninggalkan rumah itu.
"Lea."
Rangga mengejar Lea, namun ditahan oleh ayahnya. Lea berlari keluar dari rumah itu sambil menangis tersedu. Hingga kemudian, ia hampir saja ditabrak oleh seseorang.
"Woi."
Orang yang tiada lain adalah Daniel tersebut berteriak. Lea menoleh sekilas dan berlalu, Daniel bisa melihat jika gadis itu sedang tak baik-baik saja. Ia melihat ke arah rumah Rangga, tampak Rangga telah berada di muka pintu pagar. Sambil melihat ke arah Lea yang mulai menjauh. Agaknya Rangga berhasil memberontak dari sang ayah dan pergi menyusul kekasihnya itu.
"Leaaa." teriak Rangga lalu menyusul. Sementara Daniel terdiam didalam mobilnya.
"Oh, jadi namanya Lea." gumam Daniel kemudian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 577 Episodes
Comments
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
yaelah lipstik mah skrg ga jaminan mahal pasti oke murah brati ga oke 🤦 lagian tergantung yg make kalo yg make dr sana nya udah cantik juga ga keliatan.. tante mah mainnya kurang jauh 😩
2023-12-20
0
si halu
ada visual nya g si kk
2023-08-06
0
RiJu
malu ih, pejabat sombong banget.
mana nih netizen, biar di hujat aja pejabat modelan begitu
2022-11-20
0