Lea kembali pergi ke sekolah dengan Rangga. Kali ini Rangga tak lagi menurunkan Lea di lobi pintu masuk gedung sekolah, melainkan di parkiran sama seperti dirinya. Bukan tanpa alasan Rangga melakukan hal tersebut. Karena ia ingin berjalan bersama-sama dengan Lea menuju kelas.
Seisi sekolah pun heboh. Sharon yang pagi itu tengah menikmati pancake di kantin khusus bersama Maya, tiba-tiba didatangi oleh Tasya dengan sangat tergesa-gesa.
"Shar." ujar Tasya dengan wajah panik.
"Apaan?" tanya Sharon heran.
"Itu..."
"Itu, apa?" tanya Sharon lagi.
Tasya sepertinya telah kehabisan kata-kata. Dalam sekejap, mereka pun tampak berlarian ke arah lobi pintu masuk. Tampak didepan sana, Lea berjalan dengan tangan yang digandeng oleh Rangga.
Seluruh pasang mata terdiam dengan bibir yang sama-sama menganga, mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Rangga yang begitu dipuja dan diperebutkan selama ini, jatuh ke pelukan siswi perempuan yang biasa saja. Bahkan nyaris tidak ada apa-apanya bila dibanding gadis lain di sekolah ini.
"Nggak mungkin."
Beberapa siswi yang melihat berujar tanpa sadar. Lea sendiri tersenyum menatap Rangga dan begitu pun sebaliknya.
"Bangsat tuh anak." ujar Sharon melangkah, ia mencoba mendekat namun ditahan oleh Maya.
"Jangan, Shar." ujar Maya kemudian.
"Kenapa?" tanya Sharon dengan nada gusar.
Ia sudah tidak tahan lagi untuk segera menampar wajah Lea, meskipun itu harus dilihat oleh Rangga. Sekalian agar Rangga tau, jika dirinya menyukai pemuda itu dan tak rela apabila Rangga bersama Lea.
"Jangan, Shar...!"
"Bodo amat, Rangga harus sama gue."
Sharon mencoba melangkah sekali lagi.
"Shar, lo jangan gegabah. Jangan terlalu ngikutin adegan sinetron yang biasa lo tonton."
"Apaan sih?" Kali Ini Sharon benar-benar marah pada Maya.
"Dengerin gue dulu." ujar Maya dengan nada tegas. Ia kini menatap dalam ke mata Sharon.
"Lo kenal orang tuanya Rangga kan?" tanya Maya kemudian, Sharon mengangguk.
"Lo bisa bikin penyelesaian yang jauh lebih baik, ketimbang lo labrak si Lea sekarang."
"Maksud lo?" tanya Sharon tak mengerti.
"Lo, kalau sekarang ngelabrak Lea. Ngelabrak terus nampar atau mukul nggak ada jundrungannya, lo bisa kena kasus kekerasan. Ditambah lagi, Rangga akan merasa aneh. Kenapa lo tiba-tiba nabok ceweknya. Rangga udah pasti bakal ngebelain ceweknya ketimbang elo."
Sharon menghela nafas.
"Iya Shar, bener kata Maya. Lagipula mereka kayaknya baru banget jadian, Rangga masih dalam keadaan yang cinta-cintanya banget sama Lea. Kalau lo ngelabrak, ya elo yang bakal kena batunya sendiri. Lo dibenci oleh Rangga, dia juga bakalan illfeel sama lo." timpal Tasya.
"Terus, gue harus diem aja gitu?. Ngebiarin mereka bahagia."
"Ya itu tadi, makanya gue tanya. Lo kenal orang tuanya Rangga, kan?" Maya bertanya sekali lagi.
"Kenal."
"Ya udah lo manfaatin situasi."
Sharon menatap Maya.
"Maksud lo, gue harus?"
"Iya." ujar Maya.
"Sekarang kan, lo udah tau nih kalau mereka jadian. Dan orang tuanya Rangga pasti belum tau."
Sharon terus menatap Maya.
"Lo yang harus kasih tau, kalau anak mereka jadian sama cewek miskin yang nggak pantes sama anak mereka. Kan lo juga pernah cerita, kalau orang tuanya Rangga itu sangat-sangat membatasi pergaulan Rangga. Mereka nggak mau Rangga berteman dengan rakyat jelata. Nah sekarang Rangga malah jadian sama Upik abu. Lo pasti tau lah gimana reaksi keluarganya kalau tau soal ini."
Wajah Sharon yang semula kesal pun kini berangsur penuh senyuman.
"Bener juga yang lo bilang." ujarnya kemudian.
"Makanya jangan gegabah, dipikirin bener-bener. Bertindak pintar, kalau situasinya udah begini."
***
Sementara itu di sebuah tempat, Richard William tampak menscroll layar besar yang terpampang dihadapan dirinya, Daniel, dan juga Ellio. Layar tersebut menampilkan pose-pose wanita cantik, l yang mereka tawarkan untuk mengobati sakit hati Daniel. Pasca pertemuannya dengan Grace tempo lalu.
"Nggak." ujar Daniel.
Richard kembali menscroll gadget yang ada ditangannya.
"Nope." ujar Daniel lagi.
Richard mendecline gadis yang barusan terpampang dihadapan mereka, dan menampilkan kandidat yang lainnya.
"Terlalu palsu, make-up nya ketebalan." ujar Daniel.
Lalu muncul foto wanita yang lain lagi.
"Bukan tipe gue." ujar Daniel lagi.
Richard terus menscroll hingga foto ke 50, namun tak satupun yang menarik perhatian Daniel.
"Come on, Dan. Lo mau nyari yang kayak gimana lagi?" tanya Richard seakan lelah menghadapi tingkah Daniel.
"Masa iya dari 50 cewek cantik itu, nggak ada yang menarik perhatian lo." ujar Richard lagi.
Daniel kini menghirup kopi, lalu menghisap vape yang ada ditangannya.
"Ya gimana, dong. Kalau emang nggak ada yang gue suka, masa gue harus maksa." ujar Daniel kemudian.
"Lo kalau masih membandingkan cewek lain sama Grace, ya cewek lain pasti kalah lah. Dan lagipula nggak ada orang yang sama persis di dunia ini." Ellio yang sejak tadi diam, kini menimpali.
Daniel kembali menghisap Vape dan membuang pandangan ke suatu sudut. Benar apa yang dikatakan Ellio barusan. Bahwasannya ia masih saja membandingkan gadis lain dengan Grace. Grace adalah tolak ukurnya dalam mencari perempuan. Meskipun itu terasa tidak adil, mengingat tak akan pernah ada wanita yang benar-benar mirip 100%.
Malah justru standar yang ia tetapkan terlalu tinggi, dan tak mampu di lampaui oleh gadis lain manapun saat ini.
Namun mau bagaimana lagi, saat ini hanya Grace yang bertahta di benaknya. Hanya suara Grace yang masih terngiang-ngiang di telinganya. Ia belum mampu mengganti wanita itu dengan wanita lain, baginya ini terlalu sulit.
***
Rangga meletakkan dua mangkuk berisi makanan ke hadapan Lea siang itu. Ia membawa makanan tersebut dari dalam kantin khusus anak orang kaya. Lebih tepatnya ruang prasmanan yang memiliki beberapa chef didalamnya.
Untuk anak orang biasa seperti Lea. Jangankan bermimpi masuk ke tempat itu, menoleh ke arah sana pun tidak berani. Ia takut akan tergoda masakan yang ada didalamnya, sedang ia sendiri tak mampu untuk membeli.
Bisa masuk ke sekolah ini saja, sudah merupakan anugerah terbesar baginya. Karena rata-rata teman sepermainannya hanya masuk ke sekolah biasa. Kini dihadapannya, terletak dua jenis makanan yang bahkan belum pernah ia lihat sama sekali.
"I, ini apa Rangga?" tanya Lea pada Rangga. Pemuda itu pun tersenyum.
"Ini masakan Belanda, hari ini hari nya menu Belanda. Ini namanya erwtensoep." ujar Rangga seraya menyerahkan semangkuk sup berwarna kehijauan.
"Ini dari apa?" tanya Lea penasaran.
"Kacang ijo, kentang, wortel, bawang bombay."
"Kacang ijo yang buat bubur itu?"
"Iya, eh bukan. Kacang polong, tau kan?"
"Oh, kirain kacang ijo buat bubur terus dikasih bawang bombay
Suara Lea terdengar cukup keras. Hingga nyaris mengusik dan mengundang tawa sekitar.
"Please deh, norak banget dia." Sharon berujar di suatu sudut, karena ia, Maya, dan Tasya mendengar semua itu.
"Coba dulu, Lea. Ini enak koq." ujar Rangga kemudian.
Lea menarik nafas seraya memperhatikan makanan tersebut. Karena merasa tak enak pada Rangga yang sudah susah payah mengambilkan makanan itu, Lea pun mencobanya perlahan.
Ketika masakan itu masuk ke mulutnya, tak ada masalah yang besar. Karena memang rasanya cukup enak dan bisa diterima oleh lidah. Sangat jauh dari apa yang tadi ia bayangkan.
"Enak kan?" tanya Rangga kemudian. Lea tersenyum lalu melahap makanan tersebut hingga habis.
"Kamu nggak makan?" tanya Lea kemudian.
"Itu aku pesen mie ayam." ujar Rangga, tak lama pesanan mie ayamnya pun datang.
"Kamu habiskan dong, makanan yang satunya." ujar Rangga.
Pandangan mata Lea beralih pada piring berisi makanan campur, yang ia sendiri juga tak tau apa namanya. Jangankan tau soal penamaan, melihatnya saja belum pernah.
"Ini apaan, seblak?"
Rangga tersedak karena menahan tawa. Sementara Sharon, Maya, dan Tasya melakukan scrolling eyes.
"Pelase, deh." ujar mereka sekali lagi.
"Ini namanya beef stew." ujar Rangga.
"Beef stew?"
"Iya, cobain deh. Ini dari daging sapi."
Lea pun mencobanya.
"Mirip semur apa sapi lada hitam gitu." ujar Lea.
"Ya, mirip-mirip lah rasanya." ujar Rangga.
Mereka lanjut berbincang dan menghabiskan makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 577 Episodes
Comments
tori sullivan
alah percuma juga romantis"an. ujung"nya jadi sugar babynya kudanil
2023-05-13
0
Siti Aisyah
oph mungkin nanti nya si lea patah hati ditinggal rangga...makanya dia nanti mau jd sugar dady nya daniel..menang byk dong secara lea msh perawan..lah si daniel sdh kyk teh celup aja...
2022-08-22
1
Ira Wati
cie yg lagi pdkt
2022-08-22
0