Lampu tembak bersinar di seantero ruangan sebuah klub malam. Menyoroti banyak orang yang tengah berjingkrak di sebuah floor.
Malam itu musik mengalun cukup keras, dari seorang DJ profesional yang memang sudah akrab dengan pengunjung klub tersebut.
Disebuah sudut masih ditempat yang sama, Daniel Edsel Roberts tengah bersama dengan seorang gadis cantik bernama Karenina. Gadis itu belakangan tengah viral, di kalangan para pengusaha dan bos seperti dirinya. Berdasarkan desas-desus yang ada, Karenina di sebut-sebut sebagai penakluk hati banyak pria berduit. Dan malam ini Daniel ingin membuktikannya.
"Ikut aku ke atas." bisik Daniel di telinga Karenina.
Seakan telah terusik pertahanannya, Karenina pun melayangkan senyuman yang menggoda pada pria itu. Daniel lalu menarik Karenina, untuk menuju ke atas. Klub tersebut adalah milik sahabatnya, Ellio. Di atas ada banyak room yang tersedia untuk melakukan segala tindakan.
Daniel membawa Karenina ke salah satu ruangan yang telah ia pesan sebelumnya, dan kini ia siap memulai sebuah kesenangan. Pada saat semuanya mulai memanas, tiba-tiba Daniel berhenti.
Seketika keinginannya menjadi hilang, mendadak turun drastis begitu saja. Sebab kini ada orang lain yang terlintas dibenaknya. Daniel menghentikan aktivitas tersebut secara sepihak. Ia lalu merapikan baju serta memakai kembali jas yang tadi sempat ia lepaskan.
"Dan, why?" tanya Karenina heran. Ia merasa tak berbuat salah apa-apa, pada CEO tampan itu.
"Sorry, I can't." ujar Daniel kemudian.
"Why, did I do something wrong?" tanya Karenina lagi.
"No, sorry."
Daniel langsung pergi meninggalkan tempat itu, tanpa memberi penjelasan apapun pada Karenina.
***
Esok harinya.
"Mau sampai kapan lagi, Dan?"
Richard William sang sahabat bertanya pada Daniel Edsel Roberts, yang kini tengah duduk di meja kerjanya sambil meminum segelas wine.
Di kursi lain ada Ellio Rodriguez, teman mereka yang satunya lagi. Pemilik klub malam yang semalam didatangi oleh Daniel. Mereka bertiga merupakan pengusaha sukses yang memiliki darah blasteran.
Usia mereka sudah di atas 30 tahun. Daniel berusia 35 tahun, sedang Richard dan Ellio telah menginjak angka ke 36. Namun diantara ketiganya, belum ada yang berumah tangga. Mereka masih betah bermain-main, karena sejatinya mereka dikelilingi wanita-wanita cantik bak model.
Dengan tampilan wajah serta tubuh yang rata-rata nyaris sempurna. Agaknya sangat disayangkan, jika mereka harus berlabuh pada satu wanita saja. Kemudian terikat pada pernikahan yang membosankan didalamnya.
"Gue nggak tau." ujar Daniel pada Richard.
"Why?"
"Pasti alasan klasik lo itu, kan?" tanya Ellio seakan telah mengetahui isi kepala Daniel.
"Grace?" tanya Richard padanya.
Daniel tak menjawab, ia hanya mereguk wine yang ada di gelas hingga habis.
"Jadi semalam, Karenina nggak lo unboxing?" tanya Richard pada Daniel. Daniel menggeleng lalu menghisap vape yang baru saja ia ambil dari dalam laci.
"Oh, come on Dan. Karenina itu reputasinya bagus dikalangan para bos. Dia sangat-sangat professional." ujar Richard lagi.
"Goyangan Karen, beh mantap." Ellio menimpali.
"Emang lo udah pernah nyoba?" tanya Daniel.
"Udah dong, sampe capek banget gue."
Daniel dan Richard tertawa.
"Gue nggak bisa." ujar Daniel.
"Mau sama cewek mana pun, gue suka awalnya doang. Pas udah berdua, gue inget Grace lagi." lanjutnya kemudian.
"Dan, Grace itu udah sama bapak lo. Udah jadi nyokap tiri lo."
Richard mencoba menyadarkan temannya itu. Namun Daniel kini menuang kembali wine ke dalam gelas, lalu kembali mereguknya.
"Hhhhh."
Ia menghela nafas panjang sebelum mereguk habis wine tersebut. Bayangan Grace kini kembali melintas di benaknya.
Grace, Wanita yang ia temui 4 tahun lalu di sebuah party yang diadakan salah satu rekannya sesama bos. Saat itu Daniel tengah duduk di depan sebuah bartender, dan minum sambil menunggu kedatangan Richard serta Ellio.
Grace lalu menyapanya, awalnya Daniel cuek saja. Namun ketika menoleh, ia melihat sesosok wanita yang nyaris sempurna tengah tersenyum kepadanya.
Grace memiliki kecantikan setara model Victoria's secret. Dengan tinggi 179cm, tubuh langsing, namun memiliki bagian-bagian yang padat berisi. Hingga ketika ia mengenakan dress bodycon, Daniel seperti melihat Dewi yang turun ke bumi.
Grace juga memiliki rambut panjang berwarna hitam, kulit tidak terlalu putih. Bibir penuh serta senyuman yang menawan. Membuat Daniel jatuh hati sejak pandangan pertama. Singkat cerita malam itu mereka berakhir di sebuah kamar.
Grace pun ternyata sangat piawai dalam memberi kesenangan pada Daniel. Sejak saat itu juga, mereka memulai sebuah hubungan. Namun satu tahun belakangan, hubungan mereka merenggang. Lantaran Grace mengungkapkan keinginannya untuk menikah dan memiliki anak.
"Usia aku sudah hampir 40 tahun, sudah saatnya kita serius memikirkan hubungan ini." ujar Grace pada Daniel saat itu. Namun agaknya Daniel memang belum siap dengan perubahan status.
Sepanjang hidup, ia tidak pernah mempercayai pernikahan. Saat berusia 14 tahun, ibunya pergi dengan laki-laki lain. Karena sang ayah, yang masih doyan bermain bersama banyak perempuan. Ia ragu menerima keinginan Grace, hingga akhirnya hubungan mereka gantung begitu saja.
Lalu, terdengar kabar jika Grace akan menikah dengan seorang pengusaha kaya-raya, berusia 65 tahun. Daniel mulai terpukul, bahkan yang lebih membuatnya sakit adalah. Ternyata pengusaha kaya-raya yang dimaksud tak lain adalah Edmund Roberts, ayah kandungnya sendiri.
Entah dari mana mereka berkenalan, yang jelas Edmund dan Grace tidaklah salah. Edmund tidak mengetahui jika Grace adalah mantan kekasih anaknya dan Grace pun belum pernah dikenalkan pada orang tua Daniel sebelumnya.
Jadilah mereka menikah, dan Daniel terpuruk hingga hari ini. Meski ia selalu menutupi dengan mengadakan party, pergi ke tempat-tempat liburan yang eksotis bersama para perempuan cantik..
Namun itu semua tak cukup mengobati luka hati Daniel, ia masih sangat mencintai Grace. Bayangan wanita itu saat bersamanya, selalu terbayang dalam benak Daniel hingga detik ini.
"Kayaknya lo harus cari sugar baby, bro. Biar hati lo tenang." Ellio mengeluarkan ide yang terasa asing ditelinga Daniel.
"Sugar baby?" tanya Daniel seraya mengerutkan kening.
"Ya, kayak Richard." ujar Ellio seraya menoleh pada Richard. Richard pun tertawa lalu menghisap vape miliknya.
"Emang lo punya sugar baby?" tanya Daniel pada Richard. Pria itu hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Siapa?. Bukannya lo masih sering party dan happy-happy sama banyak cewek." ujar Daniel lagi.
"Iya, tapi gue punya satu yang gue keep. Tempat dimana gue balik, kalau gue lagi penat sama semua yang ada diluar."
"Siapa?. Bianca, Dina atau Chloe?"
Richard menggeleng.
"Bukan, ada lagi yang lain. Lo nggak tau, Ellio yang udah pernah ketemu."
Daniel melirik ke arah Ellio dan Ellio pun membenarkan ucapan Richard.
"Cantik, masih muda. Baru 18 tahunan."
"Hah, what the..." ujar Daniel tak percaya.
"Wah parah lo." ujar Daniel lagi.
Richard dan Ellio tertawa.
"Gue seneng saat lagi bersama perempuan-perempuan yang ada disekitar circle kita. Tapi lo tau sendiri kan, perempuan-perempuan itu berlabuh ke siapa aja secara bergantian. Sedangkan sugar baby yang gue dapatkan dan gue keep, dia cuma ada buat gue."
"Dari mana lo tau, kalau dia cuma ada buat lo."
"Gue selalu pantau dia dimana pun, dan gue memberikan dia tempat tinggal yang nggak jauh dari jangkauan gue."
"Dia masih semuda itu?" tanya Daniel lagi seakan masih belum percaya.
"Yes, anak umur segitu masih nurut dan bisa di dominasi." ujar Richard.
"Wah, sakit jiwa lo." ujar Daniel seraya tertawa, ia lalu menghisap kembali vape miliknya.
"Justru lo lebih tenang, dan meminimalisir rasa kecewa. Kalau kayak cewek-cewek disekitar kita, mereka adalah tipikal cewek bebas yang kita sendiri nggak tau, hari ini mereka berlabuh di pelukan siapa."
"Dan resiko penyakit juga, bro." ujar Ellio kemudian.
"Udah sadar lo?" tanya Daniel seraya tersenyum kecil.
"Iya, makanya gue sekarang udah mulai pengen nyari yang satu aja buat gue." ujar Ellio lagi.
"Ya lo minta cariin lah sama Richard. Dimana bro, lo dapetin tuh bocil?"
Richard tertawa.
"Ada agency nya. Kalau lo mau."
"Agency?" Daniel tak percaya.
"Gila ya, ada agency nya loh." selorohnya lagi seraya tertawa.
"Jangan salah, di agency itu rata-rata sugar baby nya berattitude baik, berpengetahuan luas, tau table manner, tau cara bersikap, berdiri, berbicara."
"Oh ya?"
"Kayak sekolah kepribadian, bro." timpal Ellio.
"Serius lo?"
"Serius, dan ok punya."
"Really?"
"Ya, ntar kapan-kapan kita kesana." ujar Richard.
Daniel hanya tertawa karena merasa hal ini begitu konyol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 577 Episodes
Comments
sintesa destania
ga da visualkah biar bisa makin halluuu
2023-12-31
0
Ida Ferdy Dumais
Hehe trio singles
2023-02-13
0
rosita sari
lumayan lah untuk menghibur diri baca novel ini hehe
good luck kak author
sehat selalu🖤🖤
2023-02-02
0