Sekitar pukul tujuh malam Yudha dan keluarganya sampai di bandara Husein Sastranegara Bandung. Di sana Revanda sudah menunggu.
"Selamat malam pak Yudha, Nyonya," sapa Revanda.
"Jangan panggil, tuan nyonya, panggil om dan tante saja," ucap Yudha sambil menepuk bahu Revanda.
"Baik Om, Tante, mari mobilnya sudah ada di depan," ucap Revanda sambil tersenyum pada anak-anak Yudha.
"Panggil saja aku Afwa, aku Afwi dan ini adikku Aryana," ucap Afwa dan Afwi pada Revanda.
"Iya mas Afwa, mas Afwi dan mbak Aryana," balas Revanda.
Setelah sapaan dan perkenalan singkat, Revanda segera membawa kelurga Yudhatama ke hotel milik Dewantara group. Sampai hotel mereka disambut ramah dan penuh penghormatan dari manajer hotel beserta karyawannya.
"Selamat datang tuan Yudha, bagaimana perjalanan anda?" tanya pak Galih manajer hotel.
"Alhamdulillah perjalanan kami lancar," jawab Yudha.
"Syukurlah, mari saya antar ke ke kamar tuan dan Nyonya, juga tuan muda dan nona muda!" ucap pak Galih.
Yudha dan keluarganya diantar oleh pak Galih menuju kamar hotel yang akan mereka tempati, tentu saja mereka ditempatkan di kamar paling mewah.
"Ayah sudah beritahu Raka kalau kita sudah sampai?" tanya Yasmin pada Yudha ketika mereka memasuki kamar suite presidential room yang mereka tempati.
"Sudah tadi pas perjalanan ke hotel aku sudah beritahu Raka kalau kita sudah sampai dan aku juga memberitahunya kalau kita akan kesana sore karena kalau pagi Raka masih dinas," jawab Yudha.
"Lalu besok siang kita ngapain?" tanya Yasmin.
"Bunda temani ayah kerja ngecek hotel," ucap Yudha sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Yasmin dengan posisi memeluk dari belakang.
"Haish, modus deh kalau begini," ucap Yasmin yang sudah hafal sifat suami bucinnya itu.
"Kamu 'kan jarang temani aku kerja jadi presdir, sayang, jarang-jarang lho kamu ikut aku ke Bandung, mumpung cuacanya bersahabat," ucap Yudha dengan menaruh dagunya di pundak Yasmin sambil memeluk.
"Yaa...yaa..., terserah ayah saja," ucap Yasmin menyerah jika pak Presdir sudah mode seperti ini.
'Malam ini ya, Sayang, bolehkan?" tanya Yudha penuh harap.
"Tapi kita baru sampai lho, apa ayah nggak capek?" tanya Yasmin.
"Kalau soal kemesraan nggak ada kata capek buatku, sayang," jawab Yudha mesra.
"Boleh, tapi shalat dulu, dan hanya satu ronde," jawab Yasmin.
"Baiklah kita shalat dulu, tapi yang satu ronde itu ayah nggak janji ya," ucap Yudha.
"Selalu saja begitu," gerutu Yasmin dalam hati.
Akhirnya setelah membersihkan diri dilanjut shalat berjamaah, Yudha benar-benar melakukan apa yang ia katakan. Ia langsung melakukan penyerangan pada sang istri. Yasmin hanya pasrah dengan perlakuan suaminya yang menjelajah setiap inci tubuhnya yang polos. Erangan dan des*han lolos dari keduanya. Meski sudah kepala empat Yudha masih kelihatan muda dan segar. Soal urusan ranjang dia seolah nggak ada capeknya mungkin karena Yudha seorang tentara yang selalu menjaga kebugarannya, perut sispax nya pun masih terlihat bagus.
Sedangkan di kamar Afwa dan Afwi sedang merapikan baju yang di bawanya. Afwa ke kamar mandi lebih dulu, setelah itu baru Afwi. Afwa dan Afwi lebih memilih kamar dengan doubel bel dan Aryana bersama sang adik bungsunya yang juga menempati kamar doubel bed.
"Kak apa Aryana dengar pembicaraan kita tempo hari ya, kok feelingku mengatakan Ana sudah tahu tentang masa lalu om Fahmi dan bunda," ucap Afwi.
"Iya, aku rasa Ana sudah tahu, tapi dari mana dia tahu, aku belum memastikannya," ucap Afwa.
"Aku perhatikan sejak malam kakak pulang ke rumah, sikap Aryana pada bunda agak berbeda, seakan Aryana menjauhi bunda, soalnya bunda juga sempat tanya ke aku apa Aryana ada masalah, apa bunda buat salah sama Aryana yang bunda tidak tahu, gitu kak," ujar Afwi.
"Nanti aku akan cari waktu yang tepat untuk bicara dengan Aryana, masalah ini harus segera diselesaikan," ucap Afwa serius.
"Di negeri seberang, seorang pria sedang berdebar membuka sebuah paket yang di kirim oleh Aryana, si cantik yang sudah seminggu ini tak bisa ia hubungi maupun membalas pesannya. Perlahan ia mengeluarkan isi paket.
"Kotak yang cantik, kamu beri hadiah om apa sayang," gumam Fahmi, ya pria itu adalah dokter Fahmi, om dokter kesayangan Aryana.
Perlahan Fahmi mebuka kotak kecil yang cantik, begitu melihat isinya senyum mengembang dari bibir Fahmi, hatinya sungguh bahagia seakan menang undiian, Fahmi meraba amplop pembungkus tadi yang ternyata ada sebuah surat. Fahmi membuka amplop dan membuka surat itu perlahan.
Assalamualaikum Om, apa kabar semoga om selalu sehat dan bahagia. Maafkan Aryana tidak membalas semua panggilan dan pesan om, Aryana hanya ingin menata hati Aryana agar tidak terlalu bergantung dan merepotkan om Fahmi lagi, suatu saat om akan menikah dan berkeluarga tak baik jika om terus memperhatikan aku. Aryana percaya suatu saat om akan mendapatkan wanita yang seperti bundaku bahkan lebih baik dari bunda. Aku sayang om, aku berharap dan selalu berdoa untuk kebahagiaan om. Oh iya, om sudah banyak kasih aku hadiah, tapi aku belum pernah memberi apapun. Kemarin waktu di toko pernak-pernik aku lihat penjepit dasi ini, entah kenapa aku ingat om, jadi aku membelinya untuk om Fahmi, maaf ya om Aryana baru bisa kasih itu, nanti kalau Aryana sudah kerja, aku akan belikan om hadiah yang lebih bagus dan lebih mahal. Jaga diri dan jaga kesehatan. Aryana sayang om Fahmi.
Wasalamualaikum.
Salam Manis
Aryana Maira Y.
Setelah membaca surat dari Aryana ingin rasanya ia menangis dan memeluk gadis kecilnya, namun ada kalimat yang membuat ia heran, disurat itu tertulis semoga ia akan mendapat wanita seperti bundaku.
"Apa maksud Aryana dengan kalimat ini?, apa Aryana sudah tahu perasaanku pada Yasmin di masa lalu dan Aryana mengira aku masih menyukai Yasmin, Akhhhh...., Aryana apa benar kau berfikir begitu?!, sejak tujuh belas tahun yang lalu pemilik hati om adalah kamu Artyana sayang," gumam Fahmi lalu memeluk penjepit dasi hadiah dari Aryana seoalah itu adalah benda yang sangat berharga baginya.
"Hadiahmu sangat cantik sayang, om suka, om akan menyimpannya dengan baik, dan om akan menjelaskan semuanya padamu," ucap Fahmi dalam hati.
Lalu Fahmi mendial nomor sang asisten.
"Alan, cari tahu dimana posisi gadisku sekarang!".
Selang lima belas menit Fahmi sudah mendapat posisi Aryana.
"Kamu sedang liburan di Bandung sekarang, baiklah akan kutemani," ucap Fahmi dengan senyum smirknya.
"Alan, siapkan jet pribadiku selepas subuh aku akan kupakai dan kosongkan jadwalku selama empat hari," perintah Fahmi pada Alan via telpon. Fahmi juga meminta ijin dengan pihak rumah sakit ME untuk pulang ke Indonesia sebentar.
Setelah subuh Fahmi benar-benar pulang ke Indonesia dengan menggunakan jet pribadinya yang sudah disiapkan Alan tadi malam. Sampai di Bandung Fahmi langsung ke hotel milik Dewantara group, hotel yang sama dengan pujaan hatinya, tadi malam Alan juga langsung mereservasi hotel tersebut untuk tuannya.
"Ah akhirnya sampai Bandung juga, tapi Yudha tak boleh tahu dulu aku juga menginap disini," gumam Fahmi dalam hati.
Pagi pun menjelang cahaya mentari menembus jendela kamar yang di tempati Yudha dan keluarganya. Yudha menyuruh anak-anaknya untuk turun untuk sarapan bersama di restoran hotel.
Afwa, Afwi, Aryana dan Azka sudah menunggu kedatangan orang tuanya di restoran, tak lama orang yang ditunggu datang.
"Pagi semua!" ucap Yudha yang datang bersama Yasmin.
"Pagi," jawab ke empat anaknya.
"Kalian sudah pesan makanan?" tanya Yasmin.
"Belum bund, kami tunggu ayah dan bunda" jawab Afwa.
"Ya sudah kita pesan dulu," ucap Yudha yang segera memanggil pelayan untuk memesan makanan.
Sambil menunggu makanan keluarga kecil itu mengobrol ringan, Yudha juga menyampaikan rencana kunjungan ke rumah Raka di sore hari.
"Nanti, bunda akan menemani ayah mengecek laporan hotel dan bertemu om Galih, soalnya tadi begitu papa tau aku dibandung aku diminta mengeceknya saja. jadi kalian nanti bisa jalan-jalan dulu tapi yang dekat-dekat sini saja karena jam tiga kita berangkat ke rumah om Raka," ucap Yudha.
"Di sini ada kolam renangnya nggak Yah?* tanya Azka.
"Tentu saja ada boy, kamu mau berenang?" tanya Yudha pada anak bungsunya.
"Iya aku mau berenang, kak Afwa, Kak Afwi, Kak Aryana apa kalian mau temani aku berenang?" tanya Azka.
"Baiklah kami akan menemanimu berenang, ucap Afwi.
"Aku nggak ikut," seloroh Aryana.
"Kenapa, Dek, biasanya kamu suka berenang?" tanya Afwa.
"Lagi malas, lagipula aku nggak bawa baju renang," jawab Aryana datar.
"Kalau nggak ikut renang terus kak Ana mau ngapain?" tanya Azka.
"Ya, liat kalian renang aja, atau jalan-jalan keliling hotel," jawab Aryana.
"Gini aja, Afwi temani Azka berenang dan Afwa temani Ana jalan-jalan sekitar hotel," usul sang bunda.
"Ide bunda bagus juga, biar adil, gimana?" tanya Yudha.
"Oke, aku ditemani kak Afwi aja nggak apa-apa kok," jawab Azka yang di setujui semua kakaknya.
"Tak lama kemudian pesanan mereka datang, Yudha dan keluarga kecilnya makan dengan tenang. Selesai makan Yudha dan Yasmin langsung ke ruang kantor Yudha untuk memeriksa laporan hotel, Afwi dan Azka pergi ke kamar untuk mengambil perlengkapan renang, sedang Afwa menemani Aryana jalan-jalan kelilig hotel. Saat akan berkeliling hotel Aryana pamit ke toilet sebentar.
"Kak aku ke toilet sebentar ya," ijin Aryana.
"Iya, jangan lama-lama," ucap Afwa.
"Iya-iya bawel!"
Aryana langsung menuju toilet wanita yang ada di area lobby hotel. Saat Aryana akan keluar dari toilet sebuah tangan kekar menariknya, setelah tahu siapa yang menariknya, Aryana begitu terkejut.
_________________________________________
Siapa hayo?
Please Like, Vote, Coment, Rate and Favorit
Thank You
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Een Mely Santi
ketemu sm jodoh
2022-11-28
0
Lina Susilo
ya udah pasti om dokter tersayang lah yg narik ana
2022-11-04
0
Rosmina Sumang
om fajmolah
2022-02-11
0