Happy Reading
"Sungguh apa hanya karena kakakmu Afwa pulang kamu tidak jadi berlibur ke Maldives?" tanya Yudha menyelidik karena ia tak yakin putrinya membatalkan hadiah liburannya ke Maldives hanya karena kakaknya Afwa akan pulang dari asrama di Magelang.
"Iya, Ayah, sepertinya ayah tidak percaya padaku," ucap Aryana sedikit memanyunkan bibirnya karena merasa sang ayah tidak percaya padanya.
"Bukan begitu, sayang, kamu kemarin 'kan ngebet banget pingin ke Maldives," ucap Yudha.
"Om Fahmi banyak jadwal operasi minggu ini jadi nggak bisa temani aku liburan ke Maldives," ucap Aryana berbohong, karena tak mungkin ia mengatakan hal yang sebenarnya pada sang ayahnya.
"Ya sudah kalau begitu, nanti kalau Afwa sudah pulang kita ke Bandung ke tempat om Raka dan tante Dinda, sudah lama kita tidak mengunjungi mereka, sekalian nanti kalian bisa liburan di Bandung bareng Kirana dan Kiara," ucap Yudha yang di angguki Aryana sambil tersenyum tanda setuju.
Akhirnya perang dingin antara ayah dan anak itu berakhir malam itu juga. Aryana keluar dari ruang kerja ayahnya dengan perasaan lega karena masalahnya dengan sang ayah sudah ia selesai meski hatinya masih terasa sakit karena ia harus mengecewakan om dokter kesayangannya itu.
Di ruang kerja Yudha duduk di sofa tempat ia berbincang dengan Aryana, ia menghela nafas panjang seolah ada beban berat yang memenuhi pikirannya.
"Ayah tahu kamu berbohong Ana, kamu memang cukup pintar menyembunyikan kesedihanmu, maafkan ayah Ana. Ayah hanya tidak rela jika Fahmi yang nanti akan mengantikan tanggung jawab ayah menjagamu karena ayah takut cinta Fahmi tidak tulus padamu Ana, ayah hanya takut Fahmi menyukaimu karena terobsesi dengan bundamu. Fahmi, jangan kamu pikir aku tak tahu bahwa kau menginginkan putriku," gumam Yudha dalam hati.
Yudha keluar dari ruang kerjanya menuju kamarnya, di dalam terlihat Yasmin sedang merapikan tempat tidur.
"Ayah dari mana?" tanya Yasmin.
"Ayah dari ruang kerja mengecek email yang dikirim Ridho tentang laporan perusahaan," jawab Yudha.
"Oh aku kira tadi ayah kemana gitu," ucap Yasmin.
"Tadi Aryana menemuiku di ruang kerja," ucap Yudha sambil duduk di sisi tempat tidur.
Yasmin yang mendengar ucapan suaminya terkejut dan langsung duduk di samping suaminya.
"Untuk apa Aryana menemui ayah di ruang kerja, tak biasanya?" tanya Yasmin.
"Untuk meminta maaf atas sikapnya tadi siang, dan dia tidak jadi Maldives," jawab Yudha tapi malah membuat istrinya bingung.
"Maldives?, Aryana mau pergi ke Maldives, maksudnya?" tanya Yasmin bingung.
Yudha lalu menceritakan kronologi ngambeknya Aryana saat pengambilan raport yang berakhir dengan hal tak menyenangkan di kantor Yudha. Mendengar penuturan suaminya Yasmin semakin terkejut ternyata Aryana punya pernjanjian ke Maldives dengan dokter Fahmi.
"Kenapa Ayah baru cerita sekarang sama bunda?" tanya Yasmin
"Ayah juga baru tahu acara ke Maldives itu tadi siang saat pengambilan rapot," jawab Yudha.
"Aku seperti merasa perhatian mas Fahmi pada Aryana itu berlebihan," ucap Yasmin
"Maksud bunda apa?" tanya Yudha pura-pura tidak tahu, Yudha ingin istrinya mendeteksi sendiri kejanggalan hubungan Aryana dan dokter Fahmi.
"Apa ayah tidak merasa dokter Fahmi punya perasaan khusus pada Aryana, dia tidak memandang putri kita sebagai anak atau keponakan namun sebagai seorang wanita," jelas Yasmin.
"Semoga perasaan ku tidak salah," gumam Yasmin tapi masih terdengar di telinga Yudha
"Ternyata pemikiran kita sama, terus menurutmu bagaimana jika benar suatu hari Aryana dan Fahmi mempunyai hubungan percintaan apa kamu mengijinkannya?" tanya Yudha ingin mendengar pendapat istrinya.
"Entahlah Mas, sekarang aku hanya berfikir jarak usia mereka terlalu jauh apa mungkin bisa cocok, lagi pula Aryana punya kelainan jantung, Mas Fahmi punya segalanya dia bisa mendapatkan wanita yang lebih segalanya dari Aryana tapi kenapa mas Fahmi malah menyukai putri kita," ucap Yasmin galau.
"Andai pria itu bukan dokter Fahmi meski beda usia jauh, aku akan pertimbangkan tapi ini Fahmi, pria yang pernah memiliki perasaan khusus pada bunda, dan aku takut ia menyukai Aryana karena terobsesi dengan bunda," ucap Yudha yang sama galaunya dengan sang istri.
"Kita lihat nanti saja, Yah, sekarang kita fokus ke Aryana, kita pantau saja bagaimana perkembangan sejauh mana hubungan Aryana dan mas Fahmi, jangan terlalu menekan Ana, bagaimanapun mas Fahmi lah yang membantu kesembuhan Ana selama bertahun-tahun, kita juga jangan terlalu menyudutkan mas Fahmi!" pinta Yasmin.
"Baiklah pendapat bunda ada benarnya, nanti aku akan menyelidiki apa sebenarnya yang di inginkan dokter Fahmi pada putri kita," ucap Yudha.
Di Singapura Fahmi sedang menerima laporan dari orang kepercayaannya untuk menyelidiki penyebab Aryana tiba-tiba berubah dan seolah ingin menjauh darinya.
"Alan informasi apa yang kau dapat tentang gadisku?" tanya Fahmi tegas.
"Waktu pengambilan raport terlihat nona Aryana kelihatan sedang berdebat sesuatu dengan tuan Yudha, apa yang mereka debatkan kami kurang tahu dan setelah itu tuan Yudha mengajak nona Aryana ke kantor militer tuan Yudha, setelah satu jam mobil yang ditumpangi nona Aryana dan tuan Yudha keluar kantor, terlihat nyonya Yasmin juga ada di dalam mobil tersebut. Maaf, tuan muda, hanya informasi itu yang bisa kami dapat, karena sudah masuk wilayah militer kami tidak bisa menggali informasi lebih lanjut," lapor Alan pada Fahmi.
"Baiklah, terima kasih, terus awasi terus gadisku, informasi sekecil apapun jangan pernah kalian lewatkan!" perintah Fahmi.
"Siap Tuan Muda, saya permisi," ucap Alan yang segera meninggalkan ruangan Fahmi.
"Huh, di dunia ini masih banyak wanita dewasa yang lebih dari nona Aryana tapi malah tuan mu da Fahmi memilih gadis SMA, ya tapi kalau gadis SMA nya anak pemilik Dewantara group siapapun nggak akan nolak," gerutu Alan dalam hati yang heran dengan pilihan tuannya.
Sedangkan di dalam ruangannya, Fahmi berdiri depan diding kaca ruang kerjanya di Pratama group yang ada di Singapura. Di ketinggian lantai lima belas ia menatap hamparan kota Singapura namun hatinya berada di Indonesia. Aryana Maira Yudhatama sudah mencuri hatinya sejak bayi, nama itu juga ia yang sematkan pada bayi perempuan anak dari wanita yang ia cintai tapi tak bisa ia miliki. Bayi perempuan yang membuatnya tak bisa menerima wanita manapun menjadi pendamping hidupnya. Sudah entah berapa kali tuan Pratama menjodohkannya dengan beberapa wanita namun selalu di tolak mentah-mentah oleh Fahmi tanpa mau Fahmi mengatakan alasannya. Membuat tuan Pratama dan istrinya menyerah meski sebenarnya ia mencemaskan garis keturunan mereka karena Fahmi adalah anak tunggal. Tuan Pratama hanya berharap sebelum ia tutup usia Fahmi sudah menikah dan memberikan dia cucu.
"Aryana, apa kau bilang kemarin suruh aku menikah agar ada yang mengurusku dan menghabiskan uangku, wanita yang boleh menghabiskan uangku hanya mami dan kamu Aryana," gumam Fahmi dalam hati.
Fahmi lalu mengambil ponselnya dan mendial nomor Aryana, sudah beberapa kali ia melakukan panggilan namun tak ada jawaban kemudian ia mengirim pesan pada Aryana.
"Aryana, cantiknya Om, sebenarnya ada apa denganmu?, kenapa tiba-tiba membatalkan liburan ke Maldives dan kenapa kamu nggak jawab telpon dari om, kalau om salah katakan, sayang, jangan begini", itulah isi pesan yang dikirim Fahmi pada Aryana.
Beberapa menit Fahmi menunggu tetapi tak ada notifikasi masuk, Fahmi benar-benar galau. Akhirnya ia memutuskan masuk ke kamar khusus yang ada di ruangannya untuk istirahat, hari ini benar-benar melelahkan untuknya. Dua kali operasi jantung yang harus ia tangani setelah itu langsung ke perusahaan dengan pekerjaan yang menggunung ditambah belahan jiwanya yang ngambek tanpa sebab dan tak bisa dihubungi.
Sedangkan di Indonesia, Aryana berusaha membuka matanya yang masih mengantuk, dilihat jam di dinding kamarnya menunjukkan sudah pukul empat sore.
"Sudah jam empat rupanya, huft aku belum shalat ashar," gumamnya dalam hati.
Perlahan Aryana turun dari tempat tidur, ia menuju kamar mandi, membersihkan diri sekalian berwudhu. Setelah mandi dan berganti pakaian ia melaksanakan shalat ashar, dalam shalatnya Aryana memohon petunjuk atas semua kegalauan hatinya. Hanya dengan Sang Rabb kita tak bisa menyembunyikan apapun, dan Allah akan selalu memberi jalan keluar atas semua masalah, karena sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.
Tidak ada kesulitan yang tidak bisa diselesaikan. Bahkan dalam satu kesulitan terdapat dua jalan keluar. Pada surat Al-Insyirah terdapat satu kalimat yang diulang dua kali. Yaitu ayat kelima dan keenam yang berbunyi inna maal usri yusra.
Setelah selesai shalat, Aryana memeriksa ponselnya, betapa terkejutnya ia mendapati hampir sepuluh panggilan tak terjawab dari om kesayangannya yang sudah membuatnya galau, apalagi ketika membaca pesan yang dikirim om Fahmi. Hatinya berdesir ngilu, perasaan campur aduk antara bahagia dan sedih, antara membalas pesan om Fahmi atau membiarkannya.
"Ya Allah berilah petunjuk-Mu apa yang harus hamba lakukan dalam mengambil sikap agar hamba tak menyakiti kedua orang tua hamba dan om Fahmi, aku sayang mereka semua, hiks...hiks..," ucap Aryana dalam hati sambil memeluk ponselnya.
__________________________________________
Jangan lupa kasih Like, Vote, Coment, Rate and Favorit.
Thank You
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 255 Episodes
Comments
Lina Susilo
di episod ini banyak yg galau
2022-11-04
0
Adam Arrosid
cck aj sih Thor, kn emg jauh bedanya sma ana.
2021-09-27
0
Sunnyta Mukherji
visual dokter Fahmi kurang cocok ga imut thor 🙏🙏
2021-09-23
0