Sezha sungguh sangat gembira begitu mendengar jikalau Deon akan mau bertanggung jawab atas kehamilannya karena memang hanya kepada Deon, Sezha menyerahkan mahkota paling berharga dalam hidupnya sebagai seorang wanita.
Sezha ingin memastikan sekali lagi dengan apa yang barusan Deon ucapkan.
"Apa mas ? mas bilang mas bersedia tanggung jawab ? iya kan, aku gak salah denger kan mas."
Tanya Sezha tanpa jeda.
"Iya aku bersedia tapi beri aku waktu. Aku belum bisa untuk waktu dekat ini. Kamu mau menunggu kan? tenang aku gak akan mengingkari janjiku."
Deon meraih tangan Sezha sembari menatap mata Sezha dengan penuh perasaan.
Sezha terbengong oleh sikap Deon yang dinilainya begitu tulus, Sezha saat ini benar-benar seperti wanita yang sudah terhipnotis.
"Iya mas, aku percaya kok pasti mas nepati janji mas.'' Sezha tersenyum lembut.
"Yaudah kalo gt, kamu aku anter pulang dulu ya soalnya aku masih ada sedikit pekerjaan yang belum aku selesaiin tadi keburu pergi sama kamu ini."
"Iya deh mas, aku pulang. Gini aja mas kan masih ada pekerjaan, nah mas gak usah anter pulang. Aku pulang sendiri aja pake ojol. Mas balik ke perusahaan aja gak apa-apa kok."
"Bener gak apa-apa, soalnya kan kamu lagi hamil. Takutnya kamu kenapa-kenapa lagi dijalan. Aku anter ya."
Bujuk Deon.
"Gak kok mas, pekerjaan mas lebih penting. Yaudah aku turun ya. Mas balik aja. Dah mas."
Tanpa menunggu balasan dari Deon, Sezha bergegas keluar dari mobil.
Sezha keluar dari mobil Deon dengan perasaan senang.
Begitu turun, Sezha melambaikan tangan.
"Dah..mas hati-hati ya." Ucap Sezha sembari tersenyum.
Deon membalas senyuman Sezha.
"Iya, kamu juga. Dah."
Seusai mereka saling berpamitan, Deon pun langsung memutar balik mobilnya karena memang Deon harus kembali perusahaan.
Sezha menunggu driver ojol yang ia pesan.
Disela ia menunggu tak sengaja dari kejauhan Sezha melihat seorang temannya yang satu kelas dengan Sezha.
"Itukan Arin, duh kalo dia liat aku pasti dia nyerocos gak berhenti-henti. Gimana ni, aku mau sembunyi dimana." Gumam Sezha sembari memeriksa sekitar ia berdiri.
Namun sebelum Sezha berhasil sembunyi, Arin terlebih dahulu melihat Sezha yang seperti sedang kebingungan mencari sesuatu.
"Lho itu kan Sezha, bukannya kata dia sakit. Kenapa dia sore-sore gini ada di sini. Hm aku samperin aja deh."
Arin mempercepat langkahnya setelah melihat Sezha.
"Aihh telat dah, keliatan aku uhhh." Sezha menghela nafas berat.
"Hai Sezha (sapa Arin menepuk pundak Sezha pelan)."
"Eh hai Arin ." Sezha membalas sapaan Arin dengan senyum kikuk.
"Btw kamu ngapain disini ? bukannya kamu lagi sakit kan ? hm wajah kamu masih keliatan agak pucat sih atau kamu lagi gak pake bedak ya makanya pucat gitu, ohhh atau kamu cuma pake bedak tabur doank." Arin terus berbicara.
Tuh kan pasti lama deh aku pulang, mana ni bang ojol lama banget lagi datengnya keburu pusing kepala ku ngadepin pertanyaan ni orang.
Batin Sezha.
Dilihatnya Sezha diam tidak menjawab pertanyaan yang ia lontarkan, Arin pun kembali menepuk pundak Sezha.
"Ishh Sezha ! ditanya malah bengong, jawab donk. Lagian kamu dari tadi aku perhatiin celingukan gak jelas sih, nyariin apa coba bikin orang kepo aja." Arin terus saja nyerocos karena tidak mendapat tanggapan dari Sezha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Herta Siahaan
Sezha malang yg masih terlalu polos dan terlena karna kemewahan. sadar lah walaupun kita miskin jgn tergoda
2022-08-08
2
Salimah Nh
cewek kalau masa puber bahaya, gak kuat rayuan.
2022-07-20
0
나의 햇살
gimana mau jawab kalau dia aja nyerocos kyk kereta api
2022-05-20
0