Bidan ini berusaha menenangkan ibu Sezha yang terlihat meratapi atas kondisi anaknya.
"Sudahlah Bu, ini semua sudah terjadi. Kasihan anak ibu, dia juga pasti tidak mengetahui kalo dirinya sedang mengandung. Sekarang tugas ibu sebagai orang tua meminta pertanggungjawaban kepada pria yang sudah berbuat seperti ini kepada anak ibu.'
"Tapi Bu, saya tetap tidak terima Bu. Ini aib bagi keluarga kami Bu. Saya tidak tau lagi jika sampai suami saya mengetahui hal ini, pasti dia akan sangat marah sekali."
Ibu Sezha masih belum bisa menerima kenyataan kalo Sezha itu sekarang sedang hamil.
"Saya bisa mengerti perasaan ibu, tapi saya berharap ibu bisa sabar dan berlapang dada menerima kenyataan ini Bu. Maaf Bu, saya harus kembali ke puskesmas dulu, soalnya obat yang saya bawa tidak bisa di konsumsi oleh anak ibu jadi saya harus mengambil obat yang sesuai dengan wanita hamil."
"Iya Bu, terima kasih. Nanti saya akan ke puskesmas untuk mengambil obatnya Bu."
"Tidak usah Bu, ibu jaga anak ibu saja. In sya Allah nanti saya yang akan antarkan sendiri kesini obatnya. Kalo begitu saya pamit dulu ya Bu."
Bu bidan pamit.
"Tapi Bu, bagaimana dengan anak saya? Dia masih belum sadarkan diri, apa tidak apa-apa Bu?"
Ibu Sezha bertanya cemas.
"Tidak apa-apa Bu, sebentar lagi juga akan siuman dan saya juga tidak akan lama, saya akan secepatnya kembali kesini. Ibu tidak perlu khawatir itu hanya reaksi di awal kehamilan."
Tutur Bu bidan.
"Baik lah kalo begitu Bu, sekali lagi terimakasih Bu."
"Sama-sama Bu. Saya permisi Bu, wassalam mualaikum."
Bu bidan mengucapkan salam
"Waalaikum salam." jawab ibu Sezha.
Ibu bidan pun kembali ke puskesmas guna mengambil obat untuk wanita yang sedang hamil.
Selepas ibu bidan pergi, Sezha perlahan mulai membuka matanya perlahan.
Dilihatnya samar-samar ibunya yang sedang duduk disebelah. Dengan suara parau dan lemah dia bertanya kepada ibunya.
"Ibu, Sezha kenapa ?"
Ibunya hanya diam saja tanpa mau menjawab pertanyaan putrinya.
Ada rasa sedih, rasa amarah, rasa kesal dan rasa sesak didada berkecamuk menjadi satu dalam diri ibu Sezha saat ini.
"Bu, ibu kenapa diam? jawab Sezha Bu."
Tanya Sezha kembali dengan rasa heran.
Ibunya menundukkan kepala menahan rasa amarah ini.
Dengan suara berat dan serak, ibunya pun mulai bertanya kepada Sezha.
"Siapa yang sudah menghamili kamu ?"
Ibunya mengangkat kepala dan memandang wajah Sezha dengan kelopak mata yang sudah sembab.
"Maksud ibu, apa Bu? Sezha gak ngerti?"
Sezha yang belum sepenuhnya sadar dan pulih berusaha mengumpulkan sisa tenaganya untuk bisa berbicara pada ibunya .
"Heh, anak tidak tau balas budi kamu Sezha. Kamu sudah menyakiti perasaan ibu dan bapak. Jawab pertanyaan ibu, siapa laki-laki yang sudah menghamili kamu Sezha !? jawab dengan jujur siapa laki-laki itu. Ibu benar-benar gak menyangka kamu sanggup melakukan hal sekotor itu, Sezha !"
Ibunya sudah tidak bisa menahan rasa amarahnya lagi, sambil berurai air mata ibunya menguatkan diri untuk menanyakan siapa laki-laki yang sudah membuat Sezha hamil.
"Ibu..huhuhuhu..Sezha hamil Bu ..gak mungkin Bu ini gak mungkin pasti ibu salah Sezha cuma masuk angin Bu, Sezha gak hamil."
Sezha dengan juga berurai air mata menyangkal kalo dirinya hamil.
"Kamu masih mau berkilah hah, ibu bidan tadi kesini dan memeriksa kamu dan kata bidan itu kamu hamil, hamilll Sezha !"
Sentak ibu Sezha.
"Gak..gak mungkin..ini gak mungkin Bu."
"Dada ibu sudah sangat sesak, sekarang katakan pada ibu siapa laki-laki bre*sek itu?, biar bagaimanapun juga laki-laki itu harus bertanggung jawab atas perbuatannya."
Desak ibu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Dina Marina
kecil2 uda pintar pacaran
2023-03-09
1
NA_SaRi
Udalah, gw gak siap baca lanjutannya🤧
2022-05-30
0
Afrida Afrida
katakan aja sha bapaknya siapa
2022-03-06
1