"Jawab ayah, Sezha." ayah mengguncangkan kedua bahu Sezha.
Sezha hanya menunduk tanpa berani menatap wajah ayahya.
Ayahnya terus saja mengguncangkan bahu Sezha.
"Sezha, kenapa kamu diam nak? apa benar kalo kamu hamil ?"
"Iya yah, Sezha hamil yah ahhh..haaa....aaaa, maafin Sezha yah, Sezha memang anak gak berguna ahhh...haaaaaa.. (Sezha bersimpuh di kedua kaki ayahnya sembari menangis meratap)."
Seketika kedua lutut ayah menjadi lemas, ayah pun terduduk sambil mengatur detak jantungnya yang mendadak berdetak lebih cepat.
Ibu mendekati ayah yang terduduk lemas.
"Ayah, ayah tidak apa-apa."
Ibu panik.
"Ayah tidak apa-apa Bu, ayah hanya kaget dan gak menyangka jika putri kita sedang hamil. Hem ayah emang gak becus jadi kepala rumah tangga Bu, ini kesalahan ayah. Ayah gagal menjaga putri kita, Bu."
Ayah mengatakan sembari mengatur nafas yang terasa sesak.
"Gak yah, ayah gak salah. Ibu yang salah. Ibu yang gak becus mengurus putri kita, sampai bisa menjadi seperti ini yah hiks, maafin ibu."
Ibu memegangi lengan ayah.
Ayah dan ibu Sezha saling merasa gagal menjadi orang tua.
Sezha hanya bisa menangis dan juga menyesali perbuatannya.
"Sezha harus pergi yah, Sezha janji akan membawa laki-laki yang sudah menghamili Sezha kesini dan bertanggung jawab. Sekali lagi Sezha mohon maaf, maaf dan maaf. Sezha pamit, ayah, ibu. Jaga kesehatan ayah dan ibu."
Sezha mengambil tas dan berdiri kemudian melangkahkan kakinya keluar rumah.
Namun saat ia akan membuka pintu, ayah memanggil.
"Tunggu Sezha, kamu tetap tinggal dirumah ini. Ayah tidak mengizinkan kamu untuk pergi dari rumah ini. Kalo kamu memang ingin mencari laki-laki itu kamu bisa mencarinya lalu kembalilah pulang."
Ibu keberatan dengan perkataan ayah.
"Tapi yah, Sezha gak bisa lagi tinggal disini. Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, ibu gak bisa menerima Sezha sebelum ia membawa laki-laki itu kesini."
"Ibu, jangan egois. Sezha anak kita Bu, tidak mungkin ayah membiarkannya pergi dari rumah ini. Ini keputusan ayah, Sezha kembalilah ke kamarmu."
Titah ayah.
Sezha belum berani untuk melangkah masuk kembali.
Ibu melihat kearah Sezha dengan tatapan penuh kekecewaan.
"Terserah apa kata ayah, tapi jangan salah kan ibu kalo ibu tidak akan mau menganggap Sezha itu ada dirumah ini. Ibu mau ke kamar."
Ibu beranjak pergi.
"Bu, ibu, jangan seperti itu Bu, kasian Sezha Bu."
Seru ayah.
Ibu sama sekali tidak mau menanggapi ucapan ayah, ibu terus berjalan masuk ke kamar.
Sezha memandangi punggung ibunya.
"Ibu."
Ucap Sezha lirih.
Ayah kembali beralih ke Sezha yang masih berdiri di dekat pintu.
"Sezha masuklah, kamu tenang saja nanti biar ayah yang membujuk ibu. Kamu cepatlah bawa kesini laki-laki itu agar ibumu bisa merasa tenang."
"Iya yah, Sezha janji. Makasih yah, makasih udah ngertiin Sezha."
Sezha kembali bersimpuh dikedua kaki ayahnya.
"Sudahlah semua sudah terjadi, sekarang bagaimana kita menjaga janin kamu agar dia tumbuh sehat."
Ayah mengusap rambut Sezha lembut.
"Iya yah, Sezha kekamar dulu yah. Sezha juga mau izin, Sezha ingin menemui laki-laki itu yah."
"Apa perlu ayah temanin?"
"Tidak usah yah, Sezha bisa sendiri. Ayah beristirahat saja."
"Hem yasudahlah kamu hati-hati dijalan dan cepatlah pulang."
Sezha mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Al Vi a
ini yg cocok tuh judulnya pelakor cilik🤭
2022-06-29
1
NA_SaRi
bokapnya bijak, good👍
2022-05-30
0
Gebreillha Pitono
ayah yg hebat dan bijak
2022-02-19
0