"Selamat pagi Bu, maaf saya kelihatan terburu-buru. Tolong anak saya Bu, anak saya tidak sadarkan diri." Ibu Sezha berbicara dengan nafas tersengal-sengal.
3 orang tenaga kesehatan ini nampak bingung karena ibu Sezha menjelaskan secara mendadak. Hingga seorang bidan puskesmas menyuruh ibu Sezha untuk duduk. Ya di puskesmas ini terdiri dari1 bidan dan 2 orang perawat.
"Tenangkan diri dulu Bu, jelaskan pelan-pelan agar kami paham maksud ibu. Silahkan duduk Bu."
"Iya, terima kasih Bu."
"Nah sekarang ibu sampaikan ada apa dengan anak ibu."
"Anak saya pingsan Bu, emang sih udah 2 hari ini anak saya sering muntah-muntah terus saya ajak bawa periksa tapi anak saya selalu menolak. Tolong anak saya Bu, saya takut terjadi apa-apa dengan anak saya."
"Baik kalo gitu, kita kerumah ibu sekarang. Tunggu sebentar ya Bu, saya siapkan peralatan medis saya dulu."
"Baik Bu, jangan lama-lama ya Bu. Soalnya anak saya hanya seorang diri dirumah."
Bu bidan menyiapkan semua untuk keperluan pemeriksaan dari stetoskop, jarum suntik, alat pengukur tensi darah, sebotol infus jika keadaan pasien sangat lemah maka cairan infus diperlukan, dan juga beberapa obat tablet.
Dan ya Bu bidan menyiapkannya dengan waktu singkat.
"Mari Bu."
Ajak Bu bidan pada ibu Sezha.
"Ya Bu."
Mereka berdua pun bergegas dengan menggunakan motor Bu bidan.
Karena mengendarai motor, mereka lebih cepat sampai.
"Berhenti.. berhenti..Bu, ini rumah saya ."
Bu bidan mematikan mesin motornya kemudian mereka pun turun.
"Silahkan masuk Bu, anak saya ada di kamarnya."
"Iya Bu, kalo gitu kita langsung saja."
Kata Bu bidan dengan wajah serius.
Ibu Sezha menunjukkan dimana kamar Sezha.
Ibu Sezha masuk terlebih dahulu dan diikuti Bu bidan di belakangnya.
"Lihatlah Bu, pucat sekali dia."
Bu bidan mengangguk.
" Saya periksa dulu ya Bu, biar kita tau penyakit anak ibu ini kenapa. Jadi saya bisa kasih obat sesuai dengan sakit yang anak ibu derita."
Ibu bidan mengeluarkan stetoskop dan langsung memeriksa keadaan Sezha.
Bu bidan menghela nafas begitu memeriksa perut bagian bawah, kemudian memasukkan kembali stetoskop kedalam tas.
Ibu Sezha nampak heran dengan mimik wajah Bu bidan .
"Bu, anak saya sakit apa Bu ? apa sangat serius ya Bu atau anak saya perlu dirawat ?"
Bu Sezha bertanya ingin tau.
Bu bidan diam sejenak tapi dia harus menyampaikan apapun itu hasil pemeriksaannya.
"Maaf sebelumnya Bu, apa anak ibu sudah menikah ?"
"Maksud ibu bidan, menikah? ya Allah Bu, anak saya masih sekolah dan belum menikah."
Bu Sezha terkejut dengan pertanyaan dari Bu bidan.
"Begini Bu, hemmm (Bu bidan menghela nafas). Anak ibu tidak sakit apa-apa hanya saja.." Ucapannya menggantung.
"Hanya saja apa Bu, tolong jelaskan pada saya. Kalo anak saya tidak sakit lalu kenapa ?"
Desak Bu Sezha dengan wajah panik dan bingung.
"Hanya saja anak ibu sekarang sedang mengandung dan usia kandungannya sudah memasuki 1 Minggu Bu."
"Apa ! anak saya hamil ! astaghfirullah Sezha..siapa yang sudah menghamili kamu nak. Ya Allah bagaimana ini bisa terjadi. Ibu bidan gak salah meriksakan, coba ibu periksa lagi, pasti ibu bidan salah, tolong periksa lagi Bu, saya mohon Bu, gak mungkin anak saya hamil Bu, gak mungkin, Sezha..ahhh."
Ibunya sungguh sangat terkejut dengan apa yang disampaikan oleh Bu bidan. Ibunya sampai menangis sesenggukan dan hampir histeris karena saking terpuruknya perasaannya tidak menyangka anak yang ia besarkan bahkan sekalipun tidak pernah membawa pria pulang kerumah tapi ternyata diam-diam melakukan hal berdosa seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
🖤Rindu~Bayangan❤
Sungguh tega si Deon /Hammer//Hammer//Hammer/
2024-09-28
0
Dina Marina
cek kehamilan kan cuma bs tahu lewat tespek. mav cuma ksh tahu
2023-03-09
2
maomao
ddm 😅
2022-09-06
0