Rise Of Zhenxi Sect
Seperti hari-hari biasanya. Mu Zhen masih berkutat dengan pekerjaan meskipun Malam telah semakin larut.
Di luar kantor, lampu-lampu penerangan telah menyala menerangi jalanan. Suara bising mesin kendaraan menjadi musik pengiring menemani orang-orang yang sibuk berlalu-lalang.
Berbeda dengan kondisi diluar. Di suatu ruangan dalam sebuah gedung di lantai tiga, hanya suara papan tik dan tetikus yang terdengar memenuhi ruangan.
"Haaah...akhirnya bug yang ada di game ini bisa diatasi." Suara Mu Zhen menggema memenuhi ruangan yang sepi.
"Akhirnya besok aku bisa sedikit santai." Mu Zhen memejamkan matanya sebentar sambil merilekskan tubuhnya setelah beberapa jam selalu menatap layar monitor komputer di depannya.
"Mu Zhen, ayo pulang." seorang memanggil Mu Zhen.
Mu Zhen yang sedang santai di kursi sedikit terperanjat kaget dengan suara yang tiba-tiba terdengar.
"Oh, kau ternyata Big boy."
Dia mencari sumber suara yang mengagetkannya dan menemukan siluet yang familiar sedang berdiri di dekat pintu keluar kantor.
Badan tinggi gempal serta rambut panjangnya sangat mudah untuk dikenali oleh Mu Zhen. Dia adalah teman kantornya yang akrab dipanggil Big boy. Ternyata hari ini dia juga kerja lembur.
"Jadi kau juga lembur. Pulanglah dulu, aku harus membereskan beberapa hal lain." Mu Zhen menolak ajakan pulang rekannya.
"Baiklah. Jangan terlalu lama disini. Sampai jumpa besok." kata rekan kerjanya itu yang langsung melangkah pergi meninggalkan Mu Zhen sendirian.
"Slruup..." Mu Zhen meminum sisa kopi yang masih tersisa dalam gelasnya lalu melanjutkan sisa pekerjaan yang masih belum beres.
"Tik...tok...tik...tok..."
"Ctak...ctak...ctak..."
"Klikklik...klikklik..."
"Tik...tok...ctak...ctak...klikklik...klikklik..."
Suara jam dinding, papan tik serta tetikus yang ditekan oleh Mu Zhen bergantian menghiasi kesunyian malam larut yang menyelimuti ruangan kantor Mu Zhen.
"Yoosh. All done."
"Ngomong-ngomong jam berapa sekarang." kata Mu Zhen sambil melihat kearah jam dinding yang menggantung.
"Ah, lagi-lagi aku pulang sangat larut." Mu Zhen mengeluh sambil merapikan barang-barang di meja kerjanya dan mematikan komputer.
Setelah lebih dari satu jam sejak rekannya pulang, Mu Zhen akhirnya memutuskan untuk pulang.
Kerja lembur adalah keseharian yang selalu dijalani Mu Zhen. Bukan karena dia menyukainya, namun karena dia tidak memiliki hal lain untuk dikerjakan. Dia tidak punya keluarga dan tidak punya banyak teman.
Mu Zhen merupakan seorang pegawai dari sebuah perusahaan pengembang aplikasi. Dia hampir setiap hari sibuk melakukan maintenance aplikasi serta game yang diproduksi oleh perusahaan.
Meskipun Mu Zhen adalah pria yang ramah dan cukup populer karena wajahnya yang tampan, namun dia sedikit tertutup. Karena sifat itulah Mu Zhen tidak memiliki banyak orang yang dapat disebut teman.
Satu-satunya hal yang dia lakukan selain bekerja adalah membaca novel, terutama novel yang menceritakan tentang dunia kultivasi.
Saat waktu luangnya, Mu Zhen hampir selalu ditemani oleh novel baik dalam bentuk buku ataupun novel online. Dia sering berandai-andai hidup di dunia yang memiliki kultivator. Namun Mu Zhen tahu bahwa itu hanya angan-angan.
...----------------...
Meskipun hari sudah sangat larut, jalanan di depan kantor Mu Zhen yang berada di tengah kota masih sangat ramai.
Mu Zhen keluar dari kantor dan menggabungkan dirinya kedalam lautan manusia. Tak lagi nampak sosoknya diantara orang-orang yang berlalu-lalang.
Beberapa puluh meter dari kantor Mu Zhen, di sebuah perlintasan berjajar orang-orang sedang menanti lampu-lalu lintas berganti. Sosok Mu Zhen yang tinggi dengan kulit putih dan wajahnya yang tampan menonjol diantara orang-orang tersebut.
"Tututut...tututut...tututut..."
Lampu hijau untuk pejalan kaki menyala. Segerombolan orang-orang yang berhenti kembali berjalan, termasuk Mu Zhen.
Baru beberapa langkah, tiba-tiba dadanya terasa sangat sakit. Mu Zhen mengerang kesakitan menahan rasa sakit yang begitu menusuk.
"Aaack...ck" Tangan Mu Zhen memegangi dadanya yang terasa sangat sakit.
"Apa aku terkena serangan jantung?" pikir Mu Zhen.
"Hhhhhh...Hhhhh..." Mu Zhen merintih kesakitan dan jatuh di tengah jalan.
Semakin lama Mu Zhen semakin kesulitan bernapas dan pandangannya semakin buram.
"Apa aku akan mati?"
"Sayang sekali aku belum sempat membaca novel yang baru saja kubeli. Bukankah itu tentang sebuah sekte. Sekte Zhenxi kah?" Mu Zhen menggumam sendiri membayangkan hidupnya yang akan segera berakhir.
Orang-orang disekitar yang melihat Mu Zhen terjatuh langsung mengerubunginya. Kondisi jalanan seketika menjadi ricuh.
Mu Zhen yang sedang merasa kesakitan melihat keramaian yang mengelilinya dari sudut matanya yang hampir tertutup. Cahaya terang lampu yang menyinari serta suara ricuh orang-orang seketika menghilang dan hanya kegelapan yang nampak.
Di tengah kegelapan total yang menyelimuti, tiba-tiba setitik cahaya muncul. Titik cahaya yang tadinya sangat kecil semakin membesar dan berubah menjadi sangat terang.
...----------------...
"Hmm..?"
"Dimana aku?"
Tiba-tiba pamandangan didepannya berubah. Reruntuhan bangunan terhampar di depan Mu Zhen. Dia merasa sangat bingung dengan apa yang dilihatnya.
"Bukankah aku telah mati tadi? Apakah ini surga?"
"Namun kenapa banyak sekali reruntuhan bangunan di depanku?"
Mu Zhen melihat-lihat ke sekelilingnya namun hanya nampak hutan dan reruntuhan sisa peradaban yang dapat di jumpainya.
"Apa itu? Aula Sekte Zhenxi?"
Mu Zhen menjumpai sebuah bangunan yang masih berdiri. Di atas pintunya terdapat sebuah papan bertuliskan "Aula Sekte Zhenxi".
Itu adalah satu-satunya bangunan yang masih berdiri di tengah reruntuhan besar yang dia telusuri.
"Sepertinya aku pernah dengar tentang sekte Zhenxi." Mu Zhen yang merasa familiar dengan kata itu mengerutkan keningnya mencoba mengingat.
"Aah. Bukankah itu nama sekte yang ada di novel baru yang belum sempat kubaca. Kenapa namanya sama?"
"Apakah aku berpindah ke dalam dunia dalam buku itu atau hanya kebetulan saja namanya sama." Mu Zhen masih mencoba memahami situasi yang terjadi.
Karena tidak memiliki petunjuk apapun, Mu Zhen memutuskan untuk memasuki aula sekte yang ada didepannya.
Suasana di dalam bangunan aula cukup berantakan. Beberapa kursi utuh tergeletak di lantai sedangkan beberapa yang lain patah.
Di ujung tengah ruangan terdapat sebuah kursi yang masih berdiri kokoh. Diatasnya terdapat lukisan lautan dengan sebuah pulau dan naga.
Mu Zhen mengamati sekeliling lagi, namun tak ada apapun selain sarang laba-laba serta debu yang menumpuk.
Mu Zhen kembali ke tengah aula dan kembali mengamati lukisan yang tergantung. Meskipun sekelilingnya dipenuhi debu, namun lukisan tersebut masih nampak bersih tanpa debu yang mengotori.
Saat sedang sibuk mengamati lukisan, tiba-tiba sebuah suara terdengar di dalam kepalanya dan layar muncul di depan Mu Zhen.
[Memuat Sistem Penakluk Dunia.
Singkronasi pengguna]
[10%]
[30%]
[50%]
[80%]
[100%]
[Singkronasi selesai]
[Selamat datang tuan Mu Zhen di benua Blue Star]
[Menampilkan status :
Nama : Mu Zhen
Umur : 18 Tahun
Ranah : Pembentukan Fondasi 1
Bakat : Biasa
Teknik : -
Status : Penerus Sekte Zhenxi
Senjata : Tangan dan Kaki
Poin sekte : 55
Kondisi Sekte : Reruntuhan
Pengikut : 1
Selamat kepada tuan Mu Zhen berhasil menyeberang dan menjadi penerus Sekte Zhenxi]
"Apa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Aqsa Grizzly
awal yg bagus
2021-11-16
0
𝖗𝖚𝖐𝖐𝖍𝖆𝖉𝖊𝖛𝖆𝖙𝖆
death march
2021-08-23
0
Jaisa Jaisa
mau baca si tapi sistem males jadi nya
2021-08-12
0