Begitu tiba di alun-alun, Mu Zhen memisahkan diri dari rombongan Keluarga Yang. Mu Zhen ingin merasakan suasana hiruk pikuk yang memadati alun-alun Kota Benteng Timur.
Setelah mengatakan keinginannya pada Kepala Keluarga Yang dan Yang Zue, Mu Zhen segera pergi berjalan-jalan melewati satu persatu kios dadakan yang digelar tak jauh dari arena pertarungan.
Semenjak dirinya memasuki kota Benteng Timur, Mu Zhen memang belum pernah keluar untuk merasakan suasana di kota itu. Selain jalan pergi ke kamar dagang sejuta harta, Mu Zhen belum melihat area lainnya.
"Silahkan dibeli Daging babi gulingnya Tuan."
"Dijual senjata mulai dari tingkat Tanah hingga l angit..."
"Dijual pil untuk luka-luka tingkat rendah...
"Cepat, nanti kita tidak kebagian tempat di bagian depan..."
"Ayo...Buruan..."
"Siapa...jagokan kali ini..."
Semakin jauh Mu Zhen dari pusat alun-alun semakin sedikit orang yang terlihat. Suara-suara gaduh orang-orang menjajakan dagangan serta suara permbicaraan orang-orang yang memenuhi sepanjang jalan yang dilewati semakin memudar di telinga Mu Zhen.
Di bagian sudut jalan yang dilewati Mu Zhen, dia menemukan seorang pria muda kurus kering berbaju putih compang-camping sedang menjajakan beberapa herbal. Kulitnya yang kecoklatan, terlihat belepotan oleh tanah. Suaranya terdengar serak dan lemah tak bertenaga saat sedang menjajakan herbal yang dia jual. Mu Zhen merasa iba melihatnya. Dia teringat orang-orang yang senasib dengan pria muda itu banyak di Bumi.
"Entah itu Bumi ataupun disini, uang memang sangatlah penting." batin Mu Zhen sambil mendekat ke arah lapak kecil dari selembar kain milik pemuda itu.
Mu Zhen berjongkok di depan pria muda itu sambil melihat-lihat beberapa herbal. Mu Zhen terkejut setelah mengetahui bahwa herbal yang dijual oleh pria muda itu ternyata memiliki kualitas tinggi.
"Semua herbal ini benar-benar memiliki kualitas tinggi meskipun hanya herbal untuk membuat pil tingkat tanah. Bagaimana dia bisa mengumpulkan ini semua? Dia jelas tidak terlihat seperti seorang alkemis."
"Apakah kau mengumpulkan semua herbal ini sendiri?" tanya Mu Zhen untuk memastikan.
"Benar Tuan, ini semua adalah herbal tingkat tinggi yang kecari sendiri dari gunung kesengsaraan. Apakah Anda mau membelinya? Harganya hanya 2 perak saja."
"Apakah semua herbal di tempat kau memetiknya memiliki kualitas yang sama?"
"Tentu saja tidak Tuan. Aku hanya mengambil apa yang terlihat bagus dimataku."
"Apa-apaan...Dia hanya menggunakan instingnya untuk mendapatkan herbal tingkat tinggi? Apakah dia berbakat dalam pembuatan pil?" pikir Mu Zhen.
[Ding]
[Misi Baru]
[Anda bertemu dengan seseorang yang memiliki bakat bawaan alkemis. Rekrut dia menjadi bagian dari Sekte]
[Berhasil : Buku pil tingkat menengah]
[Gagal : Selama 15 hari kekuatan di segel]
"Bakat bawaan? Pantas saja..."
"Apakah Anda mau membelinya atau tidak Tuan?" tanya pria itu lagi.
"Tentu, aku akan membeli semuanya." jawab Mu Zhen sambil tersenyum ramah.
"Tapi, bukankah Gunung Kesengsaraan itu berbahaya? kenapa kau memilih pergi kesana hanya untuk mencari herbal?" lanjutnya.
"..."
Pria muda di depan Mu Zhen tak langsung menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Mu Zhen. Dia terlihat ragu-ragu untuk bercerita karena tidak mengenal Mu Zhen. Mu Zhen menyadari apa yang dipikirkan oleh pria di depannya. Itu terukir jelas di wajah pria itu.
"Kau tidak usah khawatir, aku hanya ingin mendengar ceritamu saja. Tak ada niat lain." Mu Zhen berusaha membujuk pria itu.
"Sebenarnya..."
Pria muda itu mulai bercerita tentang alasan dirinya memasuki Gunung Pembantaian yang sangat berbahaya.
Pria itu bernama Feng Lu. Dia hidup bersama ibu dan adik perempuannya yang masih berumur 9 tahun. Sebelumnya, ibunya lah yang mencari nafkah untuk dirinya dan adiknya. Namun, tiga bulan lalu, ibunya meninggal. Feng Lu, sebagai anak yang lebih tua, menggantikan ibunya untuk menghidupi dirinya sendiri dan adiknya.
Sejak kecil, adiknya sering kali sakit-sakitan. Karena ibunya sibuk bekerja, Feng Lu lah yang akhirnya merawat adiknya. Dia sering diam-diam pergi ke Gunung Kekacauan mencari herbal untuk membuat obat untuk adiknya.
Setelah ibunya meninggal, karena satu-satunya hal yang bisa dia lakukan hanyalah mencari herbal, akhirnya dia memutuskan mencari herbal dan menjualnya untuk mencukupi hidupnya dan adiknya.
Mu Zhen mendengarkan cerita pria yang memperkenalkan dirinya dengan nama Feng Lu itu dengan seksama.
"Jika kau bisa menemukan herbal berkualitas tinggi, bukankah kau bisa dengan mudah mencukupi kebutuhanmu dan adikmu?" tanya Mu Zhen menyipitkan matanya.
Dari cerita Feng Lu, seharusnya dirinya bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya dengan mudah. Namun melihat kondisi Feng Lu saat ini, Mu Zhen merasakan sebuah kejanggalan.
"Sebenarnya, pada awalnya itu semua berjalan lancar. Aku pergi ke Gunung Kesengsaraan beberapa kali dalam satu minggu untuk mencari herbal untuk adikku dan untuk dijual. Setelah kembali dari gunung aku menjajakan herbal yang kutemukan di pasar dan mendapatkan beberapa perak. Kehidupanku dan adikku berjalan lancar selama 2 bulan setelah ibu meninggal."
"Namun, sejak sebulan lalu, kehidupanku berubah. Suatu hari sebulan lalu, aku pergi ke Gunung Kesengsaraan pada pagi hari seperti yang telah biasa kulakukan. Aku mencari-cari herbal disana dan kembali saat siang hari. Namun, saat dalam perjalanan pulang, tiba-tiba sekelompok orang yang mengatakan berasal dari keluarga Mu mencegatku. Mereka memintaku menunjukkan isi kantong yang aku bawa. Aku menolaknya, tapi mereka merebutnya secara paksa dariku."
"Saat melihat isi kantongku yang berisi herbal, mereka lantas hendak membawanya pergi. Aku berusaha sekuat tenaga untuk merebut kembali kantong berisi herbal itu karena disana terdapat herbal untuk mengobati adikku. Namun, aku gagal. Jumlah mereka terlalu banyak. Aku akhirnya hanya berakhir dengan dipukuli oleh mereka semua"
"Akhirnya, hari itu aku pulang dengan tangan kosong dan penuh luka." Feng Lu menarik napas panjang, sebelum kembali melanjutkan ceritanya.
"Saat tiba di rumah, aku menemukan adikku sedang merintih lirih karena kesakitan. Aku menjadi kalut melihat kondisi adikku. Otakku berhenti bekerja seketika."
"Setelah beberapa saat, aku kembali tersadar. Aku kemudian segera pergi ke kamar dagang sejuta harta untuk membeli pil untuk mengobati adikku. Meskipun pil lebih mahal, namun efeknya lebih baik dari herbal yang belum diolah. Melihat kondisi adikku, aku tak ingin mengambil resiko hanya untuk menghemat uang. Untung saja tabungan milikku selama dua bulan cukup banyak."
"Sejak saat itu, setiap kali aku pergi mencari herbal, aku seringkali bertemu dengan orang-orang Keluarga Mu. Mereka selalu merebut herbal yang kubawa dan aku akan selalu berakhir dengan luka-luka. Aku mendengar kabar bahwa Keluarga Mu menyewa seorang alkemis untuk membuat pil untuk anaknya yang akan mengikuti Kontes Beladiri Tahunan Kota Benteng Timur dan akan melakukan tes masuk ke Sekte Teratai Biru. Oleh karena itu, orang-orang Keluarga Mu mencari herbal ke Gunung Kesengsaraan."
"Karena takut akan bertemu orang Keluarga Mu yang pasti akan merebut kantong herbalku, aku memisahkan obat yang akan kujual dengan obat untuk adikku. Aku tidak peduli dengan obat yang akan dijual, namun, obat untuk adikku sangatlah penting. Aku tak ingin kejadian seperti sebelumnya terulang."
"Setelah orang Keluarga Mu pergi setelah merebut kantong herbal milikku, aku mengambil herbal yang kusembunyikan tak jauh dari tempat itu."
"Karena tidak bisa menjual herbal, semakin lama tabunganku semakin menipis dan sejak 10 hari lalu aku dan adikku mulai kekurangan makanan. Dan beginilah keadaanku saat ini."
"Hari ini, aku beruntung bisa menjajakan herbal karena orang-orang Keluarga Mu sedang sibuk dengan Kontes Beladiri Tahunan."
Feng Lu mengakhiri ceritanya sambil meneteskan air mata, teringat wajah adiknya yang juga semakin kurus seperti Feng Lu.
Mendengar cerita Feng Lu, kemarahan Mu Zhen memuncak. Dia mengeluarkan aura membunuh yang sangat kuat.
"Keluarga Mu terlalu berbuat seenaknya." gumam Mu Zhen dipenuhi amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Usman
😍😍😍
2021-08-16
0
heri surianto
sip
2021-08-09
0
Gibran
bantai
2021-08-03
1