NovelToon NovelToon

Rise Of Zhenxi Sect

Mati dan Menyeberang

Seperti hari-hari biasanya. Mu Zhen masih berkutat dengan pekerjaan meskipun Malam telah semakin larut.

Di luar kantor, lampu-lampu penerangan telah menyala menerangi jalanan. Suara bising mesin kendaraan menjadi musik pengiring menemani orang-orang yang sibuk berlalu-lalang.

Berbeda dengan kondisi diluar. Di suatu ruangan dalam sebuah gedung di lantai tiga, hanya suara papan tik dan tetikus yang terdengar memenuhi ruangan.

"Haaah...akhirnya bug yang ada di game ini bisa diatasi." Suara Mu Zhen menggema memenuhi ruangan yang sepi.

"Akhirnya besok aku bisa sedikit santai." Mu Zhen memejamkan matanya sebentar sambil merilekskan tubuhnya setelah beberapa jam selalu menatap layar monitor komputer di depannya.

"Mu Zhen, ayo pulang." seorang memanggil Mu Zhen.

Mu Zhen yang sedang santai di kursi sedikit terperanjat kaget dengan suara yang tiba-tiba terdengar.

"Oh, kau ternyata Big boy."

Dia mencari sumber suara yang mengagetkannya dan menemukan siluet yang familiar sedang berdiri di dekat pintu keluar kantor.

Badan tinggi gempal serta rambut panjangnya sangat mudah untuk dikenali oleh Mu Zhen. Dia adalah teman kantornya yang akrab dipanggil Big boy. Ternyata hari ini dia juga kerja lembur.

"Jadi kau juga lembur. Pulanglah dulu, aku harus membereskan beberapa hal lain." Mu Zhen menolak ajakan pulang rekannya.

"Baiklah. Jangan terlalu lama disini. Sampai jumpa besok." kata rekan kerjanya itu yang langsung melangkah pergi meninggalkan Mu Zhen sendirian.

"Slruup..." Mu Zhen meminum sisa kopi yang masih tersisa dalam gelasnya lalu melanjutkan sisa pekerjaan yang masih belum beres.

"Tik...tok...tik...tok..."

"Ctak...ctak...ctak..."

"Klikklik...klikklik..."

"Tik...tok...ctak...ctak...klikklik...klikklik..."

Suara jam dinding, papan tik serta tetikus yang ditekan oleh Mu Zhen bergantian menghiasi kesunyian malam larut yang menyelimuti ruangan kantor Mu Zhen.

"Yoosh. All done."

"Ngomong-ngomong jam berapa sekarang." kata Mu Zhen sambil melihat kearah jam dinding yang menggantung.

"Ah, lagi-lagi aku pulang sangat larut." Mu Zhen mengeluh sambil merapikan barang-barang di meja kerjanya dan mematikan komputer.

Setelah lebih dari satu jam sejak rekannya pulang, Mu Zhen akhirnya memutuskan untuk pulang.

Kerja lembur adalah keseharian yang selalu dijalani Mu Zhen. Bukan karena dia menyukainya, namun karena dia tidak memiliki hal lain untuk dikerjakan. Dia tidak punya keluarga dan tidak punya banyak teman.

Mu Zhen merupakan seorang pegawai dari sebuah perusahaan pengembang aplikasi. Dia hampir setiap hari sibuk melakukan maintenance aplikasi serta game yang diproduksi oleh perusahaan.

Meskipun Mu Zhen adalah pria yang ramah dan cukup populer karena wajahnya yang tampan, namun dia sedikit tertutup. Karena sifat itulah Mu Zhen tidak memiliki banyak orang yang dapat disebut teman.

Satu-satunya hal yang dia lakukan selain bekerja adalah membaca novel, terutama novel yang menceritakan tentang dunia kultivasi.

Saat waktu luangnya, Mu Zhen hampir selalu ditemani oleh novel baik dalam bentuk buku ataupun novel online. Dia sering berandai-andai hidup di dunia yang memiliki kultivator. Namun Mu Zhen tahu bahwa itu hanya angan-angan.

...----------------...

Meskipun hari sudah sangat larut, jalanan di depan kantor Mu Zhen yang berada di tengah kota masih sangat ramai.

Mu Zhen keluar dari kantor dan menggabungkan dirinya kedalam lautan manusia. Tak lagi nampak sosoknya diantara orang-orang yang berlalu-lalang.

Beberapa puluh meter dari kantor Mu Zhen, di sebuah perlintasan berjajar orang-orang sedang menanti lampu-lalu lintas berganti. Sosok Mu Zhen yang tinggi dengan kulit putih dan wajahnya yang tampan menonjol diantara orang-orang tersebut.

"Tututut...tututut...tututut..."

Lampu hijau untuk pejalan kaki menyala. Segerombolan orang-orang yang berhenti kembali berjalan, termasuk Mu Zhen.

Baru beberapa langkah, tiba-tiba dadanya terasa sangat sakit. Mu Zhen mengerang kesakitan menahan rasa sakit yang begitu menusuk.

"Aaack...ck" Tangan Mu Zhen memegangi dadanya yang terasa sangat sakit.

"Apa aku terkena serangan jantung?" pikir Mu Zhen.

"Hhhhhh...Hhhhh..." Mu Zhen merintih kesakitan dan jatuh di tengah jalan.

Semakin lama Mu Zhen semakin kesulitan bernapas dan pandangannya semakin buram.

"Apa aku akan mati?"

"Sayang sekali aku belum sempat membaca novel yang baru saja kubeli. Bukankah itu tentang sebuah sekte. Sekte Zhenxi kah?" Mu Zhen menggumam sendiri membayangkan hidupnya yang akan segera berakhir.

Orang-orang disekitar yang melihat Mu Zhen terjatuh langsung mengerubunginya. Kondisi jalanan seketika menjadi ricuh.

Mu Zhen yang sedang merasa kesakitan melihat keramaian yang mengelilinya dari sudut matanya yang hampir tertutup. Cahaya terang lampu yang menyinari serta suara ricuh orang-orang seketika menghilang dan hanya kegelapan yang nampak.

Di tengah kegelapan total yang menyelimuti, tiba-tiba setitik cahaya muncul. Titik cahaya yang tadinya sangat kecil semakin membesar dan berubah menjadi sangat terang.

...----------------...

"Hmm..?"

"Dimana aku?"

Tiba-tiba pamandangan didepannya berubah. Reruntuhan bangunan terhampar di depan Mu Zhen. Dia merasa sangat bingung dengan apa yang dilihatnya.

"Bukankah aku telah mati tadi? Apakah ini surga?"

"Namun kenapa banyak sekali reruntuhan bangunan di depanku?"

Mu Zhen melihat-lihat ke sekelilingnya namun hanya nampak hutan dan reruntuhan sisa peradaban yang dapat di jumpainya.

"Apa itu? Aula Sekte Zhenxi?"

Mu Zhen menjumpai sebuah bangunan yang masih berdiri. Di atas pintunya terdapat sebuah papan bertuliskan "Aula Sekte Zhenxi".

Itu adalah satu-satunya bangunan yang masih berdiri di tengah reruntuhan besar yang dia telusuri.

"Sepertinya aku pernah dengar tentang sekte Zhenxi." Mu Zhen yang merasa familiar dengan kata itu mengerutkan keningnya mencoba mengingat.

"Aah. Bukankah itu nama sekte yang ada di novel baru yang belum sempat kubaca. Kenapa namanya sama?"

"Apakah aku berpindah ke dalam dunia dalam buku itu atau hanya kebetulan saja namanya sama." Mu Zhen masih mencoba memahami situasi yang terjadi.

Karena tidak memiliki petunjuk apapun, Mu Zhen memutuskan untuk memasuki aula sekte yang ada didepannya.

Suasana di dalam bangunan aula cukup berantakan. Beberapa kursi utuh tergeletak di lantai sedangkan beberapa yang lain patah.

Di ujung tengah ruangan terdapat sebuah kursi yang masih berdiri kokoh. Diatasnya terdapat lukisan lautan dengan sebuah pulau dan naga.

Mu Zhen mengamati sekeliling lagi, namun tak ada apapun selain sarang laba-laba serta debu yang menumpuk.

Mu Zhen kembali ke tengah aula dan kembali mengamati lukisan yang tergantung. Meskipun sekelilingnya dipenuhi debu, namun lukisan tersebut masih nampak bersih tanpa debu yang mengotori.

Saat sedang sibuk mengamati lukisan, tiba-tiba sebuah suara terdengar di dalam kepalanya dan layar muncul di depan Mu Zhen.

[Memuat Sistem Penakluk Dunia.

Singkronasi pengguna]

[10%]

[30%]

[50%]

[80%]

[100%]

[Singkronasi selesai]

[Selamat datang tuan Mu Zhen di benua Blue Star]

[Menampilkan status :

Nama : Mu Zhen

Umur : 18 Tahun

Ranah : Pembentukan Fondasi 1

Bakat : Biasa

Teknik : -

Status : Penerus Sekte Zhenxi

Senjata : Tangan dan Kaki

Poin sekte : 55

Kondisi Sekte : Reruntuhan

Pengikut : 1

Selamat kepada tuan Mu Zhen berhasil menyeberang dan menjadi penerus Sekte Zhenxi]

"Apa?"

Sistem Dan Hadiah Pertama

"Apa?"

"Sistem?"

"Seperti dalam novel-novel yang kubaca?" Mu Zhen mengamati layar yang tiba-tiba muncul di depannya.

"Jadi, itu berati aku tidak mati?"

[Ding. Sayang sekali, tapi sebenarnya anda memang telah mati di Bumi.]

"Woah. Sistem, kau juga bisa berbicara denganku?" Mu Zhen tampak terkejut karena sistem mampu berinteraksi dengannya.

[Ding. Tentu saja. Aku adalah sistem penakluk dunia. aku adalah yang terbaik.]

"Hahaha..."

Mendengar jawaban dari sistem yang begitu percaya diri, Mu Zhen terkekeh sendiri.

"Jadi aku telah mati dan menyeberang huh..."

kata Mu Zhen sambil mengangkat satu alisnya.

"Jika ini bukan bumi, jadi dimanakah ini, sistem?" Mu Zhen bertanya pada sistem sambil kembali melihat sekelilingnya lalu melihat langit luas yang dihiasi beberapa awan tipis.

[Ding. Saat ini tuan berada di Kekaisaran Ling yang ada di Red Star]. sistem kembali menjawab pertanyaan dari Mu Zhen.

"Lalu kenapa aku ada di reruntuhan sekte Zhenxi?" kata Mu Zhen sambil menunjuk reruntuhan di sekelilingnya.

[Ding. Itu karena anda sekarang menjadi penerus dari sekte Zhenxi.]

[Sekte Zhenxi adalah sekte terkuat yang hancur sepuluh ribu tahun lalu setelah kalah berperang.]

[Anda mendapat misi untuk membangkitkan sekte Zhenxi dan mengembalikan kejayaannya.]

"Bagaimana jika aku menolak?"

[Ding. Tentu saja anda akan langsung mati. Bukankah itu jelas.]

"Ha? Sebenarnya aku tahu itu. Tapi kata-kata terakhirmu sedikit membuatku jengkel." Mu Zhen mengerutkan dahi karena rasa kesalnya.

"Ah, terserahlah."

"Bagaimana dengan keadaan musuh dari sekte Zhenxi? Katamu sekte Zhenxi hancur karena kalah perang?" Tanya Mu Zhen untuk mengalihkan kekesalannya.

[Ding. Musuh dari sekte Zhenxi adalah Kekaisaran Ling, Kerajaan Elf, Kerajaan Iblis, dan Kuil Budha. Keempatnya hingga kini masih aktif dan menjadi penguasa di dunia ini.]

"Jadi aku harus melawan para penguasa dunia ini beserta antek-anteknya."

"Itu terdengar cukup merepotkan." Kata Mu Zhen sambil memegangi keningnya karena merasa pusing akibat beban yang harus ditanggungnya.

"Baiklah. Aku juga tidak bisa berbuat apapun tentang itu." Mu Zhen akhirnya pasrah dan menerima takdir yang harus diembannya.

[Ding. Itu adalah keputusan bijak tuan.]

"Bagaimana dengan statku tadi. Bisakah kau tunjukkan lagi." kata Mu Zhen meminta sistem menunjukkan stat miliknya.

"Ha...haha...ha..."

"Apa-apaan dengan stat busuk ini?" Mata Mu Zhen terbelalak tak percaya dengan stat yang dimilikinya.

"Bagaimana aku harus melawan orang-orang kuat diluar sana jika statku sangat buruk."

"Bakatku sangat biasa."

"Aku juga tidak punya skill."

"Dan, apa-apaan dengan senjataku. Kenapa disitu tertulis tangan dan kaki? Bagaimana aku harus bertarung melawan musuh menggunakan tangan dan kaki saat kekuatanku saja hampir sama dengan orang biasa tanpa kultivasi?"

"Meskipun aku senang menjadi muda kembali. Namun, ini sangat berlebihan."

"Kemana kemampuan atau senjata cheat yang harusnya diperoleh oleh orang sepertiku."

"Jika statku seperti ini, bukankah sama artinya dengan bunuh diri? Lebih baik kau bunuh aku sekarang saja sistem." kata Mu Zhen merasa putus asa dengan kemampuan yang dimilikinya.

[Ding. Selamat kepada tuan Mu Zhen mendapatkan kotak hadiah high karena menjadi penerus sekte.]

...----------------...

"Huh?"

"Hadiah?"

"Datang. Akhirnya dataang." teriakan Mu Zhen menggema di seluruh area reruntuhan.

"Sudah kuduga. Tidak bisa dipercaya jika orang yang menyeberang sepertiku tak mendapat skill atau senjata apapun."

"Sistem, cepat buka hadiahnya."

"Aku sangat penasaran dengan isinya."

[Ding. Selamat kepada tuan Mu Zhen mendapatkan buku pelatihan pembentukan fondasi tingkat saint : fondasi sempurna.]

[Ding. Selamat kepada tuan Mu Zhen mendapatkan buku teknik dasar tingkat langit : tiger Claw.]

[Ding. Selamat kepada tuan Mu Zhen mendapatkan pil tingkat tanah tingkat sempurna : pil pembentukan fondasi.]

"Woah...aku langsung dapat tiga item." kata Mu Zhen senang.

"Sistem, bisakah kau jelaskan fungsi itemnya satu persatu." pinta Mu Zhen pada sistem.

[Buku fondasi sempurna adalah buku tingkat emperor. Itu adalah buku terbaik yang ada di dunia yang digunakan untuk membentuk fondasi kultivasi.]

Mata Mu Zhen menyipitkan mata karena merasa bingung dengan tingkatan kultivasi yang ada.

"Sistem, kau belum memberitahuku apa saja tingkatan dalam kultivasi."

[Ding. Tingkatan kultivasi dari yang terendah adalah :

Tahap pembangunan fondasi

Tahap pembentukan inti

Tahap kondensasi

Tahap peleburan

Tahap transformasi

Tahap mahayana

Dst...

Setiap tahap memiliki sembilan tingkatan.]

"Apakah diatas tahap Mahayana masih ada lagi?" Tanya Mu Zhen penasaran dengan penjelasan sistem.

[Ding. Itu benar. Masih ada tingkatan diatas tingkat Mahayana. Untuk tingkatan diatasnya, tuan akan mengetahui seiring berjalannya waktu.]

"Baiklah jika itu katamu. Kini aku masih di tahap pembentukan fondasi. Perjalananku benar-benar masih sangat panjang." Mu Zhen menganga takjub sekaligus merasa takut.

Mu Zhen merasa dirinya sangatlah lemah. Banyak sekali orang-orang yang sangat kuat di luar sana. Mu Zhen ingin segera meningkatkan kekuatannya demi keselamatan dirinya sendiri.

[Buku Skill tiger claw adalah buku skill dasar tingkat langit : setelah menguasainya, memungkinkan penggunanya mengeluarkan pukulan dengan kekuatan seperti harimau dan mampu menghancurkan batu besar dengan sekali pukul serta bisa menghancurkan artefak tingkat bumi tingkat rendah]

[Pil pembentukan fondasi tingkat sempurna adalah pil yang hanya bisa digunakan oleh seseorang di tingkat pembentukan fondasi. Ini adalah pil terbaik yang dapat digunakan dalam pembentukan fondasi]

"Ohoo...kurasa jurus tiger claw lumayan bagus bukankah begitu. Daya ledaknya lumayan untuk skill pertamaku."

"Sedangkan pil pembentukan fondasi tingkat sempurna begitu pas untukku sekarang."

"Baiklah, pertama aku harus mempelajari buku fondasi sempurna. Sistem, pelajari buku fondasi sempurna sekarang."

[Ding]

[Peringatan!!!]

[Diberitahukan kepada tuan Mu Zhen bahwa dibutuhkan poin untuk langsung mempelajari sebuah teknik.]

"Apa? Butuh poin untuk mempelajari teknik secara langsung? berapa banyak yang dibutuhkan?" Mu Zhen yang baru mengetahui tentang poin yang dibutuhkan untuk mempelajari teknik merasa kaget.

[Ding. Dibutuhkan 50 point sekte untuk mempelajari teknik fondasi sempurna.]

"Aku hanya punya 55 poin dan aku harus menghabiskan 50 poin untuk satu teknik."

Mu Zhen terperangah mendengar jumlah poin yang dibutuhkan.

"Aku akan langsung bangkrut setelah ini."

"Haaah...tapi apa boleh buat. Aku harus menjadi lebih kuat agar bisa melindungi diriku. Poin masih bisa dicari, tapi nyawa tidak."

"Sistem. Pelajari teknik fondasi sempurna sekarang juga. Tak masalah dengan poinnya." kata Mu Zhen setelah membulatkan tekadnya.

[Ding. Mempelajari teknik fondasi sempurna. Mohon tunggu sebentar...]

1 detik...

2 detik...

3 detik...

[Ding. Berhasil mempelajari teknik fondasi sempurna. Poin dikurangi 50.]

"Saatnya latihan. Tapi sebelum itu aku harus memakan pil pembentukan fondasi untuk memaksimalkan efek latihanku."

Mu Zhen mengeluarkan pil dari penyimpanan sistem dan segera mengkonsumsinya kemudian memulai latihan teknik fondasi sempurna.

...----------------...

Tiga hari berlalu dalam sekejap mata sejak Mu Zhen memulai latihannya. Mu Zhen mengakhiri latihannya setelah efek pil yang dikomsumsi habis.

"Hmmm. Lumayan. Aku meningkat dari fondasi tingkat 1 menjadi tingkat 6 dalam tiga hari."

"Tekniknya benar-benar luar biasa. Fondasi kultivasiku terasa sangat kuat."

"Pil pembentukan fondasi juga memiliki efek luar biasa. Meskipun cuma pil tingkat rendah. Tapi karena memiliki tingkat sempurna, jadi efeknya bagus dan bertahan lama." kata Mu Zhen puas.

"Sekarang, aku tinggal mempelajari teknik tiger claw. Tapi aku tidak yakin apakah poinku cukup." Mu Zhen merasa ragu karena jumlah poinnya yang sedikit.

"Sistem, berapa poin yang dibutuhkan untuk mempelajari teknik tiger claw?"

[Ding. untuk mempelajari teknik tiger claw dibutuhkan 30 poin.]

"Poinku hanya tinggal 5 dan itu butuh 30? Jadi aku harus mengumpulkan poin terlebih dahulu sebelum bisa mempelajarinya."

[Ding. Selain mempelajari secara instan menggunakan poin, tuan juga bisa berlatih sendiri. Tuan juga bisa membeli esensi dari teknik di toko sistem untuk membantu berlatih.]

"Baiklah. Sistem, aku ingin melihat tokonya."

Sebuah layar muncul di depan Mu Zhen. Disana terdapat beberapa pilihan melimputi :

[Toko :

Pil

Senjata

Teknik

Lain-lain.]

"Hmm,dimanakah esensi teknik yang kau bicarakan sistem? apakah di opsi teknik?" kata Mu Zhen sambil memilih opsi teknik yang ada di layar.

Di dalam opsi teknik terdapat dua opsi lagi meliputi teknik dan esensi teknik. Mu Zhen memencet opsi esensi teknik dan muncul banyak sekali pilihan teknik berdasarkan tingkatannya.

Tingkatan dari teknik meliputi :

Teknik Dasar

Teknik Menengah

Teknik Advance

Teknik High

Setiap teknik terbagi kedalam beberapa tingkat lagi :

Tingkat Tanah

Tingkat Bumi

Tingkat Langit

Tingkat King

Tingkat Emperor

Dst...

"Mari kita lihat. Esensi teknik rendah tingkat langit, tiger claw..." Mu Zhen mencari-cari esensi dari teknik tiger claw di toko sistem.

"Ketemu. 3 poin? Jadi harga dari esensi teknik adalah 1/10 dari harga mempelajari teknik secara instan. Itu cukup murah, tapi aku juga harus menghabiskan waktu untuk berlatih."

"Baiklah, karena aku tidak punya pilihan lain. Sistem, beli esensi teknik tiger claw." kata Mu Zhen setelah berpikir sejenak.

[Ding. Berhasil membeli esensi teknik dasar tingkat langit : tiger claw. Poin dikurangi 3.]

Sekumpulan informasi tentang teknik tiger claw memasuki pikiran Mu Zhen. Kepala Mu Zhen sedikit berdenyut-denyut sakit.

Setelah semua informasi tentang esensi teknik yang dibeli berhasil diserap, Mu Zhen mulai melatih teknik tersebut hingga lewat tengah hari.

"Aku harus mencoba hasil latihanku ini." kata Mu Zhen sambil mencari batu besar di sekelilingnya.

"Hyaaa..." Mu Zhen menerjang batu besar di depannya.

"Boom..." suara pukulan Mu Zhen menggema di sekitar. Batu besar yang tadinya nampak kokoh, kini penuh retakan.

"Kurasa cukup bagus karena aku hanya berlatih bagian pertamanya saja."

"Sekarang, haruskah aku mencari kota terdekat."

Mu Zhen mulai berjalan meninggalkan reruntuhan. Perjalanan Mu Zhen setelah menyeberang akhirnya dimulai.

Pertempuran Pertama Dan Tuan Muda Keluarga Yang

Mu Zhen memasuki hutan yang ada di sekitar reruntuhan. Sudah lebih dari tiga jam, namun belum sedikitpun ada tanda-tanda kehidupan manusia yang dijumpai Mu Zhen. Bahkan ujung hutan juga masih belum terlihat.

Matahari sudah hampir terbenam. Mu Zhen menyerah untuk melanjutkan menyusuri hutan dan memilih mencari tempat yang dapat digunakan untuk berlindung di malam hari.

Setelah berkeliling mencari tempat berlindung selama beberapa saat, Mu Zhen tiba-tiba mendengar sebuah suara pertarungan. Mu Zhen segera mencari asal suara tersebut.

Tak jauh dari tempat sebelumnya, Mu Zhen menemukan dua orang kultivator di ranah menengah pembentukan fondasi. Mereka nampak sedang melawan seekor serigala petir ranah pembentukan inti 1.

Mu Zhen memutuskan untuk mengamati jalannya pertarungan dari jauh. Pertarungan berlangsung cukup sengit.

"Clang..."

"Boom..."

"Duar..."

Suara pertempuran menggema di hutan yang kini menjadi semakin gelap tanda malam sudah di depan mata.

"Aaah..." Salah seorang yang di ranah pembentukan fondasi tahap 7 terkena serangan serigala petir dan terluka.

Pertarungan yang awalnya seimbang, kini menjadi berat sebelah. Perbedaan kekuatan menjadi sangat jelas setelah pertarungan berubah menjadi 1 lawan 1.

"Kurasa aku harus menyelamatkan mereka."

"Aku bisa menggunakan mereka sebagai pemanduku menuju desa terdekat. kata Mu Zhen pada dirinya sendiri.

Mu Zhen segera keluar untuk memberikan bantuan pada kedua orang tadi. Mu Zhen melompat dan menyerang.

"Boom!!!"

Pukulan tiger claw yang digunakan oleh Mu Zhen berhasil mengenai sang serigala petir dengan telak. Sang serigala terlempar beberapa meter.

"Tsk..." Mu Zhen mendecakkan lidah. Meskipun terkena serangan telak, serigala petir itu tidak mati.

Perbedaan ranah serta tekniknya yang baru dilatih tahap awalnya saja, membuat Mu Zhen tak mampu mengeluarkan kekuatan maksimal tekniknya.

"Bagaimana keadaan kalian?" Tanya Mu Zhen pada kedua kultivator setelah memukul sang serigala petir.

"Aku baik-baik saja. Namun, temanku terluka parah." kata si kultivator pembentukan fondasi 8 sambil melihat temannya yang terkapar.

"Kita urus si serigala terlebih dahulu, baru kemudian merawat temanmu." kata Mu Zhen yang melihat serigala petir kembali menerjang.

Pertempuran kembali berlanjut. Namun, tak seperti sebelumnya, sang serigala petir mulai terdesak. Luka yang diderita serigala petir semakin parah.

Kekuatan Mu Zhen yang meskipun ranahnya lebih rendah, namun lebih kuat dari pada si kultivator pembentukan fondasi 8 di sampingnya.

"Slash..." pedang milik kultivator ranah pembentukan fondasi 8 akhirnya mengenai tubuh serigala petir dan berhasil membunuhnya.

"Terima kasih atas bantuanmu. Namaku Yang Zue." kata kultivator ranah pembentukan fondasi 8 memperkenalkan diri.

"Tidak masalah. Namaku Mu Zhen. Mari rawat temanmu." jawab Mu Zhen sambil melihat teman Yang Zue yang masih terkapar lemas.

...----------------...

"Kemarilah." Yang Zue mengajak Mu Zhen kedalam sebuah gua yang tak jauh dari tempat pertarungan sebelumnya.

Mu Zhen mengamati gua yang dimasukinya. Ternyata guanya cukup luas dan mampu menampung 5-8 orang.

"Sekali lagi terima kasih Tuan Mu Zhen." kata Yang Zue yang telah kembali setelah mengobati temannya.

"Tak masalah. Apa temanmu baik-baik saja?" tanya Mu Zhen.

"Ya, aku telah memberinya pil untuk mengobati lukanya. Sekarang dia hanya butuh istirahat."

"Baguslah kalau begitu. Ngomong-ngomong, kenapa kalian melawan serigala petir itu? padahal ranahnya lebih tinggi dari kalian." Mu Zhen kembali bertanya.

"Sebenarnya, pada awalnya kami datang berempat. Satu dari mereka di ranah pembentukan inti 1 dan yang lain di ranah pembentukan fondasi 8 sama sepertiku." kata Yang Zue mulai menjelaskan.

"Kami datang untuk mencari bungai teratai petir untuk membuat sebuah pil. Bunga itu dijaga oleh serigala petir tadi. Tetapi, setelah berhasil memetik bunga teratai petir, dua yang lain meninggalkan kami." ekspresi Yang Zue berubah, wajahnya mulai memerah.

"Akhirnya kami terpaksa melawan serigala petir yang sedang marah hanya berdua. Itulah kenapa kami melawan monster yang ranahnya lebih tinggi."

"Terima kasih pada Tuan Mu Zhen sehingga kami bisa selamat." kata Yang Zue mengucapkan terima kasih untuk kesekian kalinya.

"Karena aku selamat. Aku harus membuat perhitungan dengan mereka berdua." kata Yang Zue. Urat nadi di wajahnya semakin menonjol karena menahan amarah.

"Ngomong-ngomong, kenapa anda di hutan ini tuan Mu Zhen?" tanya Yang Zue. Nada bicaranya kembali seperti semula.

"Aku tersesat saat memasuki hutan." jawab Mu Zhen berbohong.

"Aku tak mungkin bilang bahwa aku baru datang ke dunia ini beberapa hari lalu. Selain itu, ada juga sistem. Jika ada orang yang tahu pasti akan merepotkan." batin Mu Zhen.

"Apa kau bukan dari daerah sini?" tanya Yang Zue sambil mengangkat satu alisnya.

"Hutan ini bernama gunung kesengsaraan. Gunung ini sangat berbahaya karena banyak bintang buas. Kebanyakan bahkan di ranah pembentukan inti keatas."

"Tapi anda sangat luar biasa, dengan mudahnya memberikan luka fatal pada bintang buas ranah pembentukan inti. Apakah benar hanya di ranah pembentukan fondasi 6?" Yang Zue merasa kagum dengan Mu Zhen.

"Iya, bukan. Aku sedang melakukan perjalanan lalu tiba-tiba memasuki hutan ini tanpa sengaja.

"Dan aku hanya beruntung tadi dia sedang fokus padamu sehingga dia tidak sadar dengan datangnya seranganku." jawab Mu Zhen.

"Jadi anda sedang mengembara. Apakah anda ingin ikut kami ke kota Benteng Timur. Itu adalah tempat kami berasal." ajak Yang Zue

"Tentu. Terima Kasih."

Mu Zhen merasa lega karena dirinya tidak perlu mencari jalan keluar dari hutan sendiri. Mu Zhen tak tahu akan memakan berapa lama jika harus berkeliaran sendiri.

"Tapi kau tadi bilang di gunung ini banyak binatang buas?" Mu Zhen bertanya penasaran karena dirinya belum bertemu satupun binatang buas.

"Ya, di hutan kesengsaraan ini banyak binatang buas yang sangat kuat. Semua orang dari sekitar sini memgetahuinya." Jawab Yang Zue.

"Apa aku beruntung sehingga tidak bertemu satupun binatang buas? Jika aku bertemu binatang buas diranah pembentukan inti keatas, aku mungkin sudah mati." pikir Mu Zhen.

"Apakah mereka tidak akan masuk kedalam gua ini saat malam nanti?" Mu Zhen bertanya sambil melihat sekeliling dengan rasa was-was.

"Tidak apa-apa. aku sudah memasang array pelindung di muka gua yang mampu menahan serangan binatang buas hingga ranah pembentukan inti tahap akhir." kata Yang Zue menenangkan Mu Zhen.

Tak lama kemudian, keduanya beristirahat untuk mengembalikan energi yang hilang setelah pertarungan tadi.

...----------------...

Matahari mulai menampakkan dirinya di ufuk timur. Suara ledakan beberapa kali terdengar memecah ketenangan pagi hari di dalam hutan di gunung kesengsaraan.

"Boom!!!"

"..."

"..."

"Boom!!!"

Suara ledakan yang terus berulang selama beberapa jam akhirnya membangunkan Yang Zue dan temannya.

Yang Zue dan temannya kemudian mencari sumber suara yang membangunkannya dari tidur.

"Selamat pagi tuan Mu Zhen."

Mu Zhen memalingkan pandangan kearah sumber suara dan mendapati Yang Zue dan temannya yang sebelumnya terluka telah berdiri tak jauh darinya.

"Selamat pagi. Apakah kau baik-baik saja?" kata Mu Zhen sambil menatap teman Yang Zue.

"Ya, aku sudah sembuh." jawabnya.

"Aku sudah mendengar ceritanya dari Yang Zue. Namaku adalah Yang Chen. Aku mengucapkan terima kasih kepada Tuan Mu Zhen karena telah menolong kami."

"Tak masalah. Yang terpenting kau sudah kembali sehat."

"Ngomong-ngomong apakah aku membangunkan kalian? maafkan aku." kata Mu Zhen merasa tak enak hati.

Setelah pertarungan sebelumnya, Mu Zhen semakin sadar akan betapa lemahnya dirinya. Dia merasa beruntung karena bertemu binatang buas diatas ranahnya saat ada Yang Zue. Jika dirinya sendirian saat itu, Mu Zhen merasa tidak akan bisa mengalahkan binatang buas itu.

Karena itulah Mu Zhen mulai kembali berlatih sejak pagi buta. Demi meningkatkan kekuatannya secepat mungkin.

setelah berlatih, kekuatan Mu Zhen kembali meningkat. Kini dia telah berada di ranah pembentukan fondasi 7. Mu Zhen juga berhasil mempelajari teknik tiger claw hingga bab kedua akhir.

"Ayo kita sarapan sebelum pergi." ajak Yang Zue pada Mu Zhen dan Yang Chen sambil mengeluarkan bahan makanan dari cincin penyimpanannya.

"Apakah itu cincin penyimpanan?" Mu Zhen bertanya sambil memandangi cincin penyimpanan Yang Zue takjub.

"Benar. Apakah anda tidak mengetahuinya?"

"Ah..tidak. Maksudku...aku tentu mengetahuinya." Mu Zhen menjawab dengan kikuk.

Mu Zhen tentu saja tidak mengetahuinya hingga tadi. Di Bumi tempat Mu Zhen hidup sebelumnya tidak ada yang namanya cincin penyimpanan. Namun, Mu Zhen tak bisa memberitahu mereka berdua.

"Itu adalah kota Benteng Timur. Ini adalah salah satu kota besar di bagian timur Kekaisaran Ling." Yang Zue menjelaskan pada Mu Zhen sambil menunjuk kearah kota yang nampak di kejauhan.

"Itu memang terlihat cukup besar. Bagaimana dengan kekuatan orang-orang disana?" kata Mu Zhen penasaran.

"Biarkan aku yang menjelaskan Tuan Muda." kata Yang Chen pada Yang Zue.

"Tuan Muda?" Mu Zhen kaget mendengar Yang Chen memanggil Yang Zue dengan sebutan tuan muda.

"Itu benar. aku adalah tuan muda dari keluarga Yang." jelas Yang Zue.

"Di kota Benteng Timur, terdapat 5 kekuatan yang menguasainya. Keluarga Yang adalah salah satunya." Yang Chen lanjut menjelaskan dan mengabaikan rasa keterkejutan Mu Zhen.

"Tiga kekuatan lain adalah keluarga Luo, keluarga Mu, dan mansion Raja Kota. Keempatnya memiliki kekuatan yang setara."

"Satu sisanya adalah kamar dagang sejuta harta. mereka adalah yang paling kuat. Namun, mereka selalu bersifat netral dan hanya melakukan bisnis."

"Dan si bajingan yang meninggalkan kami berasal dari keluarga Mu." wajah Yang Chen berubah merah karena marah.

"Setiap keluarga paling tidak memiliki dua orang di ranah peleburan. Sedangkan mansion Raja Kota, hanya sang Raja Kota saja yang berada di ranah peleburan."

"Meskipun begitu tidak ada keluarga yang cukup berani melawan mansion Raja Kota karena dibelakang mereka ada sekte Api Suci."

"Untuk kamar dagang Sejuta Harta tidak perlu diragukan sebagai kekuatan utama di kota Benteng Timur. Mereka bahkan memiliki kultivator ranah transformasi."

Yang Chen terus menjelaskan hingga tak terasa mereka bertiga telah sampai di gerbang kota. Mu Zhen tidak diperiksa karena dia datang bersama tuan muda keluarga Yang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!