Malam harinya Keira, Laras dan Johan sudah berada di restoran. Mereka sedang menunggu kedatangan Reno. Namun tak lama kemudian, Reno akhirnya datang.
''Selamat malam semua!" sapa Reno dengan ramah. Keira, Laras dan Johan sangat terkejut dengan seseorang yang bersama dengan Reno. Siapa lagi kalau bukan Irene.
''No-nona Irene!" seru Keira.
''Iya, Kei. Ternyata dia adalah seseorang yang selama ini aku cari. Dia Rere, kenangan masa kecilku dulu. Berkat saran kamu kemarin, aku mencari tahu tentang dia.''
''Ya Allah, Tuan Reno. Aku senang sekali mendengar kabar ini. Maaf ya Nona, karena harus terjadi seperti itu. Aku hanya bekerja menjual jasa pada Tuan Reno.''
''Iya tidak apa-apa, Reno sudah menceritakan semuanya. Dan dia ini adalah Eno-ku. Aku bahagia sekali akhirnya bisa menemukannya.'' Kata Irene yang bergelayut manja di lengan Reno.
''Oh ya kami akan segera melangsungkan pernikahan. Dan tentu saja perjodohan orang tua kami, kami lanjutkan. Ini undangan spesial untuk kalian bertiga karena kalian lah orang pertama yang kami undang. Aku harap kalian bisa datang. Berkat kalian, kami bisa bertemu kembali dan juga ini cek sebagai bonus untuk kalian.''
''Tu-tuan Reno, ini berlebihan,'' kata Johan tergagap.
''Iya tuan, ini berlebihan. Kalian bisa bersatu, kami sangat senang,'' sambung Laras.
''Tidak apa-apa. Kalian pantas mendapatkan ini. Apa yang kami berikan, tidak sebanding dengan apa yang kalian lakukan pada kami.''
''Inilah yang namanya takdir, Tuan. Kami hanya perantara. Kami senang kalau pekerjaan aneh kami ini membawa kebahagaian untuk orang lain.'' Kata Keira.
''Sekali lagi terima kasih ya. Kami minta maaf karena tidak bisa bergabung dengan kalian. Karena kami ada acara lain. Kalian bebas pesan apa saja karena kebetulan restoran ini milik ku. Aku sudah meminta kepada pegawaiku untuk melayani kalian. Kalau begitu kami permisi dan selamat menikmati.''
''Terima kasih Tuan Reno, terima kasih Nona Irene. Semoga kebahagaiaan selalu bersama kalian.''
''Amin. Sekali lagi terima kasih ya, have fun,'' sahut Irene dengan wajah bahagianya. Selepas Reno dan Irene pergi, Keira, Laras dan Johan segera memesan makanan.
''Lihat deh cek tiga puluh juta!" seru Johan.
''Iya nih, gila tuan Reno ya. Udah ganteng, baik, kaya, royal, haduh sempurna. Nyari cowok kayak gitu dimana ya? masih ada stok nggak ya?'' kata Laras yang berandai-andai.
''Iya ihhh, idaman banget,'' sahut Keira.
''Emangnya gue nggak ya? gue kan juga ganteng, meskipun kurang modal.'' Kata Johan dengan pede-nya.
''Nggak!" kompak Keira dan Laras. Johan hanya bisa menggaruk kepalanya melihat respon kedua gadis di hadapannya itu.
''Eh boleh bungkus nggak ya?'' celetuk Johan.
''Jo, jangan malu-maluin deh. Kita ini udah di kasih hati, jangan sampai minta jantung. Punya rasa malu sedikit kenapa,'' sahut Laras.
''Iya-iya, gue tahu. Kan kata Tuan Reno, kita bebas mau makan apa aja.''
''Bebas bukan berarti urat malu kita putus kan, Jo?'' timpal Keira.
''Hmmm kena lagi deh gue,'' gerutu Johan.
''Oh ya, pernikahan Tuan Reno kapan tuh?'' tanya Keira.
''Sebentar gue lihat.'' Kata Laras sambil membuka undangan itu.
''Dua minggu lagi, Kei. Dresscode-nya putih untuk cewek, untuk cowoknya cream.'' Sambung Laras.
''Oke, kita mesti siap-siap nih.'' Kata Keira.
''Yoi, Kei. Shoping time!" seru Laras.
...****************...
Sementara itu malam hari di rumah Kevin, Kevin sedang berdiri di tepian kolam renang. Angannya melambung jauh, teringat semua kenangannya bersama Kania. Marvel yang belum bisa tidur, keluar dari kamarnya. Ia mendapati papanya yang masih terjaga.
''Pah, are you okay?'' suara Marvel begitu mengejutkan Kevin.
''Marvel, kamu belum tidur?''
''Aku terbangun, pah.'' Marvel kemudian berjalan mendekati papanya dan berdiri tepat di samping papanya.
''Pah, apa papa merindukan mama?''
''Seperti yang kamu tahu, papa selalu merindukan dan mencintai mama kamu.''
''Aku juga merindukan mama. Papa lebih beruntung daripada aku karena papa memiliki waktu yang begitu lama dengan mama. Sementara aku?'' kata Marvel sembari menatap langit malam yang di penuhi oleh bintang yang bertaburan.
''Maafkan papa ya. Karena papa terkesan serakah. Papa tidak bisa membiarkan mama mu tinggal lebih lama menemanimu. Papa gagal menjadi suami yang tidak bisa melindungi istrinya.''
''Tidak pah! itu karena Tuhan lebih sayang sama mama. Marvel sangat merindukan mama. Bahkan Marvel juga rindu di peluk mama tapi Marvel merasa tenang karena mama pasti sudah bahagia di surga bersama Tuhan.''
''Iya, kamu benar nak. Tuhan lebih mencintai mama dan mama juga tidak sakit lagi. Oh ya, papa teringat sesuatu. Minggu depan ulang tahun kamu ke-8 kan? kamu bebas meminta apapun dari papa.''
''Serius? apapun itu?'' kata Marvel yang telah mempunyai ide di kepalanya.
''Tentu saja, Marvel. Semua permintaan kamu akan papa kabulkan. Sekalipun hari itu papa harus cuti dan meluangkan waktu papa untuk kamu.''
''Makasih ya, pah. Aku akan memikirkan apa yang aku inginkan mulai dari sekarang.''
''Baiklah jagoan, siapkan keinginanmu mulai detik juga. Dan sekarang pergilah tidur! besok kamu harus sekolah.''
''Oke, pah.'' Kevin lalu memeluk putranya dan mengecup kening putranya. Marvel dengan wajah semangat pun berlari menuju kamarnya.
''Kania, maafkan aku yang terkadang kurang sabar dalam menghadapi Marvel. Tapi ketahuilah bahwa aku sangat menyayanginya. Bahkan aku rela mengorbankan nyawaku untuknya,'' gumam Kevin dalam hati yang masih berdiri di tepian kolam renang.
-
Keesokan paginya, Kenny, Pak Ammar dan juga Cindy sudah merencanakan untuk memberikan kejutan ulang tahun untuk Keira.
''Surprise!!!" seru mereka bertiga dengan kompak, saat melihat Keira baru saja keluar dari kamarnya dengan muka bantal. Keira yang nyawanya masih belum terkumpul, merasa bingung dengan kejutan yang ia dapat.
''Siapa yang ulang tahun?'' tanyanya dengan santai.
''Kamu, Kei? masih muda masak udah pikun,'' kata Kenny.
''Oh iya, hehehe,'' kata Keira sambil menepuk keningnya.
''Kei, selamat ulang tahun ya. Semoga panjang umur, sehat selalu dan apa yang kamu cita-citakan akan segera terwujud,'' kata Cindy seraya memeluk calon adik iparnya.
''Makasih ya, Mbak Cindy. Doa yang baik kembali sama mbak juga.''
''Selamat ulang tahun ya adikku, sayang. Terima kasih telah menjadi adik yang paling baik dan paling manis untuk kakak. Kakak selalu berdoa untuk kebahagiaan mu,'' ucap Kenny yang gini bergiliran memeluk Keira.
''Terima kasih juga selalu menjadi kakak yang baik untukku.''
''Anak Ayah, sekarang usia kamu sudah genap 22 tahun. Maafkan Ayah tidak bisa memberikan apa-apa untuk kamu. Hanya doa yang bisa Ayah panjatkan setiap waktu untuk kebahagian kamu.'' Kata Pak Ammar yang kini bergantian memeluk putrinya itu.
''Tidak, Ayah. Apa yang Ayah berikan untuk Keira, sampai matipun Keira tidak akan pernah bisa membalasnya. Ayah sudah memberikan kebahagiaan yang begitu banyak untuk Kei. Bahkan kebahagiaan itu tidak mampu untuk di beli oleh tumpukan uang. Ayah harus janji untuk selalu sehat ya.'' Kata Keira dengan tangis harunya.
''Terima kasih ya, sayang. Ayah janji akan selalu ada di sisi mu sampai kapan pun.''
''Kei, sekarang berdoa lalu tiup lilinnya,'' sahut Kenny. Keira lalu mengatupkan kedua tangannya berdoa, setelah itu ia meniup lilin dengan angka 22 itu. Keira memberikan potongan kue pertama untuk Ayahnya, lalu kakaknya dan terakhir untuk Cindy, calon kakak iparnya. Keira sangat bahagia, setidaknya hadirnya Cindy mampu menjadi pelengkap hari bahagia untuk mengisi kekosongan dari almarhumah ibunya.
Bersambung..... Yukkkkm di like, komen dan vote yang banyak ya, makasih 🙏🙏❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
Normah Basir
seru
2024-05-30
0
YanthyIrfhan ShemiliQity
aku suka...lanjut thor
2022-03-30
0
elma sukmala
lanjut thor bangus banget ceritanya.
2022-03-30
0