''Selamat pagi, tuan!" sapa Krisna, sekretaris sekaligus asisten pribadi Kevin, saat melihat Kevin sudah sampai di ambang pintu ruangannya.
''Pagi juga, Kris! tolong awasi Marvel, aku harus menuju lantai tiga untuk meeting.''
''Siap tuan!" Jawab Krisna.
''Bos kecil, ayo ikut aku!" Krisna lalu menggandeng Marvel dan membawanya ke ruangan papanya.
''Om, aku mau snack!" pinta Marvel.
''Baiklah. Apa ada lagi yang harus Om beli?''
''Aku mau susu coklat dingin, cepat Om! tidak pakai lama.''
''Siap tuan muda! tapi tuan muda disini saja ya?'' pesan Krisna.
''Iya.'' Marvel yang bosan berlari-lari di ruang papanya. Ia berlari kesana kemari di atas sofa dan mengacak-acak ruangan papanya seperti taman bermain. Tak lama kemudian, Krisna pun datang.
''Ini tuan mud....,'' belum juga melanjutkan ucapannya, Krisna di buat syok dengan ruangan bosnya yang berantakan.
''Aduh nanti tuan Kevin bisa marah ini. Seharusnya tuan muda Marvel jangan seperti ini.'' Kata Krisna dengan panik. Krisna lalu meletakkan snack dan juga susu coklat di atas meja. Ia segera membereskan apa yang telah di kacaukan oleh Marvel. Marvel lalu duduk di sofa dan memakan snack di hadapannya. Marvel yang jahil, bukannya makan tapi malah membuang snack itu. Ia sengaja membuat Krisna sibuk dan sengaja membuat kotor ruangan papanya.
''Tuan muda, jangan di buang makanannya. Nanti papa bisa marah,'' kata Krisna sembari memungutnya. Namun Marvel tidak menghiraukannya dan justru tertawa melihat Krisna yang tampak kesal. Marvel lalu meminum susu coklat dalam kemasan itu. Ia meminumnya sampai habis, setelah itu ia melempar kemasan susu itu pada Krisna.
''Aduh! tuan muda tolong jangan seperti ini,'' kata Krisna sambil mengusap bahunya karena lemparan kemasan susu itu.
''Biarin, weekkkk.....,'' kata Marvel dengan mengejek Krisna.
''Untung anaknya bos, coba kalau nggak,'' gerutu Krisna dalam hati. Usia Krisna sendiri selisih empat tahun dari Kevin. Tahun ini Kevin memasuki usia 32 tahun. Krisna sendiri sampai detik ini masih betah melajang.
-
Keira pun sudah sampai di kampus dan dia di antar oleh kakaknya. Keira sendiri sekarang sudah berusia 22 tahun dan tahun ini adalah tahun akhir kuliah S1-nya. Sementara kakaknya berusia 29 tahun dan sebentar lagi akan menikah. Kenny sendiri bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan dan kehidupannya cukup mapan. Namun ia bingung bagaimana nasih adik dan ayahnya ketika ia menikah nanti.
''Kak, bagi duit dong!" rengek Keira sambil menyodorkan telapak tangannya pada kakanya. Kenny menghela nafas besar lalu mengambil dompet di sakunya. Kennya kemudian mengambil beberapa lembar uang seratus ribuan untuk adiknya.
''Hehehe makasih ya, Kak.''
''Kei, kakak harap kamu jangan bekerja seperti itu lagi ya.''
''Tapi kan sebentar lagi kakak menikah, aku harus menghidupi ayah.''
''Kamu dan Ayah masih tanggung jawab kakak. Memang kamu pikir, siapa yang membiayai kuliahmu, hah?''
''Iya-iya tahu. Tapi kan setelah ini kehidupan kakak pasti berubah. Ada Mbak Cindy juga yang jadi tanggung jawab Kakak.''
''Sudah, kuliah saja yang bener. Sebentar lagi juga mau lulus kan? jadi buat kakak bangga. Sekarang turun, kakak harus kerja.''
''Baiklah. Hati-hati ya.'' Keira kemudian turun dari mobil kakaknya dan segera masuk ke dalam. Kenny adalah kakak kandung yang tanggung jawab. Meskipun ia sudah melarang Keira untuk menutup bisnisnya itu, tapi Kenny sama sekali tidak pernah mengadu pada Ayahnya. Tak di pungkiri, pekerjaan aneh Keira bisa membantu keuangan keluarga mereka yang sempat drop karena sebelumnya Kenny terkena PHK dan harus menganggur selama setahun. Namanya juga jasa, kadang ada yang butuh dan terkadang ada juga yang tidak butuh. Kini Kenny bisa menata kembali keuangan keluarganya, setelah mendapat pekerjaan sebagai manajer di sebuah perusahaan periklanan. Membuatnya bisa menebus kembali mobil yang sempat ia gadaikan.
''Kei, gimana udah baikan?'' tanya Laras.
''Nih masih biru. Udah ya, gue mau berhenti. Kak Kenny marah tahu.''
''Emang Kak Kenny udah tahu semuanya kan?'' celetuk Johan.
''Padahal kita udah terlanjur menerima orderan.'' Kata Laras.
''Apa? gue mau fokus sama kelulusan tahun ini ya.'' Kaya Keira dengan suara meninggi.
''Kei, gue terima karena sebenernya gue butuh duit buat bayar uang ujian,'' rengek Johan.
''Heh, elo kan kerja di restoran. Ngutang sana sama bos elo,'' kata Keira dengan kesal.
''Dan gue juga butuh uang buat shoping, Kei. Gue kan lagi ngumpulin modal juga buat buka butik.''
''Laras, elo kan anak orang kaya. Minta sama bokap elo dong? masak iya ngrengek sama gue.''
''Ini orderannya lumayan, Kei. Lima puluh juta udah melayang dan sekarang ini lumayan dua puluh juta.'' Bujuk Laras.
''Emangnya gue mesti ngapain?'' tanya Keira dengan ketus.
''Cuma temenin makan malam doang. Jadi klien kita ceritanya mau di jodohin tapi dia nggak mau. Jadi dia minta bantuan kita, elo di suruh pura-pura jadi pacar calon klien kita ini.'' Jelas Laras.
''Emang dia udah pernah ketemu sama calonnya belum?''
''Katanya sih belum. Jadi orang tuanya mengatur pertemuannya dengan cewek ini. Tugas elo cuma pura-pura jadi pacar klien kita. Nih namanya Reno, dia ekeskutif muda. Dia ini paling benci sama perjodohan. Cuma itu doang,'' jelas Johan sambil menunjukkan wajah Reno.
''Huft, baiklah. Jam berapa nanti?'' tanya Keira pasrah.
''Nanti malam jam 7.'' Kompak Laras dan Johan. Keira hanya tersenyum kecil seraya mengangguk pasrah.
...****************...
''Apa-apaan ini?" kata Kevin dengan suara meninggi saat melihat ruangannya seperti kapal pecah. Mendengar suara papanya, Marvel pun langsung terdiam.
''Krisna, menjaga satu anak saja tidak becus! apa kamu tidur daritadi? hah?'' bentak Kevin pada Krisna.
''Ma-maf tuan, saya sudah berkali-kali membersihkannya tapi kembali lagi seperti ini.'' Kata Krisna tergagap. Pandangan Kevin lalu tertuju pada Marvel. Ia kemudian mendekati putranya dan mencengkeram lengan putranya.
''Marvel, papa mengijinkan kamu untuk ikut ke kantor tapi tidak dengan cara seperti ini. Ini kantor bukan taman bermain!" kata Kevin dengan suara meninggi. Marvel hanya bisa menunduk dan mengangguk.
''Kamu harus di hukum! berdiri di pojokan! jangan bergerak dan jangan lakukan apapun atau bersuara. Mengerti!" mendengar suara marah papanya, Marvel hanya bisa menangguk dan berjalan menuju sudut ruangan.
''Panggilkan office boy, untuk membersihkan ruangan!" pinta Kevin pada Krisna dengan suara kerasnya.
''Baik tuan!"
''Oh ya, Kris. Segera salin hasil pertemuan meeting tadi. Filenya ada pada Nita.''
''Iya tuan!" Krisna segera keluar ruangan dan mengerjakan apa yang telah di perintahkan oleh bosnya.
Kevin lalu duduk di kursi kebesarannya dan membuka laptopnya. Sesekali ia melirik ke arah putranya yang tampak patuh dengan hukuman yang di berikan. Sekeras-kerasnya Kevin pada Marvel, tetap saja nalurinya sebagai seorang ayah tidak bisa di bohongi. Kevin melakukan itu semua, supaya Marvel tidak tumbuh menjadi pria yang manja dan cengeng. Satu jam lagi makan siang, Kevin menutup laptopnya karena ia tidak bisa konsentrasi bekerja. Ia kemudian menghampiri putranya dan berlutut di hadapan putranya.
''Marvel, are you okay? are you angry with papa?''
''Yes, iam angry.''
''Sorry, Marvel. Papa lelah jadi please, jangan buat papa marah juga. Maafkan papa ya?''
''Maafkan aku juga, pah.'' Keduanya lalu berpelukan.
''Okay. Sekarang papa lapar, bagaimana kalau kita makan siang bersama? apa kamu setuju?''
''Setuju, pah. Aku mau ice cream.''
''No ice cream today, Marvel. Tenggorokanmu baru saja sembuh. Kita makan yang lain, oke?''
''Oke, papa,'' jawab Marvel pasrah.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
Putri Minwa
putri minwa mampir ya thor
2023-03-10
0
Fitriana Nanaz
dari awal ceritanya menarik
2022-03-13
1
Ilham Risa
Hai kak mampir yuk ke novel aku yang berjudul " suamiku posesif berlebihan " makasih Kak🙏
2022-03-06
0