Setelah kembali dari toilet, Kevin sangat terkejut melihat Marvel yang makan begitu lahap.
''Gitu dong jagoan papa. Kalau kayak gini daritadi kita tidak perlu bertengkar,'' kata Kevin sambil mengusap kepala putranya. Namun Marvel memilih diam tak menghiraukan papanya karena ia masih kesal dengan papanya. Saat sup dan jus di hadapannya habis, Marvel menoleh ke arah meja Keira namun Keira sudah tidak ada disana.
''Dimana tante cantik itu?'' gumam Marvel sembari mengedarkan pandangannya.
''Nyari siapa, Vel?'' tanya Kevin.
''Nyari tante.''
''Tante? tante siapa?'' tanya Kevin penasaran.
''Tante cantik yang memberiku hadiah coklat ini kalau aku menghabiskan makanan ini,'' kata Marvel sambil menunjukkan coklat berbentuk uang logam itu.
''Pasti dia orang jahat! jangan sembarangan menerima pemberian dari orang yang belum kamu kenal,'' kata Kevin dengan tegas. Marvel hanya bisa terdiam sambil mengangguk saja.
-
Malam harinya, Keira sedang bersiap di rumah kontrakan Johan. Rumah kontrakan Johan lah yang menjadi markas mereka bertiga.
''Sempurna!" seru Laras yang selalu berhasil membuat Keira menjadi cantik.
''Tangan elo, emang the best deh, Ras.'' Puji Keira.
''Ya udah, ayo berangkat!" kata Johan.
''Siap! ayo!" kata Keira dengan semangat. Mereka bertiga segera menuju restoran tempat bertemu dengan klien. Namun saat di tengah jalan, ponsel Keira berbunyi. Tanda panggilan masuk dari kakaknya.
''Aduh Kak Kenny lagi,'' gumam Keira.
''Angkat aja, Kei. Nanti Kak Kenny malah curiga lagi.'' Sahut Johan yang berada di bangku kemudi.
''Halo, Kak. Ada apa?''
''Kamu dimana sih? Mbak Cindy bawa banyak makanan nih, mau makan malam di rumah tapi kata Ayah kamu belajar kelompok.''
''Hehehe iya Kak. Aku lagi belajar kelompok. Sampein salam ku sama Mbak Cindy ya.''
''Kamu nggak lagi ngejalanin misi rahasia kan?'' tebak Kenny.
''Ng-ng-nggak, Kak. Udah ya bye, ganggu aja deh,'' Keira langsung mengakhiri panggilannya.
''Mencurigakan nih anak,'' gumam Kenny.
''Gimana Ken?'' tanya Pak Ammar.
''Iya Yah, dia lagi kerja kelompok.'' Kata Kenny yang sebenarnya ia sendiri tidak yakin.
''Ya udah, Mas kita makan aja dulu. Nanti biar aku sisihin buat Keira,'' sahut Cindy.
''Ya udah deh. Awas aja tuh anak pulang larut malam.''
''Ya nanti kamu susul dia aja, pas antar aku pulang, kalau kamu memang khawatir.''
''Benar kata nak Cindy, Ken. Kamu kan nanti bisa nyusul ke rumah Laras atau Johan,'' sahut Pak Ammar.
''Tapi kan mereka beda jurusan, gimana coba mau kerja kelompok?'' gumam Kenny dalam hati.
''Ayah, Cindy bantu ya. Ayah mau sama apa?'' tanya Cindy.
''Ayah mau sayur, sama ikan gorengnya aja.'' Kata Pak Ammar. Cindy dengan telaten dan penuh kelembutan, menuangkan nasi, sayur dan ikan ke dalam piring Pak Ammar.
''Terima kasih ya, nak.''
''Sama-sama, Yah. Kamu mau apa mas?''
''Aku ayam goreng sama cah kangkung aja.''
''Oke, mas.'' Kata Cindy.
''Oh ya mas, sebenarnya aku juga mau kasih info sama Keira. Dia kan katanya mau magang, kebetulan di sekolah tempat aku mengajar menerima mahasiswa magang. Kebetulan aku kan sebentar lagi cuti mau urus pernikahan kita.''
''Iya nanti aku sampaikan sama Keira ya.''
-
Akhirnya Keira bersama Laras dan Johan sampai di cafe. Mereka melihat Reno sudah ada disana. Mereka bertiga pun saling berkenalan.
''Kei, kita cabut ya. Hati-hati.'' Kata Laras.
''Oke.''
Laras dan Johan pun meninggalkan Keira bersama Reno disana.
''Terima kasih ya tuan Reno, sudah menggunakan jasa kita.'' Kata Keira.
''Jangan panggil tuan, panggil Mas saja. Biar lebih meyakinkan pas cewek itu datang.''
''Baiklah, Mas.''
''Maaf ya nanti kalau misal aku rangkul atau pegang tangan kamu.''
''Iya mas, nggak apa-apa kok.'' Kata Keira. Setelah menunggu sepuluh menit, akhirnya seseorang yang di nanti Reno datang.
''Mas Reno ya?'' kata gadis berparas cantik itu.
''Waduh cantik gini, masa iya klien gue nolak.'' Gumam Keira dalam hati.
''Iya. Kamu Irene ya.''
''Iya, Mas.'' Reno dan Irene pun saling berjabat tangan. Pandangan Irene lalu tertuju pada Keira.
''Ini siapa, mas?''
''Oh ya lupa, kenalin ini pacar aku. Keira.'' Kata Reno seraya merangkul pinggang ramping Keira. Keira lalu mengulurkan tangannya pada Irene.
''Keira, pacarnya Mas Reno.''
''Irene.''
''Maaf ya, Irene. Kalau aku tidak bisa meneruskan perjodohan orang tua kita. Seperti yang kamu lihat, aku sudah memiliki kekasih. Sebisa mungkin aku akan memperjuangkan dia supaya orang tua ku menyetujui hubungan kami.'' Kata Reno sembari menggenggam erat tangan Keira.
''Iya, Mas. Sejujurnya aku juga tidak setuju dengan perjodohan. Aku sendiri sudah mempunyai seseorang yang sedang aku nanti. Lebih tepatnya aku sedang mencarinya.'' Kata Irene.
''Syukurlah kalau begitu, aku senang sekali mendengarnya. Baiklah kalau begitu, kita makan malam saja dulu. Setelah itu kamu boleh pergi. Karena aku sudah memesan makanan untuk kita.''
''Baiklah, aku akan menerimanya.'' Kata Irene. Tak lama kemudian pesanan pun datang. Tiga porsi tenderloin steak sudah ada di hadapan mereka bertiga.
''Biar aku bantu sayang,'' kata Reno pada Keira.
''Terima kasih ya, sayang,'' balas Keira.
''Kalian mesra sekali ya. Semoga hubungan kalian langgeng ya.''
''Teriima kasih, Irene.'' Kata Reno sembari memotong kan daging steak untuk Keira. Saat mereka sedang asyik makan, tiba-tiba fokus Reno tertuju pada sebuah gelang tali yang melingkar di tangan Irene. Gelang tali warna hitam yang terdapat bandul huruf E dan gelang itu persis dengan gelang yang pernah ia berikan pada seseorang saat ia masih kecil dulu.
''Apa dia Rere? tapi gelangnya sangat mirip. Tapi gelang seperti itu kan banyak. Tapi kenapa bandulnya E? dia mengenalku dengan nama Eno,'' gumam Reno dalam hati.
Makan malam itu pun berakhir sukses. Reno sangat senang karena rencanaya berhasil. Menolak perjodohan tanpa harus menyakiti. Irene pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Baru saja Irene, meninggalkan restoran, pikiran Reno menjadi kacau. Keira menyadari kalau Reno tidak fokus.
''Mas Reno, kenapa?'' tanya Keira.
''Aku seperti mengenal Irene.''
''Maksudnya?''
''Iya gelang yang dia pakai, sama persis dengan gelang yang di pakai oleh gadis kecilku saat itu. Sebenarnya aku menolak perjodohan ini karena aku sedang berusaha mencari Rere, nama gadis itu.''
''Kenapa mas nggak coba tanya aja? siapa tahu itu benar. Irene kan juga sedang menunggu seseorang, jangan-jangan itu juga kamu, mas?''
''Terus gimana? dia kan sudah tahu kalau kita ini pacaran.''
''Udah mas susulin aja. Nanti kalau benar bagaimana? lagian aku kan cuma pacar sewaan, mas.''
''Tapi Kei, aku masih ada tanggung jawab antar kamu pulang?''
''Udah mas, aku bisa pesab taksi online. Buruan kamu kerjar Irene, pastikan feeling kamu benar.''
''Kei, makasih banyak ya. Doain semoga feeling ku ini benar. Kamu hati-hati ya, nanti aku transfer dan kasih bonus sama kamu.'' Reno lalu memeluk Keira dan Keira dengan senang hati membalas pelukan Reno.
''Iya mas. Hati-hati ya mas, semoga sukses.'' Kata Keira dengan semangat. Reno segera berlari mengejar Irene. Keira menghembuskan nafas lega, misinya kali ini berakhir mulus. Keira pun segera beranjak dari duduknya dan segera keluar. Ia celingak-celinguk mencari Laras dan Johan tapi mereka tidak ada disana. Keira mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Laras.
''Ras, kalian dimana sih? gue udah selesai nih?'' kata Keira.
''Elo tunggu disana aja. Gue udah pesan mobil buat jemput elo. Nih si Johan sakit perut pingin boker, sorry ya Kei.''
''Ah resek nih. Ya udah kalau gitu, hati-hati ya.''
''Elo juga hati-hati ya, Kei.'' Laras pun mengakhiri panggilannya. Tak lama kemudian, sebuah mobil yang di kenali oleh Keira berhenti di depannya.
''Kak Kenny,'' gumam Keira saat Kenny menurunkan kaca mobilnya.
''Ayo masuk!" pinta Kenny.
''Kok kakak? kok tahu aku disini?''
''Jangan banyak bicara, cepet masuk! atau aku seret!" sambung Kenny.
''Iya-iya, bawel.'' Keira lalu segera masuk ke dalam mobil kakaknya dan Kenny segera melajukan kembali mobilnya.
''Kamu ini ngapain sih? nggak kapok semalam?'' ucap Kenny dengan kesal.
''Pasti Laras dan Johan ya yang bilang?''
''Siapa lagi? ngapain kamu bohongin ayah segala? mana mungkin kalian bertiga yang beda jurusan bisa belajar kelompok?''
''Ya bisa lah, Kak. Namanya juga kerja kelompok. Lagian klien ku baik kok. Kalau yang semalam kan emang tua bangka mata keranjang.''
''Apapun itu, Kei. Kamu pikir aku tidak khawatir apa? kakak harap ini yang terakhir. Tadi kakak juga marahin tuh si Laras sama Johan.''
''Jangan marahin mereka lah, Kak. Kasihan tahu.''
''Kei, sudah saatnya memikirkan masa depan. Stop bermain-main! kalau pekerjaan kamu seperti ini, laki-laki mana yang mau sama kamu? yang ada mereka nggak mau deketin kamu dan menganggap kamu cewek nggak bener.'' Mendengar nasihat kakaknya, Keira hanya terdiam sambil menunduk saja.
''Dan lagi di sekolah tempat Mbak Cindy mengajar, menerima anak magang jurusan psikolog. Kamu bisa mengajar disana sekaligus memberikan konseling untuk anak sekolah dasar disana.''
''Serius Kak?''
''Iya serius. Tadinya Mbak Cindy mau bilang tapi kamu malah klayapan.''
''Ya udah deh, besok aku ke sekolah Mbak Cindy.''
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
Tita Sibungsu Baping
lagian aneh teman-temannya mereka yg butuh duit malah nyuruh Kenny jadi pacar sewaan..kenapa gk si Laras aja yg jadi pacar sewaan kan dia yg butuh duit
2023-10-27
0
Nuri Maulidia
gmn cih nm ny ktker
2022-07-23
0
A.0122
jodoh kenny bnr² gadis baik sepertinya
2022-02-17
0