Kevin dan Marvel sedang menikmati makan malam bersama.
''Bagaimana sekolah kamu, Vel?''
''Baik, Pah. Oh ya ada tante cantik lho pah.''
''Tante cantik siapa?''
''Yang waktu di restoran itu.''
''Tante cantik, untuk apa dia di sekolah kamu?''
''Tante cantik itu mengajar disana, Pah.''
''Oh, pantas saja kamu belakangan ini semangat sekali sekolah. Biasanya selalu banyak alasan.''
''Karena tantenya baik. Papa mau kan kenalan dengan tante cantik?''
''Maaf ya, Marvel. Papa sangat sibuk sekali. Lain kali kalau ada waktu ya.''
''Baiklah, Pah.'' Jawab Marvel pasrah. Ia tahu kalau papanya tidak pernah mau membuka hati untuk perempuan lain selain mamanya.
''Marvel, lusa papa mau ke acara pernikahan klien papa. Kebetulan Mbak Rima besok sudah masuk lagi. Jadi kamu di rumah saja ya.''
''Tapi aku sudah besar, Pah. Masa iya sama Mbak Rima terus. Aku kan laki-laki, masa iya harus di jaga sama perempuan.''
''Oh, anak papa sudah dewasa rupanya, hehehe. Mbak Rima kan bisa temenin kamu di rumah sama Bi Nani. Mbak Rima kan juga bisa bantuin Bi Nani, tidak harus mengurus kamu full time. Kasihan kan, masa iya Mbak Rima harus papa berhentikan.''
''Itu lebih baik, Pah.''
''Hmmmm bagaimana mempertemukan Tante Keira sama papa ya? papa selalu saja banyak alasan.'' Gumam Marvel dalam hati.
-
Keesokan harinya di sekolah Marvel, Marvel sedang duduk di taman dengan buku yang tak pernah lepas dari tangannya. Tiba-tiba ada gerombolan kakak kelas yang nakal, menghampirinya. Mereka ada empat anak.
''Heh, anak orang kaya! bagi uang jajan, dong!" kata pemimpin gerombolan itu yabg bernama Galang. Marvel masih saja diam dan tidak menghiraukannya.
''Budek ya? bagi duit sini!" paksa Galang. Marvel hanya menatap tajam mereka tanpa bicara. Galang yang kesal, memaksa merogoh paksa saku Marvel.
''Ini bukan pasar tapi ini sekolah. Preman bukan disini tempatnya.'' Kata Marvel sambil menahan tangan Galang.
''Wah, udah berani ya sama kita. Kamu anak kelas 2, si cupu suka menyendiri itu kan? mana teman kamu? kasihan nggak punya teman? kaya tapi nggak punya teman.''
''Untuk apa punya teman tapi kalau nyusahin seperti kalian,'' imbuh Marvel dengan sinis. Marvel lalu beranjak dari duduknya dan hendak pergi namun tiba-tiba Galang menyerangnya. Mendorong Marvel sampai tersungkur ke tanah.
''Ayo bangun! mau aku hajar lagi? tinggal kasih uang juga beres,'' kata Galang lagi. Marvel lalu berusaha bangun, ia lalu mengepalkan tangannya dan mendorong Galang lebih kerasa lagi. Kini Galang yang tersungkur di lantai.
''Sialan!" umpat Galang anak kelas 6 itu. Galang yang tidak terima, lalu memukul Marvel dan terjadilah perkelahian diantara mereka. Ketiga teman Galang, bukannya memisah tapi justru menyoraki Galang untuk terus menghajar Marvel.
''Meskipun aku masih kecil dan kelas 2, jangan anggap aku takut denganmu!" kata Marvel dengan suara meninggi sambil terus membalas pukulan Galang. Berkali-kali keduanya berguling di tanah dan saling bergantian menindih.
''Hentikan!" teriak kepala sekolah yang memergoki keduanya berkelahi. Namun posisi itu tidak menguntungkan bagi Marvel karena Marvel kedapatan menindih tubuh Galang sambil menarik kerah baju Galang.
''Marvel! Galang! ikut bapak ke kantor!" bentak Pak Surya kepala sekolah. Marvel segera bangkit dari posisinya dan berjalan menuju ruang kepala sekolah. Wajah keduanya tampak kotor, baju mereka juga bahkan wajah mereka membiru. Namun luka di wajah Galang lebih parah daripada luka di wajah Marvel.
Keira yang baru saja selesai mengejar di kelas lain, melihat Marvel di bawa kepala sekolah dengan penampilan yang lusuh bersama Galang.
''Marvel? kenapa dia?'' gumam Keira. Keira segera menyusul menuju ruang kepala sekolah.
''Galang, Marvel, jelaskan apa yang terjadi?'' kata Pak Surya.
''Dia memalak saya, Pak.'' Kata Galang.
''Bohong, Pak! dia yang memalak saya duluan.'' Bantah Marvel.
''Pak, bapak kan tahu saya siswa kelas 6 dengan prestasi yang membanggakan. Saya juga anak orang kaya, masa iya mau menalak anak kelas 2 yang masih kecil.'' Kata Galang yang berusaha berbohong. Marvel tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Galang. Bahkan Marvel sebelumnya tidak pernah tahu atau mengenal Galang karena Marvel tidak pernah peduli dengan urusan orang lain.
''Pak, masa iya saya kelas 2 mau memalak kakak kelas. Saya sedang membaca buku di taman tapi tiba-tiba dia datang dan meminta uang.'' Kata Marvel yang mencoba membela diri.
''Marvel, kamu baru naik kelas 2 kan? seharusnya kamu belajar, jangan mencontoh hal yang tidak baik. Kamu kan juga anak orang berada, masa iya kamu memalak. Galang ini dari kelas 1-6 adalah siswa berprestasi jadi tidak mungkin dia melakukan hal buruk seperti ini.'' Kata Pak Surya yang berusaha menasihati Marvel.
''Marvel, kalau kamu mau uang atau makanan, aku mau kok berbagi. Apalagi kamu adik kelas ku,'' kata Galang yang memutar balikkan fakta.
''Justru kamu harus jadi kakak kelas yang patut di contoh, bukan seperti itu! kamu dulu yang mendorongku jadi jangan salahkan aku, kalau aku membalasnya.'' Kata Marvel.
''Sudah cukup! Bapak akan memanggil orang tua kalian.''
''Pak, maaf orang tua saya sedang pergi ke luar negeri dan pulang sedikit lama. Jadi mereka tidak bisa ke sekolah. Saya siap di hukum apa saja, Pak untuk menggantikan orang tua saya yang tidak bisa datang.''
''Baiklah Galang, sebaiknya kamu membersihkan seluruh kamar mandi di sekolah. Dan untuk kamu Marvel, saya akan menelpon orang tua kamu.'' Kata Pak Surya dengan tegas. Marvel hanya bisa pasrah dengan apa yang di katakan oleh Pak Surya.
''Galang, sekarang kamu keluar dan bersihkan kamar mandi.''
''Baik, Pak.''
''Sekarang silahkan kalian bermaafan,'' kata Pak Surya.
''Saya tidak melakukan kesalahan jadi saya tidak mau minta maaf,'' bantah Marvel.
''Biar saja yang meminta maaf duluan pada Marvel, Pak. Apalagi sebagai kakak kelas yang baik, saya harus memberikan contoh yang baik.'' Kata Galang. Galang lalu mengulurkan tangannya pada Marvel. Marvel dengan tatapn tajamnya menolak bersalaman dengan Galang.
''Sepertinya, Marvel tidak mau Pak. Kalau begitu saya bersiap menjalankan hukuman saja.''
''Baiklah, kamu boleh keluar Galang. Dan untuk Marvel, tunggu di luar, bapak akan memanggil orang tua kamu.''
Tanpa banyak bicara, Marvel dengan wajah kesalnya keluar dari ruangan kepala sekolah. Dan ternyata di depan pintu, Keira sudah menunggu dengan cemas.
''Tante Keira,'' lirih Marvel. Keira lalu mengajak Marvel untuk duduk dibangku depan ruang kepalas sekolah.
''Marvel kamu berkelahi?'' kata Keira yang melihat Marvel berantakan dari ujung kepala sampai ujung kaki.
''Aku hanya membela diri, Tante. Dia memalakku dan memaksa. Dia yang mendorongku duluan jadi aku melawannya.''
''Tapi kenapa wajah Galang lebih banyak luka daripada kamu?''
''Itu karena aku ikut bela diri jadi pukulanku lebih kuat. Apa tante lebih percaya padanya daripada aku?''
''Bukan seperti itu, Marvel. Seharusnya jangan memakai kekerasan, kalau orang tuanya tidak terima, semua ini bisa di bawa ke jalur hukum. Tante tidak mau itu terjadi. Dan juga kamu kenapa bisa bertemu dengannya? biasanya kamu selalu sendiri di dalam kelas.''
''Aku hanya ingin mencari suasana di luar kelas. Tadi aku juga duduk sendiri sambil membaca buku, dia saja yang suka menganggu. Setelah ini papa akan ke sekolah dan dia pasti akan marah.''
''Kalau papa kamu marah, sebaiknya kamu jangan membantah ya. Biarkan saja papa marah dan meluapkan amarahnya. Kalau kamu membantah, papa kamu justru akan semakin marah. Biarkan amarah papa mereda dulu, setelah tenang baru kamu jelaskan sebenarnya. Kamu mengerti kan?''
''Iya tante. Terima kasih tante sudah percaya padaku.''
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
Erlinda
kepala sekolah nya goblok kali ya .masa sih anak kelas 2malak kakak kelas 6.yg jauh lebih besar yg benar aja Thor. klo bikin cerita yg wajar dikit napa.?.lagian sekolah itu katanya sekolah elit dan terbaik masa sih ga ada cctv nya dan sebagai kepala sekolah kok lansung menghakimi Marvel bersalah .
2022-12-30
0
A.0122
ini kepala sekolahnya bodoh atau apa main hukum aja bknnya diselidikn dl kebenarannya dan apa ga ada cctv kan termasuk sekolah elit
2022-02-17
1
Elizabet Reni Mega Konita
Cuma mau bilang... anjirrrrrrr...😅 anak zaman sekarang
2022-02-10
0