Keesokan harinya, Marvel dengan penuh semangat bersiap menuju sekolah. Ia berharap bisa bertemu dengan Keira kembali. Kevin sendiri sudah bersiap berangkat ke kantor. Ia berjalan menuju kamar putranya. Kevin merasa terkejut, melihat Marvel yang sudah rapi memakai seragam sekolah karena tidak ada drama pagi ini.
''Wow, anak papa tampan sekali. Gitu dong jagoan, papa. Kamu sudah mandiri tanpa Mbak Rima.'' Puji Kevin saat melihat putranya sedang menyisir rambutnya di hadapan cermin.
''Iya dong, pah. Aku kan sudah dewasa,'' kata Marvel.
''Baiklah, kamu mau sarapan apa?''
''Terserah Bibi aja mau masak apa, akan aku makan.''
''Baiklah, ayo kita ke bawah dan sarapan bersama.'' Kevin lalu menggandeng tangan putranya dan menuju ruang makan. Sudah ada sandwich dan segelas susu coklat di meja Marvel. Di meja Kevin ada makanan yang sama namun dengan secangkir teh disana. Keduanya lalu menikmati sarapan bersama. Kevin hari ini cukup tenang tanpa harus berdebat dan adu argumen dengan putranya.
''Ingat, di sekolah jangan jajan sembarangan. Papa tidak mau kamu makan apa saja tanpa memperhatikan kandungan gizi yang terkandung di dalamnya. Biar papa menyuruh Bi Nani menyiapkan bekal makan siang kamu.''
''Baiklah, pah. Pah, hari ini aku ingin di antar papa ke sekolah. Boleh kan? aku tidak mau berangkat bersama supir.''
''Karena hari ini kamu bersikap manis, jadi papa mau mengantar kamu. Sekarang habis kan makanan kamu.''
''Siap pa!"
-
Sementara itu di kampus, Keira sudah bertolak pinggang dengan tatapan sinis pada kedua sahabatnya.
''Jadi uangnya semua buat gue! nggak bisa apa cari alasan?''
''Sorry, Kei. Gue kalau denger Kak Kenny marah, nggak bisa lagi bohong. Sumpah marahnya kayak emak-emak.''
''Kita nggak bisa berkutik. Kak Kenny lebih galak daripada emak gue.'' Sahut Johan.
''Kalian juga sih maksa-maksa gue. Habis ini gue mau ke Global School, mau magang di sana gue. Gue bener mau fokus nyelesein kuliah ya.''
''Iya-iya, gue juga udah siap mau magang. Kalau sampai tahun ini gue nggak lulus, gue bener-bener di keluarin dari KK sama emak dan bapak gue,'' kata Johan.
''Dan gue juga, di jamin semua fasilitas gue di cabut. Terus gue di kirim di pelosok sama bokap dan nyokap.''
''Ya udah, ini udah jam 9, gue mau berangkat dulu.'' Keira pun segera pamit meninggalkan Johan dan Laras yang masih di kantin.
''Kei, tunggu sebentar!" panggil Laras.
''Ada apa sih?'' ketus Keira.
''Mas Reno nanti malam ngajakin kita ketemu.''
''Ada masalah apa?''
''Nggak tahu. Pokoknya nanti malam ngajakin ketemu lagi dan elo wajib hadir.''
''Oke.''
''Apa Mas Reno udah nemuin gadis itu ya?'' gumam Keira dalam hati.
-
Sekolah tempat mengajar Cindy, termasuk sekolah kelompok sekolah elit. Sesampainya disana, Keira segera menemui Cindy. Kebetulan Keira bertemu Cindy yang sedang berjalan menyusuri koridor.
''Mbak Cindy!" panggil Keira. Mendengar suara Keira, Cindy menghentikan langkahnya.
''Kei, kamu sudah datang?''
''Maaf ya Mbak, semalam kita tidak bertemu.''
''Nggak apa-apa, Kei. Ya udah ayo aku antar ke ruangan kepala sekolah.''
''Ayo!" Ucap Keira dengan penuh semangat. Setelah menemui kepala sekolah, Keira berkesempatan untuk mengajar kelas 1A. Sesuai jurusan yang ia ambil di kampus, Keira berkesempatan untuk memberikan bimbingan konseling pada anak. Cindy lalu mengantar Keira menuju kelasnya.
''Selamat pagi-pagi semuanya!" sapa Cindy dengan ramah.
''Selamat pagi, Bu Cindy!" jawab mereka dengan kompak.
''Baiklah hari ini kita kedatangan salah satu kakak mahasiswa dari Universitas Merah Putih. Namanya Keira.''
''Tante cantik,'' gumam Marvel dalam hati saat ia melihat Keira berada di dalam kelasnya.
''Halo Kak Keira!" sapa mereka dengan kompak.
''Keira, silahkan kamu lanjutkan ya. Mbak ke ruangan dulu.''
''Iya, Mbak."
''Anak-anak silahkan lanjutkan perkenalan kalian ya. Ibu, tinggal dulu. Selamat pagi.''
''Iya bu,'' jawab mereka semua dengan kompak. Cindy pun segera keluar.
''Halo semuanya! Kakak senang sekali bisa bertemu dengan kalian. Perkenalkan nama kakak Keira Nensia Putri, biasa di panggil Keira. Selama tiga bulan kedepan, kakak akan bersama kalian. Karena ini adalah tugas terakhir kakak sebelum lulus tahun ini. Baiklah, bagaimana kalau sekarang gantian kalian yang memperkenalkan diri kalian. Apa kalian setuju?''
''Setuju, Kak!" jawab mereka semua dengan kompak. Mereka semua satu persatu memperkenalkan diri. Keira sangat senang berada di tengah-tengah anak itu. Sampai pada akhirnya giliran Marvel yang memperkenalkan diri.
''Halo, Tante cantik! masih ingat aku?'' kata Marvel dengan berani sambil melambaikan tangannya pada Keira. Keira merasa terkejut saat Marvel penuh percaya diri menyapanya.
''Halo juga. Iya-iya, aku ingat. Kamu yang kemarin di cafe kan? senang sekali kita bertemu kembali. Baiklah sekarang perkenalkan diri kamu, anak manis.''
''Baiklah. Namaku Marvel Leonara Sanjaya, biasa di panggil Marvel. Senang sekali aku bisa bertemu dengan tante cantik.''
''Hei, Kak Keira itu ibu guru kita, masa iya kamu panggil tante. Memangnya dia menikah dengan om kamu,'' celetuk salah satu murid yang di sambut tawa mereka semua. Marvel sangat kesal karena teman-temannya meledeknya dan mentertawakannya.
''Sudah-sudah, tidak masalah. Kan kita bertemunya di luar sekolah jadi kakak tidak masalah kok kalau di panggil tante. Asal jangan nenek saja ya?'' celoteh Keira yang di sambut tawa mereka semuanya.
Hari pertama Keira mengajar, semuanya berjalan lancar. Ia bisa lebih memahami dan menyalami pola pikir anak-anak. Keira sangat menikmati harinya sebagai mahasiswa yang sedang melakukan PKL sebagai seorang guru. Sampai akhirnya jam sekolah pun berakhir.
''Baiklah teman-teman sudah cukup untuk hari ini. Sampai jumpa besok ya. Untuk yang belum di jemput, sebaiknya tunggu di dalam ya. Selamat siang!"
''Selamat siang Bu Keira,'' jawab mereka semua dengan kompak. Semua murid lalu satu persatu bergantian mencium tangan Keira, setelah itu mereka meninggalkan kelas.
''Tante cantik, aku punya sesuatu,'' ucap Marvel saat ia berjabat tangan dengan Keira.
''Ada apa Marvel?''
''Terima kasih untuk hari ini,'' kata Marvel sambil menunjukkan finger love untuk Keira.
''So sweet, baiklah aku menerimanya. Terima kasih Marvel untuk cintanya.'' Kata Keira seraya mengusap kepala Marvel.
''Sampai jumpa besok tante,'' Marvel lalu pergi meninggalkan kelasnya.
''Hati-hati Marvel,'' pesan Keira. Keira kemudian membereskan mejanya dan memasukkan buku-bukunya ke dalam ransel. Ia kemudian menuju halaman depan, menunggu ojek online yang sudah di pesannya. Tak lama kemudian ojek yang ia pesan pun datang. Keira segera memakai helm dan duduk di jok belakang.
''Jalan, bang!" ucap Keira sambil menepuk bahu abang ojol. Kali ini Keira memilih untuk langsung pulang ke rumah. Namun sebelum pulang, ia mampir ke warung nasi padang. Dua bungkus nasi padang untuk dirinya dan ayahnya. Setelah mendapatkan nasi padang, Keira kembali melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah.
''Bang, kok motornya tiba-tiba kayak gini sih?'' kata Keira.
''Kayaknya bannya bocor deh, Mbak.'' Kata Abang ojol sambil terus mengendarai motornya. Sampai akhirnya sampai di pertigaan, Abang ojol kehilangan keseimbangan dan membuat mereka hampir saja menabrak sebuah mobil mewah. Di tambah mobil itu melaju cukup kencang saat melewati pertigaan. Karena menghindari tabrakan, abang ojol banting stir dan membuat keduanya jatuh.
''Aduh, gimana sih bang?'' keluh Keira sambil berusaha berdiri.
''Saya kaget mbak, mobilnya saja nggak mau pelan,'' kata Abang ojol. Keira yang kesal, menghampiri mobil yang berhenti itu.
''Buka!" kata Keira sambil mengetuk kaca mobil itu. Ternyata itu adalah Kevin. Kevin lalu menurunkan kaca mobilnya.
''Tanggung jawab dong, tuan. Udah tahu pertigaan ngebut aja,'' cerocos Keira dengan kesal.
''Saya lihat tadi naik motornya sudah oleng.'' Bantah Kevin.
''Apapun itu, kalau lewat pertigaan bisa pelan kan? ganti rugi sama Abang ojolnya.''
''Ya, i know. Pasti ujung-ujungnya duit,'' kata Kevin dengan senyum sinisnya.
''Ya iyalah, hari gini apa-apa butuh duit, bos!" kata Keira sambil menggebrak pintu mobil Kevin.
''Hei, bisa sopan kan? mobil mahal, nanti lecet!" kata Kevin dengan mempertegas ucapannya. Kevin lalu mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan pada Keira.
''Nih, kalian ini pasti pasangab modus.'' Kata Kevin sambil menyodorkan uang.
''Tuan, lihat saja jaket abangnya. Nih saya juga mahasiswa, almamater kampus saya,'' tegas Keira sambil menunjukkan logo kampusnya.
''Sana minggir saya buru-buru. Ambil saja uangku! pasti kalian juga lagi butuh. Jaman sekarang mana ada orang baik,'' ketus Kevin seraya menutup kembali kaca mobilnya. Ia pun melanjutkan kembali perjalanannya karena sudah terlambat menjemput Marvel.
''Bang, ini uangnya. Abang pakai buat benerin motornya.''
''Mbak ini uangnya banyak banget. Mbak palakin tuan itu ya?''
''Ya nggak lah, Bang. Dia sendiri yang ngasih. Lagian orang kaya juga, biarin aja bang.''
''Kita bagi dua aja ya, Mbak. Mbak kan juga jatuh.''
''Udah nggak usah, Bang. Buat abang semuanya aja ya. Saya naik angkot aja.''
''Se-serius nih mbak?'' kata Abang ojol yang tidak percaya.
''Iya, Bang. Hati-hati ya, Bang. Kayaknya di depan sana ada bengkel.''
''Alhamdulillah, orderan lagi sepi juga. Beras di rumah habis. Makasih ya, Mbak.'' Kata Abang ojol itu dengan mata berbinar, penuh kebahagiaan.
''Oke, Bang. Saya jalan duluan.''
''Hati-hati mbak.''
Akhirnya Keira memutuskan untuk naik angkot.
''Eh-eh gue baru ingat, tuan tadi kayak nggak asing ya? kayak pernah ketemu gitu. Tapi siapa ya? ah bodoh amat lah ingat-ingat dia. Sekali-kali ngerjain orang kaya, biar nggak pelit buat sedekah,'' gumamnya dalam hati.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
Erlinda
ternyata walau pun keyra mahasiswi tapi bodoh ya apa dia ga mikir namanya akan buruk dgn pekerjaan nya itu lagian kedua teman nya Laras dan Johan cuma tinggal enak nama mereka bersih uang dapat.
2022-12-30
0
Clury Fold Agoy
seru seru
2022-03-05
0
North🏷️
ini pasti sekolahnya nggak di internasional school nih
2022-01-28
0