Menolak itu dosa

🍁🍁 Selamat Membaca 🍁🍁

"kalau begitu ayah dan ibumu mau pamit dulu sebelum hari tambah sore, kapan kapan kalau ayah tidak sibuk insya Allah ayah dan ibu akan mengunjungimu lagi..salam ke suami kamu ya nak.."

"iya ayah.. kalau mas Hasan libur insya Allah biar kami saja yang gantian mengunjungi ayah dan ibu."

"iya nak.. kami pamit.."

"hati hati ya yah bu.."

Beberapa menit Kemudian...

ting tong..

ting tong..

Aku yang baru saja masuk ke dalam rumah dan baru mau melangkah ke kamar setelah pamitnya ayah dan ibu. Ternyata bel rumah sudah berbunyi lagi, pikirku pasti itu mas Hasan tapi kenapa kok pakai mencet bel bukan langsung masuk aja.

ku langkah kan kaki ku menuju pintu kembali untuk membukakan pintu.

ceklek...

Deg,_

"tidak ada siapa siapa ya..??" tanyaku, aku melangkah keluar untuk memastikan siapa yang datang karena ketika aku membuka pintu tidak ada siapa siapa didepan.

Doorr...

"Astaghfirullah... maaass" teriakku kaget dengan kejahilan mas Hasan suamiku.

"Hahahahahhaahhaaa lihatlah betapa lucunya ekspresi kamu sayang.." dengan tertawa terbahak bahak tanpa rasa bersalah.

"Akh, apaan sih bikin kaget aja" ucapku manyun karena sudah dijahili oleh suami sendiri..

"tadi ayah dan ibu jadi kesini dek?" tanyanya sembari berjalan masuk ke arah rumah.

"iya mas.." kataku sembari meletakkan tas kerja mas Hasan di atas nakas.

"mas kamu mandi dulu aja ya.. sudah aku siapin air hangatnya, masalah ibu dan ayah nanti saja kita bahas nya.." ucapku lagi.

"iya dek,.." mas Hasan menjawab sembari melangkan kaki ke kamar mandi.

setelah mas Hasan masuk kamar mandi, aku bergegas memunguti baju kotor mas Hasan dan memasukkannya ke dalam keranjang baju kotor, lalu aku menyiapkan baju ganti untuk mas Hasan ku taruh di atas tempat tidur, ku siapkan kaos saja dan celana pendek agar lebih santai.

Aku keluar kamar menuju ke dapur untuk menyiapkan teh hangat buat mas Hasan.

sebaiknya aku menunggu mas Hasan di sofa kamar saja.. setelah skitar 20 menit mas Hasan selesai mandi.

kletek..

mas Hasan keluar dengan wajah lebih segar rambut yang basah dan air yang masih menetes hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya.

Glek_

(Masya Allah, sungguh indah ciptaan Mu ya Robbi, tidak di diragukan lagi Kuasa Mu.. sungguh aku ingin sekali memilikinya.. eh ralat sungguh beruntung sekali aku memilikinya, lelaki yang begitu sangat pengertian dan penuh dengan kasih sayang)

"sayang, haaiii... terpesona ya dengan suamimu ini?" tegur nya dengan menaik turunkan kedua alisnya.

Aku pun tersadar dan salah tingkah karena sudah kepergok kalau sedang bengong memandangi mas Hasan.

"eh.. em..apa mas iya ada apa ya mas? aduuh.. ada apa dengan ku ya" jawabku dengan gugup dan salah tingkah serta menggaruk kepala ku yang tidak gatal sama sekali.

"kenapa mandangin mas kayak gitu amat dek?? kan adek sudah pernah lihat semuanya, hmm..?" dengan nada meledek mas Hasan menggoda ku.

"jangan gitu ah mas.. kan adek jadi malu ih" ujar ku malu malu.

"ngapain pake malu malu segala, bukannya adek sudah pernah lihat semuanya yang ada pada mas dan mas juga sudah melihat semua yang ada pada adek..iya ngga dek?gimana? mau pegang ngga dek?"

"sudah lah mas.. pakai baju dulu nanti masuk angin lo mas kamu nya.." alasanku untuk mengalihkan pembicaraan.

"ngga usah pakai baju dek nanti juga bakal dilepas.." ucapnya sambil mendekatiku dan akupun semakin salah tingkah dibuatnya."

"mas.. udah deh ayo pakai baju dulu, tuh tehnya keburu dingin tau ngga sih" ucapku dengan sedikit judes.

"nah kan bener sih dek, mas ingin memakan mu dek..hmm," jawabnya dengan memainkan kedua alisnya.

"ngada ngada deh kamu mas.."

Mas Hasan semakin mendekat ke wajah aku, semakin dekat dan semakin dekat.

"Mau apa kamu_," ucapan ku terhenti karena mas Hasan membungkam mulut ku dengan mu**t nya.

Cup..

mas Hasan me****t b***r ku dengan lembut dan kasih sayang, mata ku membulat karena dapat serangan mendadak tapi lama lama aku pun terbawa suasana berasa melayang dan membalas ******* nya, l*****n yang tadinya biasa saja akhirnya lebih menuntut dan penuh dengan *****, eeuughh lenguhan pun lolos dari b***r ku meskipun masih tertahan karena mas Hasan belum melepaskan ******* nya.

sekitar 3 menit, ku tepuk tepuk dada mas Hasan dan mas Hasan pun melepas ******* nya karena aku dan mas Hasan sama sama kehabisan pasokan oksigen ke dalam paru paru..

ha..ha..ha.. nafas ku dan mas Hasan terengah engah lalu kami menetralkan nafas kami.

aku memanyunkan bibirku dan berkata.. "mas itu ya.. ini masih sore kali mas"

"lha kan ngga papa sayang cuna bentar aja, mw ya.."ucapnya sendu.

"ngga..! nanti malam aja ya.." jawabku jutek.

"iya iya gitu aja judes amat sama mas.. inget nolak suami itu dosa lo sayang.."

"Ehmm, iy mas maaf.." ucapku menunduk karena merasa bersalah.

"Melayani ajakan suami dalam bersenggama merupakan kewajiban yang harus dikerjakan istri kecuali ada alasan yang dapat dibenarkan menurut syara seperti sedang haid. Apabila istri menolak ajakan suami maka malaikat akan melaknatnya.

Allah SWT berfirman:

نِسَاۤؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْۖ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّٰى شِئْتُمْۖ وَقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ مُّلٰقُوْهُۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah ahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman. (QS. Al Baqarah: 223).

Ada pula dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW telah bersabda:

"Jika seorang suami memanggil istrinya untuk tidur di tempat peraduannya kemudian dia menolak (untuk datang) hingga suaminya itu marah terhadap istrinya semalam suntuk makan malaikat akan melaknatinya hingga pagi. (HR Bukhari dan Muslim).

"Ya sudah ngga apa apa dek.. mungkin istri mas ini lagi capek" ujarnya lembut dan tersenyum.

Seketika itu tanpa ba bi bu dan masa bodoh langsung ku dekatkan wajah ku dengan mas Hasan, perlahan ku men**** dan menye**pnya, mas Hasan terperangah kaget melihat ku seperti itu dan mas Hasan pun membalasnya tak berapa lama ci**** tersebut aku lepaskan karena aku merasa malu harus memulai nya terlebih dulu.

"kenapa hmmm?" sorot mata mas Hasan sudah berkabut penuh n**su

aku hanya tersenyum melihat suamiku yang mulai terpancing.

"sayang mau??" tanyanya pelan hampir tidak terdengar olehku tapi aku masih mendengarnya samar samar.

Aku hanya menganggukkan kepala dan salah tingkah.

"Tadi katanya ngga mau sayang??"

"karena menolak itu dosa mas.. maafkan adek, tadi adek hanya kaget karena mendapat_"

"eemmm..." untuk kedua kalinya aku mendapatkan serangan dari suamiku yang jahil ini.

.

.

.

Hai hai para kaka kaka semua.. author bingung maw ngasih keromantisan takut revisi.. hehehehe

kira kira ada olah raga ranjang ngga ya..

Author mulai jahil, kan kasihan Hasan y..wkwkwkw

ikuti Up episode selanjutnya dari author ya...

jangan lupa like komen dan beri vote nya ya biar author makin semangat Up..

Happy Reading😘

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

lanjut berkarya semoga sukses

2022-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!