Dengan banyak pertimbangan, akhirnya Resti memilih shower daripada bathtub. Ia tidak biasa berendam seperti gaya orang-orang kaya. Dirumah juga biasanya dia hanya menggunakan gayung saja.
Tok, tok, tok.
Terdengar suara pintu kamar mandi diketuk.
“Sudah selesai belum? Kenapa lama sekali? Pakaianmu sudah datang.” Ujar Jun dari balik pintu.
“Iya, sebentar lagi.!” Jawab Resti dari dalam. Rasanya kok aneh ya saat Jun bicara sesantai itu dengannya.
Karna Jun sudah mengganggunya, akhirnya Resti memilih untuk menyudahi mandinya. Ia segera memakai baju handuk yang sudah tersedia disana. Tapi saat ia hendak mematikan keran air shower, ia malah salah memutar kearah sebaliknya, sehingga membuat airnya semakin menyembur tidak terkendali. Membuatnya terkejut dan sontak berteriak-teriak demi mendapati semburan air yang kembali membasahi tubuhnya.
“Hei. Ada apa?” Tanya Jun dari luar. Ia yang belum jauh berjalan dari depan kamar mandi mendengar Resti berteriak, langsung saja ia kembali lagi keposisi awal.
Bukannya menjawab, Resti malah terus saja berteriak-teriak dengan paniknya. Membuat Jun mau tidak mau langsung mendobrak pintu kamar mandi. Ia takut jika terjadi sesuatu kepada gadis itu.
Betapa terkejutnya ia saat sudah berhasil masuk dan melihat Resti yang sudah basah kuyup dengan balutan hnduk bajunya.
Sedangkan selang shower masih menggeliat-geliat memuncratkan air kesegala arah. Bahkan sampai mengenai wajah Jun. Membuat pria itu langsung melindungi wajahnya dengan tangan
“Bantu aku menghentikannya.” Pinta Resti yang masih berusaha untuk memutar keran air tapi tidak berhasil meraihnya karna terhalang oleh semburan air diwajahnya.
Tidak punya pilihan lain, Jun terpaksa maju demi mematikan air itu. Walaupun itu membuatnya ikut basah kuyup juga. Tapi akhirya keran air shower itu berhsil dimatikan. Dengan dua orang yang sudah basah kuyup. Dan itu kedua kalinya untuk Resti.
“Kau ini. Ada apa denganmu?” Gerutu Jun. Ia sebal karna kini sekujur tubuhnya juga basah. Kemudian ia mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh dan rambutnya.
Sementra Resti merasa bersalah dan tidak enak hati. Kenapa selalu saja hal buruk dan memalukan yang terjadi jika ia berada didekat pria itu?
“Aku akan keluar. Cepat ganti handukmu.” Ujar Jun sambil menundukkan wajahnya.
Resti melirik kepada Jun. Dan dia bisa melihat wajah Jun yang sedikit merona. Juga gerak geriknya yang jadi aneh. Pria itu berusaha untuk tidak melihat kearah Resti. Seperti ada yang salah dengan gadis itu.
“Hah?!!!!! Astaga!” Pekik Resti yang baru menyadari kalau handuknya sedikit terbuka dibagian dada. Ia segera menutup dan menjapitnya dengan tangannya. Merapatkan kembali handuk itu.
“Apa, apa dia melihatnya? Makanya dia celingukan begitu?” Gumam Resti yang merasa dipermalukan oleh dirinya sendiri. “Astaga. Aku bisa gila kalau begini terus.”
Masih dengan menahan malu, Resti memberanikan diri keluar dari dalam kamar mandi. Ia mencoba mengintip keluar dan tidak mendapati keberadaan Jun.
Tapi ia kembali terkejut karna ternyata Jun masih berdiri disamping pintu kamar mandinya.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Jun langsung menerobos masuk kedalam kamar mandi. Meninggalkan Resti dengan sejuta perasaan malunya.
“Bajumu kuletakkan diatas tempat tidur.” Ujar Jun sebelum menutup pintu kamar mandi.
Resti kemudian berjalan mendekati tempat tidur dengan handuk baru yang kering. Disana sudah ada satu set pakaian lengkap dengan pakaian dalamnya. Membuat Resti langsung melotot karna dalaman itu tergeletak begitu saja di sana. Dan demi apa, Jun pasti juga sudah melihatnya.
Astaga. Apa belum cukup Kau mempermalukanku malam ini? Pekiknya dalam hati.
Tapi ia segera mengambil pakaian itu dan langsung pergi keruangan lain. Sebuh ruangan yang nampaknya adalah ruangan pakaian karna terdapat banyak sekali kemeja dan pakaian pria yang menggantung disana.
Sedangkan didalam kamar mandi, Jun merasa sangat menderita karna indra penglihatannya tanpa sengaja tadi menangkap pemandangan yang tidak seharusnya ia lihat. Sesuatu didalam dirinyapun terbangun. Membuat tubuhnya panas dingin. Dengan susah payah Jun mengendalikan dirinya.
Resti tidak mau mengambil resiko lagi. Ia segera mengganti pakaiannya dengan cepat. Dan setelah selesai, ia kemudian keluar dari ruangan itu.
Dan lagi-lagi ia dikejutkan oleh sosok Jun yang sedang brdiri didepan ruangan itu sambil bersedekap. Ia sedang menunggu Resti keluar dari sana. Untung saja ia segera mengira kalau Resti ada didalam sana setelah tidak mendapati gadis itu di luar. Kalau tidak, Jun pasti sudah melihat bagian yang lainnya.
“Cepatlah. Aku kedinginan.” Perintah Jun lagi sambil melotot kepada Resti.
Resti yang sempat mematung sambil mendekap baju handuknya, segera menyingkir untuk memberi jalan kepada pria itu. Tapi...
“Astaga! Jun?!” Pekik suara wanita dari arah pintu masuk. Membuat Jun tidak jadi melanjutkan langkahnya untuk masuk kedalam ruang ganti.
Bersamaan dengan Resti, Jun langsung menoleh kearah suara. Dan mereka langsung terbelalak demi mendapati Ayyara dan Gama yang sedang berdiri dipintu masuk dan menatap mereka degan terkejut pula.
“Ma? Pa?” Ujar Jun. Tiba-tiba lidahnya kelu dan ia jadi salah tingkah.
“Kalian sedang apa disini?!” Pekik Ayyara yang langsung berjalan mendekati mereka.
Jun dan Resti seperti pencuri yang sedang ketahuan. Padahal mereka tidak melakukan apa-apa. Tapi jika melihat kondisinya, tentu saja Ayyara dan Gama langsung salah sangka kepada mereka.
Ayyara memperhatikan putranya itu yang sedang megenakan handuk mandinya dengan rambut yang masih basah. Kemudian berganti memperhatikan Resti yang rambutnya juga basah. Apalagi gadis itu sedang memeluk handuk mandi yang sepertinya baru selesai digunakan. Lengkap sudah kesalah fahaman Ayyara.
Gama dan Ayyara yang baru selesai menghadiri acara makan malam bersama kolega bisnisnya, mendengar kalau Jun sedang ada di kamarnya, jadi mereka memutuskan untuk menemui putranya itu. Tapi apa yang mereka lihat? Sungguh mengecewakan.
“Ada apa ini, Jun?” Tanya Gama. Aura ketegasan langsung memancar dari pria paruh baya itu.
“Pa, aku bisa menjelaskan situasi ini. Ini tidak seperti apa yang kalian fikirkan.” Jun mencoba menjelaskan. Walau dia tau itu percuma.
“Apa aku membesarkanmu dengan cara seperti ini?” Lirih Ayyara yang menyiratkan kekecewaan dimatanya. Netra itu bahkan nampak mulai berair. Ia berjalan mendekati keduanya. "Kau bau alkohol. apa kau minum??
"Aku minum tapi hanya sedikit Ma. Dan aku sama sekali tidak mabuk." Jun masih berusaha menjelaskan.
"Kau sungguh mengecewakan kami."
“Ma, bukan seperti itu.” Sela Jun.
“Nyonya. Ini tidak seperti yang anda bayangkan. Kami tidak melakukan apapun disini.” Resti juga ikut menjelaskan. Wajahnya juga diselimuti oleh kekhawatiran. Sungguh malam yang sial baginya.
“Astaga, sayang. Hiks, hiks.” Dan Ayyarapun mulai menangis. Ia sangat kecewa dengan perbutan putranya. Gama yang melihat istrinya menangis langsung merengkuhnya kedalam pelukannya.
“Jun?” Ucap Gama.
“Pa, sudah kubilang ini tidak seperti apa yang kalian fikirkan. Kami sama sekali tidak melakukan apapun disini.”
“Lantas kenapa rambut kalian basah seperti itu?” Tanya Ayyara yang masih ingin mempercayai kalau putranya tidak melakukan hal buruk kepada anak gadis orang.
“Kami baru selesai mandi.” Sungguh pemilihan kata-kata yang salah dari Resti. Karna begitu mendengar itu, Ayyara semakin menangis meraung-raung.
Jun mengusap wajahnya dengan kasar. “Aku akan menjelaskannya dirumah. Biarkan aku berpakaian dulu.” Pintanya kepada kedua orang tuanya.
Tidak sampai satu menit, Jun sudah kembali keluar dari ruangan ganti. “Aku pergi dulu. Kau bisa menginap disini malam ini.” Perintahnya kepada Resti yang juga nampak sangat ketakutan. Resti sadar kalau situasi seperti ini sangatlah tidak baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
azril arviansyah
lucu thor ceritanya, aku suka
2022-08-20
0
Ayuna
kaya Zayn kepergok mamah marisa di apartemenya😂. apa mreka akan menikah
2021-11-10
0
Takarina Yuliarti
resti dlm masalah
2021-08-17
0