'walaupun kau sudah menolak dan menghindari takdir. tapi ia punya banyak cara untuk mempertemukanmu dengannya.'
*****
Resti mematut dirinya didepan cermin kecil yang ada di dalam kamarnya. Cermin yag menempel pada lemari pakaiannya yang juga berukuran kecil.
Setelah ia tidak merasa aneh, Restipun kemudian memantapkan langkahnya keluar dari kamar.
“Ibi mau kemana?” Tanya Ariga yang melihat Resti sudah berdandan cantik dengan mengenakan gaun.
“Oh? Ibi mau keluar.” Jawab Resti sambil merapikan pakaiannya sekli agi.
Gaun putih dengan motif bunga memang sangat cocok dengan kulitnya. Lagipula itu adalah gaun satu-satunya yang dia miliki. Gaun itu juga merupakan gaun milik Yusniar. Karna sudah tidak muat lagi dibadan Yusniar, jadilah ia memberikan gaun itu untuk adik iparnya.
“Ikut.” Ujar Ariga. Menatap Resti dengan netra beningnya. Pria kecil itu bahkan berusaha merayu Resti dengan tersenyum lebar, sehingga menampakkan deretan giginya yang ompong.
“Tidak bisa. Ibi mau ke acara pesta. Tidak mungki mengajakmu.” Tolak Resti.
Mendapat penolakan seperti itu, wajah Ariga berubah jadi murung. Kedua ujung bibirnya juga sudah tertarik kebawah. Menandakan ia akan segera menangis.
“Riga tidak bisa ikut. Tapi sebagai gantinya, nanti Ibi belikan es krim untuk Riga, bagaimana?” Rayu Resti kemudian.
Ia tau cara untuk menghentikan Ariga menangis. Karna kalau bocah itu sudah menangis, akan sulit untuk menenangkannya.
Perlahan Ariga kecil menganggukkan kepalanya. Ia tidak jadi menangis. Dan malah tersenyum girang. Ia lebih memilih es krim ketimbang ikut Resti pergi.
“Jangan pulang larut malam ya Res.” Yusniar memberi peringatan.
“Ia kak. Nanti aku akan mengusahakan untuk cepat pulang.” Janji Resti.
Resti sudah memesan taksi online karna Irba tidak jadi menjemputnya. Pria itu hanya memberitahu alamat hotel tempat diselenggarakannya pesta ulang tahunnya. Dan meminta Resti untuk datang sendiri kesana.
Sepanjang perjalanan meuju hotel, jantung Resti terus saja berdegup dengan kencang. Memang ia dan Irba tidak terikat hubugan apapun. Hanya Resti saja yang menyukai pria itu secara sepihak. Cintanya bertepuk sebelah tangan.
Tapi namanya juga rasa suka. Berada didekat pria itu membuat Resti bahagia.
Taksi yang membawanya sudah sampai di sebuah hotel bintang lima yang sangat terkenal. Karna berbagai even penting berskala internasional kerap diadakan di hotel itu. Perlahan Resti berjalan menuju meja resepsionis untuk menanyakan dimana tepatnya pesta itu diadakan.
Dengan sigap si resepsionis pria itupun menunjukannya kepada Resti. Bahkan ia bersedia mengantarkan Resti ketempat acara.
Pesta ulang tahun Irba diadakan disebuah taman hotel yang terdapat kolam renang juga. Taman itu sudah disulap sedemikian rupa sehingga nampak sangat indah dengan lampu-lampu yang berwarna-warni.
Resti melangkahkan kakinya masuk kedalam area taman. Sebelumnya ia sudah mengucapkan terimaksh kepada pria resepsionis yang sudah bersedia mengantarnya.
Disana, suasana sudah riuh dengan musik jazz yang sedang dimainkan diatas panggung. Dan orang-orang yang hadir nampak menggoyang-goyangkan badan mereka. Mereka nampak menikmati musik itu. Tapi tidak dengan Resti. Musik jazz terdengar membosankan ditelinganya. Ia lebih suka musik dangdut dan koplo yang bisa membuatnya bergoyang.
pesta itu nampak sangat berkelas. Entah kenapa Resti tiba-tiba merasa minder sendiri. Perasaannya seolah mengatakan kalau itu bukanlah tempatnya. Kalau seharusnya ia tidak datang kesana.
“Resti? Kau sudah datang?” Sambut Irba yang langsung mendekatinya begitu melihat kedatangannya.
“Oh, iya. Selamat ulang tahun Irba.” Ujar Resti kemudian memberikan sebuah kotak hadiah kepada pria itu.
Hadiah itu berisi sebuah dasi yang Resti beli tadi. Dengan merogoh kantung yang lumayan dalam, Resti merelakan sedikit uang tabungan itu untuk membelikan Irba dasi. Ia juga tahu diri. Tidak mungkin ia membelikan Irba dasi yang murahan.
“Trimakasih. Ayo, kita kesana.” Ajak Irba lagi.
Resti yang sedang terpesona dengan penampilan Irba yang semakin terlihat tampan itu hanya menurut mengikuti Irba masuk kedalam area pesta.
Sedangkan Irba sibuk menyambut tamu yang lain, Resti memilih untuk berjalan mendekati meja yang penuh berisi makanan. Ia mengambil piring dan mengisinya dengan dua buah cupcake yang nampak menggoda mata. Sebenarnya ia ingin mnegambil banyak, tapi dia malu. Karna seorang pelayan terus memperhatikannya.
Padahal tidak, pelayan itu hanya ingin menawarinya minuman saja.
Resti merasa sedikit bosan. Karna tidak ada satu orangpun yang ia kenal disana selain Irba. Sedangkan pria itu, sibuk berbincang dengan tamu-tamu yang lainnya. Ia merasa seperti orang hilang.
Resti memutuskan untuk berjalan-jalan berkeliling area taman. Dia benar-benar merasa bosan. Tidak menyangka kalau pesta ulang tahun mewah itu akan semembosankan itu baginya.
Resti terus berjalan, matanya liar melihat kesegala arah. Sampai akhirnya ia berdiri didekat kolam renang. Udara yang lumayan panas membuatnya ingin masuk dan berenang disana. Tapi itu tidak mungkin kan?
Di podium, seorang MC sedang memanggil Irba untuk naik keatas panggung. Pria yang sedang berulang tahun itupun bergegas naik ke podium dan menerima microphone yang diberikan oleh MC.
“Selamat malam teman-teman.” Sapa Irba. “Trimakasaih sudah sudi meluangkan waktu berharga kalian untuk hadir disini. Dan tentu saja, secara khusus aku mengucapkan banyak terimakasih kepada tuan Arjuna yang sudah bersedia datang keacara ini. Anda adalah tamu kehormatan disini. Jadi tolong jangan sungkan.” Ujar Irba lagi sambil menatap Jun yang sedang berdiri di tempat yang tidak jauh dari podium.
Jun hanya mengangkat gelasnya sambil mengangguk untuk menghormati si empunya pesta. Ia memaksakan senyumnya agar terlihat ramah.
Resti yang mendengar itu langsung melihat kearah Jun. Dalam hati ia memaki dirinya kembali. Ia tidak mengerti kenapa harus ada Jun disana. Benar-benar tambah merusak suasa hatinya.
Dengan perlahan, Resti berjalan menjauh dari Jun. Padahal pria itu tidak melihat Resti ada disana. Yang jelas Resti malas sekali untuk bertemu dengan Jun.
“Dan, aku ingin mengucapkan terimakasih juga kepada seorang wanita yang sangat istimewa bagiku, karna berkat dialah, pesta ini terselenggara. Arunika, aku mencintaimu.”
Suara pengakuan Irba terdengar menggelegar diseantero taman. Semua tamu yang hadir memberikan tepuk tangan meriahnya untuk pasangan itu. Tapi tidak dengan Resti.
Resti yang sedang berjalan menjauh agar tidak terlihat oleh Jun, mendadak menghentikan langkahnya. Tubuhnya seperti membeku. Hatinya sakit, seperti ada ribuan batu yang menghunjam tepat kedadanya.
Untungnya dia masih bisa mengendalikan dirinya. Tapi itu hanya sebentar. Karna gelas minuman yang ia pegang tiba-tiba merosot dari tangannya dan jatuh kelantai. Hingga gelas itu pecah dan menimbulkan suara keras.
Sontak saja semua mata langsung melihat kearahnya. Membuat wajah Resti semakin pias. Ia nampak sangat malu dan ketakutan.
Jun juga ikut melihat kerah Resti. Ia menajamkan pengihatannya demi melihat gadis itu dengan jelas.
Resti yang seketika hancur hatinya menatap semua oang yang kini menatap kepadanya penuh penghakiman. Seolah dia adalah pengganggu ditengah suasana romantis sang pemilik pesta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Ita rahmawati
gtu aja lgsg jatuh gelasnya 🤦♀️🤦♀️🤣🤣
2024-10-20
0
Giantini
dasar bodoh jdi perempuan Resti dah tau cinta bertepuk sebelah tangan....masih aja berharap SMA lagi bra...
2023-11-09
0
azril arviansyah
kasian banget resti, mending nikah dama juna aja
2022-08-19
0