Sementara di ruangan Kevin, telah tampak pemandangan yang tidak seperti biasanya.
Ferdy makan hingga merasa perutnya hampir meledak akibat kekenyangan.
"Vin... kamu nemu koki di mana? Masakannya memamg ala rumahan. Tapi rasanya, maaf. Sudah hampir seperti masakan alamarum mami Beatrix." Dengan pelan Ferdy menyebut nama wanita yang melahirkan Kevin.
Ferdy tau, Kevin sangat sensitif jika berbicara atau hanya sekedar bercerita tentang maminya. Selalu ingatannya akan kembali ke masal lalunya yang indah sekaligus suram.
Beatrik Silvana wanita baik hati, berbudi bahasa halus juga berperasaan lembut. Sepanjang hidupnya hanya ia habiskan untuk berbakti pada suami Diendra Mahesa dengan segenap hati, bahkan selalu ada maaf untuk semua perlakuan curang dari suaminya padanya.
Hidupnya ia isi dengan mengasuh dan mendidik putra semata wayangnya Kevin Sebastian Mahesa. Tidak ada satu momenpun terlewatkan saat perkembangan Kevin.
Hingga saat Kevin masih belum benar menyelesaikan kuliahnya, kanker servik itu menggerogotinya. Kevin tidak dapat membalas perhatian dan kasih sayang wanita yang amat di pujanya tersebut.
Sebab ia sudah di kirim papinya ke luar negeri untuk melanjutkan studi, untuk berkuliah di salah satu unversitas ternama.
Selain ingin putranya mendapat pendidikan yang terbaik, di kirimnya Kevin ke luar negeri adalah salah satu cara papinya agar Kevin tidak banyak turut campur dengan segala perbuatannya.
Sejak Kevin duduk di bangku SMA. Tidak sekali ia memergoki papinya membawa wanita tidak jelas keluar masuk hotel, untuk melayani hasratnya. Yang entah apakah memang kurang, cinta dan pengabdian yang di berikan istrinya di rumah.
Kevin adalah anak pemberani. Walau di usia yang masih labil. Ia telah mampu menangkap basah perbuatan papinya. Yang saat itu ternyata bahkan telah memiliki istri selain maminya tercinta.
Saat Kevin di paksa ke Inggris, ia sempat meminta agar maminya ikut serta menemaninya saja di sana. Demi untuk menghindari perbuatan kasar bahkan mesum papinya yang justru semakin terang-terangan mengajak dan menggilir wanita masuk ke rumah mereka.
Akhirnya, saat Kevin dapat menyelesaikan kuliah S1nya. Kevin kehilangan sosok mami Beatrix yang sangat di sayanginya.
Sejak itu Kevin muak dengan segala yang papinya lakukan. Ia bahkan mencari tau wanita wanita yang kini menghibur papinya.
Dan semua kenyataan itu membuatnya benci dengan makhluk berjenis kelamin wanita selain mami dan mama Ferdy.
Kevin pernah mencoba untuk mengenal wanita dan bermain cinta. Tetapi kisah cintanya kandas, akibat wanita itu ternyata hanya mempermainkannya. Mendekati Kevin demi untuk bisa dekat dengan papi Kevin.
Sejak itu Kevin benar-benar merasa trauma. Dan berjanji akan menghancurkan setiap wanita yang mendekatinya.
Kevin adalah lelaki normal, yang sudah sepantasnya memenuhi hasrat biologisnya secara teratur. Tetapi tidak jika harus terikat dalam satu jalinan asmara apalagi berujung di suatu ikatan pernikahan.
"Iya... Fer, sejak makan masakan Muna. Aku teringat dengan masakan mami. Itulah sebabnya kenapa Muna aku tugaskan di ruanganku. Jadi aku dapat dengan mudah memberinya perintahkan untuk menyiapkan makanan untukku."
"Waw... sepertinya aku benar-benar banyak terlewati kebersamaanmu dengan OB itu." Jawab Ferdy sembari santai selonjoran di sofa tengah ruangan Kevin.
"Tidak... tidak banyak kebersamaanku. Hanya saat pertama kali dia bekerja, aku di berinya bekal yang ia bawa. Karena, waktu itu aku sangat lapar setelah bermain dengan... Angel atau Sandra... ah aku lupa." Kevin mencoba mengingat nama wanita yang hari itu ia gagahi.
"Terus... apa Muna juga tau kalau kamu sedang gituan dengan wanita?" korek Ferdy yang hafal dengan kelakuan buruk sepupunya itu.
"Ya... iyalah. Aku lupa menyiapkan pengaman. Saat dia masuk, sekalian saja ku suruh mengambilkannya untukku." Denfan cueknya Kevin mengakui kekonyolannya.
"Gila kamu Vin. Lalu apa kamu ada meminta Muna untuk merahasiakan kemesumanmu?"
"Tidak. Aku rasa dia cukup tau tujuannya bekerja di sini." Jawab Kevin dengan enteng.
"Aku sudah memperingatkannya untukmu. saat kamu minta dia keruanganku mengambil ID Cardnya. Dan sepertinya dia gadis yang baik yang bisa ikut menjaga nama baikmu."
"Ya... semoga saja. Tapi jika tidak. Paling-paling dia ku pecat." Lagi Kevin berbicara tanpa di saring.
"Jangan gegabah. Jika dia berhenti, kamu akan kehilangan koki handalmu. Atau dia akan kamu pecat lalu kamu angkat menjadi istrimu saja. Supaya ada yang memasak untukmu dan merawatmu. Sudah waktunya kamu serius memikirkan untuk membina rumah tangg." Saran Ferdy tiba-tba.
"Kamu tidak malu punya ipar OB?"
"Apa masalahnya...? mungkin kamu yang malu beristri seorang OB. Ha...ha...ha."
"Sudah lah Fer. Semua wanita itu sama saja. Matre." Ketus Kevin.
"Tidak semua, Muna cantik lo Vin. Awalnnya aku tidak menyangka jika dia adalah OB. Wajah blesterannya benar-benar mengingatkanku pada mami. Coba lah kamu buka sedikit hatimu . Kamu perhatikan dia. Dan kamu kenali dulu pribadinya, mungkin saja dia tidak seperti wanita-wanitamu selama ini." Ujar Ferdy yang tiba-tiba saja menyarankan sesuatu di luar logika Kevin.
Hal itu membuat Kevin sedikit tergerak hati untuk mengikuti saran Ferdy.
Selama ini Kevin memang menutup hatinya bahkan untuk memikirkan wanita saja di merasa tidak perlu.
Ia tidak ingin sakit hati karena pengkhiantan, ia membenci semua wanita yang cinta uang. Tak terkecuali Muna, yang baginya selama ini juga seorang wanita yang hanya menginginkan uangnya saja.
Sebab, saat Muna di berikan uang selalu saja terlihat senyum sumringah merekah dan bersemangat untuk mengolah makanan untuknya.
Tetapi kali ini Kevin berpikir sejenak, bukankan uang itu di gunakan untuk menyiapkan makanannya.
Terpikir oleh Kevin untuk menginterogasi Muna akan keuangan yang selama ini ia keluarkan, walaupun tidak seberapa.
Kevin melangkah keluuar ruangannya, menuju pantry tempat pada OB bermukim, menanti panggilan kerja tambahan mereka.
"Burung pipit terbang melayang
perutnya kenyang memakan gabah,
Udah aye bilang
Pak Bos orangnya baik banget dah."
Suara Muna memenuhi ruangan itu, dan Kevin memilih untuk berdiri mematung mendengar obrolan di dalam ruangan itu.
"Iya deh Mun... percaya deh sama kamu. Tapi besok, kira-kira kita bisa makan enak lagi ga ya kayak tadi? tanya Monika berharap.
"Ular tidur di mulut goa
Kodok mati di makan lintah
Kita-kita hanya cukup berdoa
agar besok kembali mendapat berkah." Lagi Muna mengeluarkan pantun pantun nasehatnya pada teman kesayangannya.
"Amiiiiin." Jawab mereka serempak.
Kevin yang berada di luar ruangan itu tampak tersenyum tipis, merasa terhibur dengan pantun yang Muna lontarkan.
Tidak menyangka, OB karyawan yang berwajah ke bule-bulean itu dapat berpantun jenaka. Sangat tidak sesuai dengan penampilannya, apalagi jika Kevin mengingat di hari pertama perkenalannya. Muna bahkan ingin menggodanya dengan bola mata berlensa kebiruan.
"Kalian sedang meeting tentang apa di sini?" Tiba-tiba saja suara bariton milik Kevin sudah menggema dalam ruang pantry berisi lima orang OB di dalamnya.
Sontak kelimanya berbaris rapi seraya menundukkan kepala, tak berani menatap Kevin.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 328 Episodes
Comments
Jumli
Thor, tadinya pengen baca 3 bab, seperti sebelumnya.
eh tahu-tahunya udah sampe di bab ini aje.
kalau udah berhenti, itu tandanya paketku abis ya, Thor. nanti kalau suami udah isiin pulsa, baru aye lanjut baca lagi😅
2024-03-08
1
Jumli
akhirnya, Kevin mau mengintrogasi muna
2024-03-08
0
Kamiem sag
hati2 pada Muna Vin digibeng baru tau
2024-03-07
0