Semakin hari Muna semakin menyukai pekerjaannya. Ia slalu datang lebih awal dari teman OB lainnya.
Awalnya mereka hanya bertiga yang bertugas dan berposko di lantai 37 itu. Tetapi sekarang mereka berlima yang bertanggung jawab di sana. Karena area tugas mereka kembali di tambah menjadi 4 lantai. Artinya dari lantai 34 sampai 37 adalah tanggung jawab mereka.
Mereka terdiri dari Jali sang ketua OB di kelompok itu tugasnya mengkoordinir dan memastikan bahwa Muna, Monika, Koco, Vera benar-benar melaksanakan tugas mereka dengan baik.
Tetapi, sesuai pesan dari Cica Marlinca bahwa posisi Muna tidak boleh di pindah dari lantai 37. Jadi Muna memang telah menjadi OB tetap di lantai paling puncak tersebut.
Saat pagi suasana kantor itu selalu sepi, dan para OB pun masih tampak berpencar melakukan tugas mereka sesuai pembagian tugasnya.
Tetapi jika waktu sudah menunjukkan pukul 10, tampak para OB itu sudah berkumpul di posko mereka untuk beristirahat dan menunggu kalau-kalau ada panggilan tugas tambahan.
"Naik ojek ke pasar besar
jangan lupa membeli ikan
Kalo kerjaan udah pada kelar
Pikiran aye cuma mau makan."
Celoteh Muna saat mereka sudah berkumpul di pantry, posko mereka di lantai 37.
"Cakeep." Jawab yang lainnya serempak.
"Burung gagak di sangka merak
Burung pelatuk di kejar pocong
Pegi mane kalo kita masak-masak
Biar gajih kita kaga banyak di potong." Lagi Muna menyampaikan keinginannya lewat pantun yang selalu di sukai oleh teman sekelompoknya.
"Wah ide bagus tuh Mun... yuk kita cari ide masak apa yaak, yang ga pake lama . Kita bebas sekarang. Kan pak Kevin sedang tidak ada di tempat." Ujar Vera dengan antusias.
"Iya... aye lumayan ringan 3 hari ini udah ga bawa bekal banyak lagi. Karena pak Bos selalu sarapan sama bekal yang aye bawa." Celetuk Muna.
"Iya... ku perhatikan kamu selalu membawa dua tempat bekal, ternyata itu untuk Pak Kevin Mun. Ada apa kamu dengan Big Bos itu?" Monika berujar.
"Kaga ada apa-apa, aye juga bingung. Kaga tiap hari sih... tapi kalo pak bos ada kasih duit buat belanja artinya besoknya aye harus buatkan sarapan gitu." Jawab Muna sesuai keadaan.
"Sarapan..., emang pak Bos pagi banget datangnya?" tanya Vera ikut kepo.
"Kaga ngerti juga, kayaknya pak Bos tidur di kantor. Soalnya selalu pak bos yang duluan ada di rungannya ketimbang aye." Jawab Muna yang memang tau, jika Kevin memberinya uang untuk memasak artinya ada wanita yang di kurungnya dalam ruangannya. Membuat ia lapar setelahnya dan mencari kopi dan makanan buatan Muna.
"Eh, Mun bener ga sih gosipnya kalo pak Kevin sering bawa cewek ganti-ganti ke ruangannya. Kabarnya... di dalam mereka nganu-nganu gitu." Tanya Vera dengan memberikan kode dengan kedua telunjuknya saling bersentuhan berhadapan.
"Yaelah... kalo urusan itu aye kaga tau. Selama aye kerja di mari, di ruangan pak Bos, Muna kaga pernah liat apapun di dalam, kecuali pak bos sama siapa tuh asistennya... pa Ferdy." Bohong Muna menutupi aib Kevin.
"Masa sih Mun, trus katanya Mun. Pak Kevin itu orangnya pemarah, pelit bicara ga mau ngomong sama sembarang orang, mesum juga sombong dan cuek gitu Mun." kata Vera lagi.
"Asli... aye baru denger sekarang." Lanjut Muna berbohong.
"Kamu pernah bicara ga sih sama beliau?"
"Ya pernah lah, terus gimana pak bos kasih duit buat belanja makannya kalo ga bicara? tanya Muna balik.
"Terus... kamu pernah di marahin nggak sama pak Kevin?" tanya Monika yang ikut penasaran.
"Kaga pernah, pan aye kaga pernah salah." Bela Muna pada dirinya.
Criinggg cliiiiing ciiing braaakkk
"Anak kucing mati kecebuuur." Latah Muna dengan suara nyaring. Sambil menolah kearah suara yang ternyata dari tutup panci melayang ke arah mereka yang sedang asyik mengobrol.
"Bang Jali bikin jantung Muna mau copot deh." Hardik Muna setelah menyadarii asal suara.
"Ya... kalian tiba ngerumpi aja di situ. Katanya pada mau masak-masak tadi. Nyatanya masak aer pun tidak, jam berapa ini keburu lapar." Tegur Jali sang ketua OB.
"Ini nih, Monik sama Vera nih yang mulai." Bela Muna pada dirinya.
"Ya udah buruan, kita kagak usah urunan. Di kulkas tuh ada sayuran, sama kacang tanah. Kalian bikin pecel deh. Beras juga masih ada tuh sisa yang di bawa Koco kemarin.
Abang Jali juga ada bawa ikan tadi pagi, hasil tangkapan mancing di empang tetangga." Perintah Jali yang ternyata memang sudah menyiapkan dengan matang menu masakan mereka siang itu.
Begitulah kekompakan para OB di kelompok itu, kadang mereka tidak hanya saling mengumpulkan uang, tetapi juga kadang membagi rejeki mereka berupa beras dan bahan makanan. Untuk mereka masak bersama. Sebab mereka memang berada di kantor sampai sore. Sedangkan mereka juga mengharapkan uang tambahan agar mendapat gajih yang tidak terpotong, untuk membiayai keluarga mereka di rumah.
Gajih 4 jt mungkin besar bagi seorang Muna yang masih bujangan dan hidup dengan kedua orang tuanya, tetapi bagaimana dengan Monika yang berstatus janda dengan 2 anak. Bagaimana juga dengan Vera yang harus membantu membiayai kuliah kedua adiknya dengan seorang ibu yang juga sakit sakitan. Belum lagi Jali yang kini menghadapi kelahiran anak ketiganya, dengan pekerjaan istri yang hanya berjualan pulsa di depan teras rumahnya. Hanya Koco yang statusnya masih lajang seperti Muna. Pun harus hidup di kota metropolitan ini sebatang kara tanpa ayah,ibu dan sanak saudara lainnya.
Karena itu, Koco sangat senang tergabung dalam kelompok itu. Sebab kini ia tidak harus makan di kantin dan di potong jatah makannya, sebab ada Muna yang selalu dengan senang dan riang memasak untuk makan siang mereka. Kadang Koco juga membawa pulang jika ada lauk yang tersisa. Untuk kemudian ia makan di malam hari. Sehingga Koco dan yang lainnya merasa pengeluaran mereka lebih irit untuk urusan penyelamatan kampung tengah.
Belum selesai Monika dan vera membantu Muna membersihan bahan makanan yan akan di masak, ternyata mereka sudah dapat panggilan dari tempat mereka bertugas.
Tinggallah Muna sendiri di ruang pantry untuk memasak. Tetapi, hal itu bukan sesuatu yang baru bagi Muna.
Pekerjaan di lantai 37 memang tidak sebanyak di lantai lain, Muna hanya wajib bertanggung jawab dengan ruangan Kevin. Tidak ada OB lain yang boleh masuk ke ruangan itu kecuali Muna, sehingga untuk panggilan tugas pun hanya Kevin dan Ferdy saja yang berhak memerintah Muna.
"Kucing mati ke lindas trontooon" Teriak Muna lagi. Saat ia sedang asyik menggoreng ikan. Kemudian merasa pinggannya di tusuk oleh seseorang dengan benda yang agak tajam dan kecil.
Muna berbalik melotot dengan mengangkat serok yang ia gunakan untuk membalik ikan dan ingin menabok orang yang sudah jahil saat ia bekerja.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 328 Episodes
Comments
Jumli
pasti si Kevin tuh
2024-03-08
1
Kamiem sag
eh.... siape
2024-03-07
0
Lina Saja
lnjuttt mkin seruu
2022-05-09
0