Waktu menunjukkan pukul 11 siang, dan keadaan perusahaan itu sudah tidak sesepi tadi. Tampak semua ruangan telah terisi oleh orang-orang yang sibuk bekerja sesuai bidangnya.
Muna telah meyelesaikan tugasnya membersihkan toilet di dua lantai sesuai perintah Cica Marlinca.
Kini Muna sudah berada dalam ruangan central para OB. Di sana ia bertemu banyak rekan kerja sesama OB, yang tampaknya telah memyelesaikan tugas masing-masing.
Prok...prok...prok.
Suara tepuk tangan dari Cica menarik perhatian mereka semu yang ada dalam ruang central OB tersebut.
"Perhatian semua. Hari ini kita ada tambahan pegawai baru. Silahkan perkenalkan dirimu." Ujar Cica Marlinca pada Muna. Yang kemudian beliau tampak pergi meninggalkan kumpulan OBdi ruangan mereka tersebut.
"Met siang semua. Perkenalkan nama aye Muna Hidayatullah, panggil aye Muna aje. Biar akrab." Jawab Muna dengan ceria.
Dan perkenalan itu di balas dengan begitu antusias menerima kehadiran Muna di antara mereka. Dilanjutkan obrolan obrolan hangat selanjutnya yang sepertinya seru dan langsung akrab pada Muna. Membahas dan menjelaskan kembali tentang aturan dan jadwal pekerjaan yang harus di lakukan Muna, di perusahaan tersebut. Tentu saja Muna sangat merasa di terima dengan baik pada tempat kerjanya tersebut.
Obrolan itu terhenti saat Cica memanggil Muna kembali.
"Muna... ke sini sebentar." Panggil Cica dengan wajah serius.
"Ada apa bu Cica...?" tanya Muna sambil mendekat ke arah Cica.
"Mulai besok dan seterusnya. Kamu spesialis membersihkan di lantai 37 saja. Tidak usah ke lantai 36. Tapi bukan hanya toilet. Tapi semua ruangan. Dan terutama, kamu wajib bebersih di ruang presdir." Ucap Cica dengan nada tegas.
"Oh... aye bebersihnya di ruang Tuan Kevin ya Bu...?" tanya Muna memastikan.
"Iya... tapi kamu tidak sendiri, nanti ada jadwal orang-orang juga bekerja di sana. Tapi... kamu yang khusus di ruang pak Bos." Jawab Cica lagi.
"Siap, baik Bu Cica."
"Satu lagi... besok jangan pake kontak lensa warna itu. Itu pesan pak Boss...!!!"
"Ya..elaaah. Ini tiga kalinya Bu Cica aye di bilangin, masalah warna ni mata. Emang napa Bu...?" tanya Muna penasaran.
"Ya, iyalah... kamu itu cuma OB di sini. Mana cocok bergaya-gaya pake warna kaya gitu. Belagak kaya model saja.!" Ujar Cica.
"Tapi bu, mata aye pan..." Muna tidak ingin melanjutkan ucapannya
"Tapi apa...? mata mu min atau plus... semua juga ada pilihan yang warna hitam. Pokoknya gini, kalo kamu masih mau bekerja di perusahaa ini, ikuti saja aturannya, kecuali mau di pecat." Jawab Cica.
"Iya Bu Cica. Siap." Jawab Muna yang sudah tidak ingin berdebat tentang warna bola matanya. Ini rasanya Muna mengatakan bahwa sekarang ia sedang tidak mengunakan kontak lens seperti yang di tuduhkan padanya, tetapi sepertinya percuma. Maka akhirnya ia meminta ijin untuk meninggalkan perusahaan itu, untuk mencari makan.
FLASHBACK ON
Beberapa menit yang lalu Cica mendapat panggilan dari CEO perusahaan itu.
"Siap Pak Kevin, ada yang bisa saya bantu?" tanya Cica dengan sopan saat sudah berada di ruangan bos tersebut..
"Iya bu Cica. Tolong OB yang baru membersihkan rungan saya tadi... Muna ya , Muna namanya. Pekerjakan dia hanya di lantai 37 ini saja. Dia tidak perlu membersihkan bagian lain di perusahaan ini. Ia hanya khusus berkeliaran dan bertanggung jawab dengan ruangan saya."
"Iya baik Pak, nanti akan saya buat jadwal yang baru."
"Dia khusus membersihakan ruangan dan kamar pribadi saya saja. Untuk toilet umum silahkan kamu cari 2 atau 3 orang untuk membantunya di lantai ini. Agar dia tidak sendiri. Untuk Pantry, minta pada bidang kantin agar mengisi bahan makanan yang lengkap. Kemudian, buka satu ruangan untuk 4 OB itu berkantor. Sehingga mereka tidak harus laporan dan datang ke lantai 1. Jadi mereka hanya mengurus lantai 37. Paham?" tanya Kevin dengan nada perintah.
"Siap, saya paham pa."
"Silahkan kembali dan sampaikan!!"
"Baik, permisi."
"Oh...itu satu lagi. Si Muna ingatkan untuk tidak usah pakai kontak lens, tidak sesuai dengan pekerjaannya."
"Siap, akan saya sampaikan Pa. Mari, saya pamit."
"Ya silahkan."
FLASHBACK OFF
Karena obrolannya dengan Cica tadi membuatnya di tinggal para OB yang lain untuk pergi ke kantin untuk makan siang. Dan hal itu membuatnya harus tolah toleh lagi mencari tempat makan siang yang tersedia di perusahaan itu.
Perusahaan Mahesa memang sangat besar, mengingat banyaknya pekerjaan yang di lakukan dalam perusahaan tersebut, membuat segala fasilitas lengkap di sana. Kantin terdapat di dua lantai mengingat banyaknya karyawan yang bekerja di sana.
Muna menatap jadwal kerja yang baru lagi di berikan Cica padanya, mempelajari jam berapa saja ia bekerja. Yang ternyata ia bekerja di pagi dan sore hari. Dan jam siang sepertinya longgar saja. Tetapi tetap tidak di perkenankan meninggalkan kantor, sebab kemungkinan ada panggilan dadakan dari beberapa bidang yang mungkin saja memerlukan bantuan mereka. Sehingga mereka memang harus selalu siaga di posko masing - masing.
Saat menuju kantin, Muna melepas atribut sebagai pakaian sebagai OB. Rambut yang sedari tadi di gelungnya ke atas pun di urainya, sama dengan masker yang sedari dari ia pasang menyisakan mata birunya yang terlihat yang menjadi sorotan orang-orang yang ia temui hari ini.
Muna masuk pada ruangan yang bertuliskan kata KANTIN di lantai 15. Kantin itu terdapat di ujung dan bagian luar, sehingga pada bagian itu mendapatkan view yang sangat indah. Bahkan lebih cocok di katakan sebuah restoran outdor, sebab ada bagian yang menjulur seperti sebuah balkon untuk pilihan beberapa orang untuk menikmati makannya di sana.
Muna, masuk ke dalam ruangan itu. Kemudian buru-buru keluar lagi hanya untuk memastikan apakah ia salah masuk ruangan. Tetapi matanya benar, telah membaca bahwa itu memang sebuah kantin. Maka ia kembali memantapkan langkahnya untuk mendekati meja yang telah berisi aneka menu makanan yang semua terlihat enak dan lezat di mata Muna.
Lagi... Muna tampak bingung dengan sajian tersebut. Maka ia memilih memutuskan untuk bertanya terlebih dahulu dengan seseorang yang duduk di meja yang bertulis kasir.
"Permisi Mpok... ini beneran kantin buat orang-orang yang bekerja di mari...?" tanyanya dengan polos.
"Iya... situ kerja di bagian mana? ID card anda...?" wanita itu bertanya balik pada Muna.
"ID Card...apaan...? aye Muna. OB baru di perusahaan ini." Jawab Muna denga jujur dan polos.
Wanita itu hanya tersenyum dengan menarik sebelah bibirnya, memandang tidak percaya pada Muna. "OB... mana ada OB secantik dan serapi ini. Yang ada Mereka semua buluk. Dan mana berani naik ke ruangan ini." batin wanita itu.
"Iya ini kantin kantor. Bukan Kantin biasa. Yang boleh ke sini hanya yang punya ID Card, kecuali kamu adalah tamu atau teman dari pegawai di sini, yang telah melapor pada kami. Jadi mohon maaf, anda tidak bisa makan di sini. Silahkan datang ke lantai 2 saja, di sana Kantin umum." Jawab wanita itu dengan ramah.
"Oh gitu... makasih penjelasannya ya." Muna pun berbalik untuk meninggalkan kantin tersebut.
Bruuuk
Badan Muna bertabrakan dengan seseorang.
Bersambung ....
...LIKE, KOMEN & VOTE...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 328 Episodes
Comments
Jumli
meluncur 3 iklan dan 1 🌹 untuk Author agar lebih semangat 🤗💪
2024-03-08
0
Jumli
muna' nabrak siapa ya
2024-03-08
0
Kamiem sag
duh biji matamu Mun
2024-03-07
0