Sudut pandang Wu Ming
100 Kilometer dari Kota Pasir Kuning
Beberapa kali Wu Ming menoleh kebelakang berharap melihat siluet Ayahnya yang datang menyusul mereka, namun sampai saat ini hanya halusinasi fatamorgana yang ia lihat.
Sudah 4 hari berlalu sejak penyerangan Sekte Rantai Bunga Neraka ke desa tempat tinggal Wu Ming, sekarang Wu Ming hanya bisa menyerahkan semuanya pada takdir dan berharap ayahnya baik baik saja.
Pada saat ini semua berjalan dengan lancar dan butuh 2 sampai 3 hari lagi perjalanan mereka tempuh untuk sampai di Kota Pasir Kuning, mereka tentu tidak menyadari bahaya yang menanti mereka.
----
Sudut pandang Wu Song
Setelah mengetahui rencana dari Sekte Rantai Bunga Neraka, Wu song segera melesat dengan sangat cepat, bahkan kecepatan larinya mencapai 10kali lipat kecepatan lari kuda pada saat prima, itu karena ilmu meringankan tubuhnya yang sangat bagus.
Semua penjaga desa menggelengkan kepala melihat kecepatan lari Wu song, dalam beberapa detik saja mereka tertinggal sangat jauh.
"Aku harus cepat!, Yue'er dan Ming'er dalam bahaya!" Gumam Wu Song
Dalam 6 jam saja Wu song berhasil mengejar rombongan pengungsi.
"Yue'er !, Ming'er! ...." Seru Wu song yang masih berlari untuk memperpendek jarak keduanya.
Man Yue dan Wu Ming terkejut mendengar suara yang tidak asing dan langsung menoleh kebelakang menemukan pemuda sedang berlari menuju mereka.
"Ayah!..." Seru Wu Ming dengan gembira karena bertemu dengan ayahnya kembali dengan keadaan sehat.
"Song'er apa kau tidak apa apa ?, Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya istrinya dengan bingung.
"Yue'er, Ming'er hentikan perjalanan kalian karena sekte aliran hitam yang kemarin menyerang kita sedang menunggu kedatangan kita disana" Ujar Wu song.
Semua orang yang berada di tempat itu terkejut karena tidak menyangka Sekte Rantai Bunga Neraka bergerak dengan cepat dan sedang menunggu kedatangan mereka.
"Hei apa yah harus kita lakukan sekarang ?"
"Kita harus kemana lagi setelah ini?"
"Persediaan makanan kita juga hampir habis, apabila kita tidak singgah terlebih dahulu ke desa atau kota maka kita akan mati kelaparan"
Para penduduk mulai berbisik bisik menanyakan apa yang harus mereka lakukan sekarang, Wu song yang seorang Cultivator hebat bisa dengan jelas mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Harap tenang semua!..." Seru Wu song dengan lantang dan berkarisma
"Kita akan baik baik saja, maka dari itu kalian harus tenang terlebih dahulu, Mau tidak mau kita harus mengganti arah tujuan kita ke sebuah hutan di dekat kaki gunung sana" seru Wu song sambil menunjuk arah hutan.
"Kita akan membangun tenda sementara dan bertahan hidup di hutan ini selama beberapa hari, jika kita bisa melewatinya maka pasukan Sekte Rantai Bunga Neraka akan kembali menuju desa kita karena mengira rencananya tidak tepat " jelas Wu song
Para penduduk tentu setuju dengan rencana Wu song karena tidak mempunyai pilihan lain. Namun hal tak terduga selalu sering kali muncul.
----
Pada sebuah tenda yang berjarak 1km dari gerbang Kota Pasir Kuning terdapat seorang pria terlihat seperti usia 50 tahun namun sebenarnya ia sudah berusia 95 tahun, sedang duduk di sebuah kursi yang lumayan besar dan empuk, di depan orang tersebut terdapat seorang pemuda yang tengah memberi salam dengan bersujud.
" Salam tetua Hou, hamba ingin memberikan laporan terkait pergerakan penduduk desa yang mengungsi"
" Langsung saja apa yang ingin kau beritahu, aku tidak punya banyak waktu untuk berurusan dengan orang seperti mu!" Ketus tetua Hou
Pemuda itu sebenarnya sangat kesal akan sikap tetua Hou, namun tidak dapat melakukan apapun karena menyadari selain kekuatannya tidak berarti, tetua Hou juga tengah menyandra keluarganya.
"Ampun tetua Hou, hamba ingin memberitahukan bahwa rombongan pengungsi sekarang berada di hutan dekat dengan Gunung Giok Anggrek"
"Ohh begitu, ada lagi ?" Tanya tetua Hou sambil mengelus jenggotnya
"Ada tuan, Wu song sekarang berada di hutan tersebut bersama semua penduduk desa serta anak dan istrinya" jawab pemuda tersebut dengan gemetar, karena menyadari bahwa dia telah mengkhianati seluruh penduduk desa, namun ia tidak berdaya, keluarganya sedang di Sandera ia harus menuruti semua perintah tetua Hou bila ingin keluarganya selamat.
"Hmm...baiklah, sekarang pergilah !" Seru tetua Hou
"Maaf kan saya tuan tapi tolong lepaskan keluarga saya, saya mohon" ucap pemuda tersebut sambil bersujud
"Hahahahahaha! Dasar bodoh, keluarga mu sudah mati semua menjadi makanan Anim-Beast!, Ya setidaknya mereka cukup berguna untuk menjadi santapan untuk peliharaanku"
Wajah pemuda itu langsung terlihat buruk ia sebenarnya tau bahwa tetua Hou bukanlah orang yang menepati janji nya namun ia tidak sanggup mempertaruhkan nyawa keluarganya, namun saat ini semua itu menjadi penyesalan nya, ia sangat menyesal mempercayai kata kata manusia busuk di hadapan nya itu, tanpa pikir panjang ia langsung menarik belati yang berada di dalam pakaiannya dan mengarahkannya ke jantung tetua Hou.
"Sialan kau Hou!!!!....Matilah!!" Teriak putus asa pemuda itu
Belati yang di arahkan ke tetua Hou berhasil menancap ke tubuh tetua Hou. Itulah yang dia pikirkan sampai menyadari sesuatu yang aneh, bukannya menembus kulit tetua Hou malah belati tersebut patah pada bagian gagangnya dan terbelah menjadi dua.
Sesaat setelah itu pandangan pemuda tersebut seperti melayang kemudian gelap, kepala pemuda tersebut terlepas dari tempatnya tanpa ada yang mengetahui apa yang menyebabkannya.
"Segera siapkan pasukan ! Kita akan menuju Gunung Giok Anggrek!"
Pasukan Chain Hell flower sect mulai bergerak cepat menuju Orchid Jade mountain tanpa di sadari oleh Wu song dan lainnya.
Setelah menempuh perjalanan 1 jam, tetua Hou dapat melihat Gunung Giok Anggrek dan memang menemukan pergerakan yang tidak biasa di dalam hutan di kaki gunung tersebut.
"Cepat kepung mereka dan bakar hutan tersebut !" Perintah tetua Hou
Dengan cepat pasukan Sekte Rantai Bunga Neraka menyebar dan mulai menembakan magic element api ke pepohonan, menyebabkan kebakaran yang sangat besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 319 Episodes
Comments
G. sulitan
bhs inggris biar keren ??!!! malah merusak suasana klasiknya!!
2023-10-22
2
Dzikir Ari
Yeruskan
2023-07-10
0
As'arie Irawan
udh deawasa punya keluarga masih di sebut "pemuda" jd rasa nya ambigu
2022-07-27
0