Ch.4 Kota Pasir Kuning

" Dasar bodoh!!!.... tidak berguna!!, sudah berapa kali ku bilang jangan meremehkan setiap lawan yang kalian hadapi! "

Setelah Ling Mu dan Ling Sha Sampai ke sekte untuk memberikan laporan yang terjadi 2 hari yang lalu, mereka mendapat sumpah serapah dari Tetua Hou, Tetua Hou mengutuk mereka berdua karena kecerobohan mereka berdua yang sangat fatal, bukan hanya gagal mendapatkan kembali pusaka sekte mereka, mereka malah kembali ke sekte dengan keadaan yang menyedihkan, lebih dari separuh pasukan yang mereka bawa mati dalam pertempuran sia sia, memikirkan itu membuat Tetua Hou makin sakit kepala dan ingin muntah darah karena dia di percayakan oleh Ketua Sekte untuk merebut kembali pusaka sekte mereka yang di curi oleh Wu song.

Setelah puas memarahi kedua murid nya, Tetua Hou mulai menyusun rencana kembali sambil mendengarkan penjelasan lengkap dari Ling Mu, tetua Hou terkejut karena kekalahan dalam pertempuran tersebut di sebabkan oleh satu orang dan Tetua Hou yakin bahwa orang itu adalah Wu song, karena dia tahu jurus jurus Wu song sebelum mencuri pusaka sekte, Wu song adalah bagian dari sekte Rantai Bunga Neraka.

Oleh karena itu tetua Hou memutuskan untuk langsung turun tangan untuk menghadapi Wu song karena dia tau Wu song sangat merepotkan walaupun tingkat praktiknya setara dengan kedua murid nya yang berada di Tingkat Akhir, sedangkan tetua Hou sendiri berada di tingkat Puncak Rune, karena beragam jurus Wu song terbilang sangat merepotkan.

"Baiklah kalau begitu aku akan langsung turun tangan untuk mengurus Wu song ini, kalian persiapkan keberangkatan kita menggunakan Burung Vermillion. "

Burung Vermillion adalah salah satu hewan roh yang sangat kuat, kekuatannya hanya di bawah Burung Phoenix dan Burung Gagak Emas.

"Baik guru..." Seru mereka berdua

----

Desa Daun Hijau - Kerajaan Kuning

Suasana di desa terbilang sangat sepi, hanya tersisa para penjaga desa dan Wu song, mereka masih di desa karena takut serangan mendadak dari sekte Rantai Bunga Neraka datang dengan cepat sebelum para penduduk benar benar aman, membutuhkan waktu hingga 1 Minggu untuk perjalanan dari desa tersebut ke kota terdekat karena mayoritas dari pengungsi tersebut adalah wanita lanjut usia, anak anak, serta beberapa orang penyandang disabilitas.

Wu Ming sangat khawatir akan keselamatan Ayahnya namun segera di tepis oleh bujukan ibunya bahwa ayahnya adalah seseorang yang kuat, sangat orang yang dapat mengalahkannya.

Sebenarnya ibu Wu Ming, Man Yue. Sama khawatir dengan anaknya, karena sehebat apapun seseorang, sangat sulit bertahan di Medan pertempuran melawan banyak orang, namun karena tidak ingin membuat anaknya cemas ia harus memasang wajah tegar bahwa Wu song akan kembali nanti.

----

Markas Sekte Rantai Bunga Neraka.

" Guru, kenapa kita pergi ke arah Kota Pasir Kuning ?" Tanya Ling mu yang bingung dan tidak mengerti rencana gurunya, seharusnya sekarang mereka menuju desa Daun Hijau bukan ke kota Pasir Kuning.

"Kau tidak mengerti Mu'er, apa kau pikir setelah kita menyerang mereka, mereka masih tetap berada disana? tentu mereka akan mengungsi ke kota yang dekat , dan Kota Pasir Kuninglah yang paling dekat dari desa mereka, seharusnya perjalanan mereka sangat lamban maka dari itu kita masih belum terlambat. " Ujar tetua Hou panjang lebar

"Wow... Guru pintar sekali!! Guru sangat cerdik !.... "Puji Ling Sha dan Ling mu bergantian

" Hmph!...Sepertinya bukan aku yang cerdik, tapi kalianlah yang terlalu bodoh". Ucap tetua Hou sambil terkekeh

Mendengar itu kedua marga Ling mendengus kesal namun tidak membalas.

----

Desa Daun Hijau

"Hei bukankah ini aneh?" Tanya Wu song

"Aneh apanya ?". Tanya balik salah satu penjaga desa.

"Sudah 3 hari setelah mereka menyerang desa kita, tapi tidak ada tanda tanda mereka akan menyerang kembali, ini sangat mencurigakan" ucap Wu song dengan mata menyipit.

"Mungkin mereka masih dalam perjalanan?" Ucap salah satu penjaga desa.

"Tidak menurut ku mereka akan lebih cepat kesini bahkan dalam 1 hari seharusnya mereka sudah sampai"

"Mereka sedang merencanakan sesuatu!" Lanjut Wu song dengan ekspresi buruk.

"Oh tidak, jangan jangan.... !" Salah satu penjaga desa menyadari kemungkinan buruk nya

Wu Song dan yang lainnya langsung mengerti maksud penjaga desa tersebut, tanpa menunggu perintah lagi mereka langsung melesat ke arah Kota Pasir Kuning.