MALAM PENGANTIN

Diam itu emas, tapi jika diam itu menyimpan sebuah masalah yang besar akan lain ceritanya. Seperti yang di alami Dania, ia tetap bertahan untuk bungkam terhadap apa yang baru ia ketahui. Meskipun hatinya ingin sekali menjerit.

Sepanjang acara pernikahannya berlangsung mulai dari akad nikah hingga resepsi, Nino memang tidak memiliki kesempatan sedikitpun untuk bicara dengan Dania. Namun, sesekali ia mencoba untuk berbicara pada Dania. Sayangnya, Dania tidak menanggapinya. Wanita itu bahkan hanya tersenyum kepada para tamu. Tidak terdengar satu pun kata yang keluar dari bibir mungilnya hingga acara pernikahan itu selesai.

Setelah berpamitan kepada semua orang, pasangan pengantin baru itu pun bergegas menuju rumah baru dan juga hidup baru mereka.

"Sayang, jangan lupa untuk datang berkunjung ke rumah bersama kak Nino!" ucap Deta, tepat sebelum Dania memasuki mobil pengantin.

Dania hanya tersenyum dan mengangguk serta memeluk Deta dengan erat. Dalam hatinya ada banyak sekali yang ingin ia katakan, tapi bibirnya tak mampu berkata.

Air mata bahagia mengiringi kepergian sepasang insan yang baru saja akan memulai kisah mereka.

"Sayang, sudahlah! Kau itu selalu menangis untuk setiap hal." Ricky menepuk-nepuk kepala Deta yang bersandar di bahunya.

Mendengar ejekan Ricky, Deta langsung mengangkat kepalanya dan memberengut sempurna. "Lebih baik menangis daripada diam, Mas. Karena diam itu akan membunuh dari dalam."

***

Dalam perjalanan, mobil pengantin yang seharusnya bernuansa romantis, seketika berubah suram karena Dania terus menatap tajam pantulan wajah pak Toto pada kaca spion mobil dalam diamnya.

'Jadi, om pedofil yang menemuiku selama ini adalah supirnya? Hah! Dia benar-benar menganggap rendah diriku. Kalau begitu, tetaplah kau di atas dan aku akan tetap di bawah sehingga kita tidak perlu bertemu.' Batin Dania di penuhi kemarahan.

Pak Toto yang menyadari bahwa dirinya terus di perhatikan oleh Dania, mulai berkeringat dingin. Ia ingin sekali berlutut dan meminta maaf pada Dania, tapi bosnya belum memerintahkan apapun kepadanya.

"Moony ...," Akhirnya Nino membuka mulutnya.

DEG ...

Satu kata yang memancing ingatan Dania pada kejadian sepuluh tahun yang lalu.

Ingatan Dania ...

"Hai, siapa namamu, Cantik?" goda seorang pria, sikapnya membuat Dania risih.

"Aku tidak memiliki nama!" ketus Dania.

"Benarkah? Sayang sekali, gadis cantik sepertimu tidak memiliki nama. Bagaimana kalau aku yang memberimu nama? Bagaimana kalau mentari? Atau bulan? Mungkin juga bintang? Semua itu membuatku bingung karena wajahmu begitu cantik." tanya pria itu, sebelah matanya mengedip untuk menggoda Dania.

Dania yang merasa kesal pun langsung berdiri. "Namaku Dania, Om! Bukan mentari, bulan, ataupun bintang."

Setelah mengatakan hal itu, Dania langsung pergi meninggalkan pesta dan pria menyebalkan itu.

"Baiklah, Dania, ingat ini! Namaku adalah Nino. Nino Ferdinan." teriaknya, ia berpikir jika Dania tidak akan menghiraukannya.

"Baiklah, Om Nino!!!" seru Dania, ia menoleh sebentar sebelum kembali melangkahkan kakinya.

Flashback off ...

Sebuah panggilan yang kembali menyusun puzzle ingatan Dania pada masa dimana sebelum ia di kirim ke asrama oleh Dito.

Dania menatap tajam wajah pria yang ada di sampingnya. Cukup lama ia bertatapan dengan Nino dan terikat oleh sihir yang seolah menginginkan mereka untuk terus seperti itu.

"Om pedofil!" ucap Dania akhirnya, penuh penekanan dan amarah.

Bukan main bahagianya Nino mendengar kembali suara Dania. Ia berusaha meraih tangan Dania, tapi tangan itu segera menjauh sebelum Nino berhasil meraihnya. Bersamaan dengan sikap dinginnya itu, Dania pun kembali terdiam dan menatap ke arah lain.

Tangan Nino mengepal, menggenggam udara. "Moony, aku tahu kau marah padaku. Lakukan apapun padaku untuk mengeluarkan amarahmu, tapi aku mohon jangan diam seperti ini!"

Tidak ada jawaban.

"Moony ...," Nino mengikuti Dania menatap keluar kaca mobil. "Aku bahagia kau kembali."

Getaran yang terdengar dari suara Nino, memancing Dania untuk menoleh. Ia melihat ketidakberdayaan Nino saat ini. Rasa percaya diri tinggi yang dulu pernah Dania lihat sudah tiada. Bahkan, Nino yang telah menikahinya ini sangat berbeda dengan pria yang telah ia beri janji di hadapan makam kedua orang tuanya.

'Sepertinya ... Ikatan ini hanya akan memberikan luka bagi kita berdua ....'

***

Mobil pengantin Dania dan Nino memasuki pekarangan sebuah rumah besar yang terlihat sangat megah. Di kiri kanannya terdapat taman indah yang sempat menarik perhatian Dania.

"Kau menyukainya?" tanya Nino, ketika melihat senyuman di wajah Dania.

Jawaban Dania hanya anggukkan satu kali tanpa senyuman. Dan sesungguhnya itu seperti garam yang di tabur di atas luka bagi Nino.

Nino menghela nafasnya dalam, kemudian turun dari mobil lebih dulu untuk menyambut Dania yang telah menjadi istrinya dan nyonya rumah ini.

"Welcome to our home, Moony!" seru Nino antusias, tangannya terulur untuk mengajak Dania masuk bersamanya.

Bukannya menyambut uluran tangan Nino, Dania justru sibuk melepaskan high heels yang ia kenakan.

"Kenapa kau membuka sepatumu, Moony? Kau akan kedinginan jika bertelanjang kaki seperti itu." Nino sudah berlutut untuk memakaikan kembali sepatu di kaki Dania.

Mendapati Nino yang bersikap seperti itu, Dania lantas menarik kakinya dan bergegas keluar.

'Kau pikir, aku akan membiarkanmu menyentuhku. Jangan mimpi! Aku melepaskan sepatuku karena tidak ingin terjatuh akibat menginjak ujung gaunku sendiri dan berakhir di dalam pelukanmu.' Pikir Dania.

Dania berjalan lebih dulu dan meninggalkan Nino di belakangnya. Walaupun ada beberapa pelayan yang berbaris untuk menyambut kedatangannya, tapi Dania bersikap biasa saja dan hanya melemparkan senyumnya sesekali.

"Selamat datang, Nyonya. Mari saya antar ke kamar anda!" Salah seorang pelayan menawarkan diri untuk menunjukkan jalan kepada Dania.

Lagi-lagi, Dania hanya mengangguk sekali dan tersenyum simpul sebagai jawabannya. Nino yang menyaksikan semua itu hanya bisa menerima semuanya untuk saat ini. Dengan hati yang gelisah Nino mengikuti langkah Dania yang akan memasuki kamar mereka berdua.

"Ini kamar anda, Nyonya," ucap pelayan tadi seraya membukakan pintu.

Begitu pintu terbuka, tampaklah sebuah kamar berukuran besar yang di desain elegan dengan dominasi warna putih gading. Kemewahan begitu terasa di dalam kamar ini, meskipun tampilannya terlihat sederhana. Tepat seperti keinginan Dania. Tentu saja hal itu memancing rasa ingin tahunya, tapi Dania terpaksa menelan kembali semua itu mengingat ia tak mungkin bertanya pada pria yang paling ia benci saat ini.

Dania langsung masuk ke dalam kamar begitu pelayan pergi dan di ikuti oleh Nino. Pandangan mereka berdua sama-sama bertumpu pada ranjang bertabur kelopak mawar berbentuk hati, juga sepasang boneka angsa yang terlihat begitu romantis.

Nino berdeham untuk memecah keheningan. "Mulai sekarang, ini kamar kita berdua. Jika kau tidak nyaman tidur bersamaku, maka aku akan tidur di kamar lain."

Dania masih tidak ingin menjawab, melainkan hanya duduk di tepi tempat tidur dan melepaskan satu persatu perhiasan yang menempel di tubuhnya.

"Tunggu dulu!" Nino menunjuk ke arah sebuah pintu yang terdapat di sisi lain kamar ini. "Kau bisa mandi dan mengganti pakaianmu disana, Moony."

Untuk sesaat Dania menatap Nino yang terlihat lelah, tapi kemudian ia lebih memilih untuk mengabaikannya.

"Moony!" panggil Nino, ketika Dania sudah akan membuka pintu walk in closet. "Kamar ini kedap suara, kau bebas melakukan apapun. Dan aku juga akan keluar untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan. Selamat malam!"

Setelah mengatakan semua itu, Nino benar-benar keluar dari kamarnya dan membiarkan Dania seorang diri disana.

Melihat kepergian Nino, Dania tidak membuang waktu lagi untuk segera menyegarkan tubuh dan pikirannya di dalam air. Dengan cepat Dania melepaskan gaunnya dan masuk ke kamar mandi yang tak luput dari kemewahan rumah ini, tapi sekali lagi semua itu tidak di perdulikan oleh Dania.

Dania merendam tubuhnya ke dalam bath up berisi air hangat yang tertutupi oleh gelembung sabun. Sesaat Dania hanya terdiam dan mengingat kembali semua kejadian hari ini hingga akhirnya ia pun merasakan sesuatu yang ingin meledak di hatinya.

"Aaaaaarrrrrrrgggghhhh!!! Aku membencimu, Om pedofil!!!" teriak Dania sejadi-jadinya, karena ia pikir seluruh kamar ini kedap suara.

Raungan dan tangisan pun memenuhi kamar mandi di malam pertama pernikahan Dania dan Nino.

Tanpa di sadari oleh Dania, ternyata Nino sudah berdiri di depan pintu kamar mandi karena mengkhawatirkan keadaan istri kecilnya itu. Dan betapa hancurnya hati Nino karena sesuai dugaannya, Dania pasti menahan semua amarah sejak tadi dan ia harus mengeluarkannya. Namun, Nino tidak menduga jika semua itu begitu menyesakkan baginya.

Tubuh Nino bersandar di pintu dan merosot ke lantai hingga ia pun terduduk lemah.

"Maaf, Moony! Sekali lagi aku membohongimu. Aku hanya tidak ingin kau menghancurkan dirimu sendiri ...."

Hallo semuanya 🤗

Bantu share cerita ini ke teman-teman yang belum kenal Da Nino 'ya supaya semakin banyak yang kenal mereka berdua 😘

Jangan lupa di tap jempolnya 👍🏻dan tinggalkan jejak 👣👣 kalian di kolom komentar 👇🏻sertakan votenya juga 'ya 😍 untuk author amburadul kesayangan kalian ini 😘

I ❤ U readers kesayangan kuhh

Terpopuler

Comments

tikamari

tikamari

kenapa belum up juga ka... aku nunggu2 banget lho DANINO

2021-07-15

0

Tutiks

Tutiks

lanjut lagi up nya

2021-07-13

0

Rinine Gendut

Rinine Gendut

Mom aq suka keduanya bersatu jngan dipisahkan y

2021-07-13

0

lihat semua
Episodes
1 PULANG
2 PENOLAKAN
3 BALASAN
4 KAU KEMBALI
5 PERTEMUAN
6 CARA BARU
7 AYAH ANAKKU
8 ALASAN UNTUK MENERIMA
9 PERMAINAN WAKTU
10 PAPA
11 PASRAH
12 LAMARAN
13 JANJI
14 PILIHAN NINO
15 KENYATAAN
16 PERNIKAHAN
17 MALAM PENGANTIN
18 PAGI PERTAMA
19 IKATAN
20 MADU KASIH
21 PELUKAN
22 NINO FERDINAN
23 BUKAN INGINKU
24 HAMPIR SAJA
25 BIMBANG
26 JAGA JARAK
27 PRIA LAIN
28 TIDUR BERSAMA
29 HASRAT
30 NODA MERAH
31 WAKTU YANG SALAH
32 MEMILIKI HATIKU
33 SUARA MASA LALU
34 KEPERCAYAAN
35 CEMBURU
36 BERDAMAI
37 AWAL YANG BARU
38 SIKAP TERBUKA
39 TEMPAT ASAL
40 MASA LALU NINO
41 AYAH
42 KEINGINAN HATI
43 BARANG KOLEKSI
44 SUDAH ADA
45 WELCOME
46 KAMAR DANIA
47 CINCIN
48 LANGKAH PERTAMA
49 MENYENTUH
50 MENYESAL
51 KERAGUAN
52 SEORANG IBU
53 PESONA
54 DASI
55 WANITA PENGGANGGU
56 CANTIK
57 MANDI
58 HARI YANG CERAH
59 NYONYA FERDINAN
60 DARAH
61 KEBENARAN
62 PISAH RANJANG
63 MENERIMA
64 KEMARAHAN DETA
65 HUKUMAN
66 CINTA NINO
67 KECEMBURUAN DANIA
68 RASA SAKIT
69 KECEWA
70 HUKUMAN DITO
71 SERIBU TAMPARAN
72 DITO SI DINGIN
73 TIDAK TAHU MALU
74 MALU
75 RUMAH SUTOMO
76 BAYI
77 MOOD IBU HAMIL
78 JALAN BARU
79 MIMPI
80 HARIMU
81 SUMBANGAN
82 BOS BESAR
83 TURUN KE DAPUR
84 HAMIL?
85 BENDA PENTING
86 HILANG
87 LUKA DANIA
88 MELEPASKAN
89 PENGECUT
90 ANIKA
91 KETAHUAN
92 APEL
93 TERBAIK
94 WAKTU
95 PENYEKAPAN
96 PENGUNTIT
97 SALAH JATUH
98 SELAMAT TINGGAL
99 KEPERGIAN
100 DI UJUNG KISAH
101 SWEET CHAPTER 1
102 SWEET CHAPTER 2
103 SWEET CHAPTER 3
104 SWEET CHAPTER 4
105 SWEET CHAPTER 5 (LAST)
106 OCEHAN AUTHOR
107 PROMO KARYA
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PULANG
2
PENOLAKAN
3
BALASAN
4
KAU KEMBALI
5
PERTEMUAN
6
CARA BARU
7
AYAH ANAKKU
8
ALASAN UNTUK MENERIMA
9
PERMAINAN WAKTU
10
PAPA
11
PASRAH
12
LAMARAN
13
JANJI
14
PILIHAN NINO
15
KENYATAAN
16
PERNIKAHAN
17
MALAM PENGANTIN
18
PAGI PERTAMA
19
IKATAN
20
MADU KASIH
21
PELUKAN
22
NINO FERDINAN
23
BUKAN INGINKU
24
HAMPIR SAJA
25
BIMBANG
26
JAGA JARAK
27
PRIA LAIN
28
TIDUR BERSAMA
29
HASRAT
30
NODA MERAH
31
WAKTU YANG SALAH
32
MEMILIKI HATIKU
33
SUARA MASA LALU
34
KEPERCAYAAN
35
CEMBURU
36
BERDAMAI
37
AWAL YANG BARU
38
SIKAP TERBUKA
39
TEMPAT ASAL
40
MASA LALU NINO
41
AYAH
42
KEINGINAN HATI
43
BARANG KOLEKSI
44
SUDAH ADA
45
WELCOME
46
KAMAR DANIA
47
CINCIN
48
LANGKAH PERTAMA
49
MENYENTUH
50
MENYESAL
51
KERAGUAN
52
SEORANG IBU
53
PESONA
54
DASI
55
WANITA PENGGANGGU
56
CANTIK
57
MANDI
58
HARI YANG CERAH
59
NYONYA FERDINAN
60
DARAH
61
KEBENARAN
62
PISAH RANJANG
63
MENERIMA
64
KEMARAHAN DETA
65
HUKUMAN
66
CINTA NINO
67
KECEMBURUAN DANIA
68
RASA SAKIT
69
KECEWA
70
HUKUMAN DITO
71
SERIBU TAMPARAN
72
DITO SI DINGIN
73
TIDAK TAHU MALU
74
MALU
75
RUMAH SUTOMO
76
BAYI
77
MOOD IBU HAMIL
78
JALAN BARU
79
MIMPI
80
HARIMU
81
SUMBANGAN
82
BOS BESAR
83
TURUN KE DAPUR
84
HAMIL?
85
BENDA PENTING
86
HILANG
87
LUKA DANIA
88
MELEPASKAN
89
PENGECUT
90
ANIKA
91
KETAHUAN
92
APEL
93
TERBAIK
94
WAKTU
95
PENYEKAPAN
96
PENGUNTIT
97
SALAH JATUH
98
SELAMAT TINGGAL
99
KEPERGIAN
100
DI UJUNG KISAH
101
SWEET CHAPTER 1
102
SWEET CHAPTER 2
103
SWEET CHAPTER 3
104
SWEET CHAPTER 4
105
SWEET CHAPTER 5 (LAST)
106
OCEHAN AUTHOR
107
PROMO KARYA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!