Di ruang keluarga, berkumpul para Opa dan para Papa, setelah berbicara dengan kedua putranya, Papa Elang bergabung dengan mertua, Opa Gunawan yang sudah dianggapnya sebagai pengganti Almarhum Papanya dan juga Opa Yonan, bukan hanya sekedar Abang iparnya, tetapi sebagai wali dari almarhum kedua orang tuanya.
" Salah satu dari mereka bersedia Lang ? "
Opa Dimas langsung bertanya ketika Papa Elang sudah menjatuhkan bobotnya pada salah satu kursi.
" Hanya tinggal Neo, dan dia tidak mungkin bisa menolak "
Sahut Papa Elang, menatap secara bergantian ke empat Opa.
" Bara tidak mau ? "
Opa Gunawan membuat kesimpulan.
" Dia sudah punya kekasih "
Bibir Papa Elang membentuk lengkungan tipis.
" Hah ? Apa bukan cuma sekedar membuat alasan untuk menolak ? "
Opa Yonan tidak percaya.
Papa Elang menggeleng.
" Aku mengenal mereka berdua sama seperti mengenal diriku sendiri, untuk hal seperti ini, dia tidak bisa bercanda "
Opa Yonan tersenyum lebar.
" Dia memang seperti dirimu dan Almarhum mertuaku, diam diam menenggelamkan "
Papa Elang hanya tersenyum mendengar istilah Opa Yonan.
" Dam, Reino usianya sudah lebih dari cukup, sudah hampir kepala tiga, suruhlah dia segera menikah atau jika dia tidak memiliki kekasih, kita bisa mencarikannya " Papa Dimas beralih ke Papa Adam yang dari tadi cuma diam menyimak.
Papa Adam menghela napas panjang.
" Besok, biar aku bicarakan pada Reino, Pa "
" Kalau bisa, suruh secepatnya dia menikah Dam, kami para orang tua ini tidak memiliki banyak waktu untuk menunggu cucu cucu kami menjadi pengantin "
Imbuh Opa Gunawan.
" Ayah, jangan mengatakan itu, Ayah, Papa dan yang lainnya akan selalu sehat dan akan menyaksikan semua cucu menikah, InsyaAlloh "
Papa Adam menatap satu persatu wajah para tetua.
Ayah Gunawan hanya menunduk, matanya memerah.
Allah menjadikan Papa Adam sebagai menantunya memang tidak pernah salah.
Papa Adam tidak pernah membeda bedakan antara Opa Gunawan dan Opa Dimas, keduanya sama sama orang tua baginya.
...*****...
Berjalan menyusuri Mal, seperti dua orang yang sedang bermusuhan, membuat Alan merasa lucu sendiri.
Bibirnya senyum senyum menatap Julie yang seperti anak hilang.
Matanya kesana kemari, entah apa yang dilihatnya.
" Juliette, kenapa kamu seperti yang sedang berselingkuh ? Atau memang sedang berselingkuh ? "
Alan menarik jaket Hoodie kebesaran yang dikenakan oleh Julie.
Julie berdecak.
" Enggak, berselingkuh dengan siapa ? Aku tidak pernah boleh pacaran, aku hanya sedikit kuatir jika bertemu dengan para pemuja Abang, lalu mereka aku menyiksa aku bersama sama, setelahnya meng-upload ke sebuah konten, lalu ...."
" Hei, daya halu-mu ketinggian, makanya jangan suka nonton Drakor, belajar yang benar ! "
" Aku cuma kuatir, cepatlah bang ! Katanya mau nonton, jangan mengukur berapa luasnya lantai Mal ini, besok Abang bisa bertanya pada bagian pengelolaan gedung Mal ini "
Alan terkekeh.
" Iya iya, kamu itu, diajak jalan jalan justru seperti pencuri saja, biasa saja ! Abang bukan artis dengan banyak penggemar "
Ah, ingin rasanya Alan memegang tangan Julie, tapi Alan kuatir Julie ketakutan, lalu kabur dari rumah, bisa berabe, kalau Bara dan Neo besok kembali, bisa dipastikan dia bakalan kena omelan karena di anggap berbuat kurang ajar.
" Kamu mau nonton apa ? Film romantis ? "
Alan yang berdiri di samping Julie ikut menatap deretan poster film yang akan tayang.
" Ini, kaya'nya lucu "
Tunjuk Julie melalui ekor matanya.
Alan membulatkan kedua matanya membaca judul dan poster film yang ingin Julie tonton.
" Juliette, gak salah kamu nonton yang ini ? "
" Kenapa ? Gak suka atau enggak berani ? Abang nonton saja yang Abang suka, aku mau nonton yang ini "
" Juliette, gadis seusia kamu itu kebanyakan nonton film yang romantis, bukan yang seperti itu "
Alan kembali membaca judul film, Hantu pohon mangga.
Pasti ini gara gara waktu ngidam Julie, emaknya lagi demen makan diatas pohon mangga, jadi kebawa sampai Julie gede.
" Enggak ah, film romantis bikin baper, aku sudah bosan dengan yang berbau bau seperti itu, dari aku masih orok sudah melihat secara life "
Julie memesan dua tiket, tapi tentu saja Alan yang bayar.
" Maksud kamu apa nonton yang begituan ? Jangan bilang kalau kamu sudah pernah nonton...."
" Jangan nuduh bang ! Orang tuaku lebih romantis dari pada Drakor atau film dari negaranya Shah Rukh Khan, jadi kalau hanya sekedar film yang itu, lewaattt "
Julie menunjuk film yang direkomendasikan oleh Alan
" Ooo....Kirain Abang "
Alan terkekeh.
" Nanti kalau kamu takut, peluk saja tangan Abang ya "
Alan nyengir.
Julie acuh, seakan tidak mendengar apa yang baru Alan ucapkan.
Sudah kebal dengar gombalan kaya' gitu ya Jul.
...*****...
" Bar, apa yang dilakukan Alan saat ini "
Tanya Neo menatap langit langit kamar.
Apa Neo gak nyadar ya, kalau langit langit kamar lagi gak kepengen dilihatin Neo, dia ngambek karena Neo, Bara dan Alan jarang pulang.
" Tidur, ini sudah jam sepuluh malam, kau juga tidurlah, anak kecil gak boleh tidur malam malam "
Sebelum bantal melayang ke mukanya, Bara cepat menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
" Sok tua kau, kita hanya berselang lima menit lahir ke duania ini "
" Kau belum punya pacar, tandanya kau masih kecil, bersiap siaplah ! Kau besok akan dibawa Papa dan Mama untuk diperkenalkan pada calon istrimu "
Bara tergelak kencang.
Neo mendengkus.
" Apa yang kau tertawakan ? Kesurupan ? Atau kau sangat senang karena aku yang harus diperkenalkan kepada seorang gadis, ckk sungguh menggelikan, membayangkannya saja aku tidak sanggup "
Neo menelungkupkan badannya.
" Kau tahu drama drama yang sering ditonton oleh Alana dan Kania, seperti itulah besok nasibku, sungguh memalukan, pasti Alan akan tertawa hingga sakit perut dia, jika tahu kita berdua di suruh pulang untuk apa "
Bara diam saja mendengar omongan Neo.
" Eh, Bar, bagaimana kau mengenal gadis itu, kau tidak pernah cerita, ayo ceritakan padaku kisah-mu itu ! "
Neo berbaring menyamping menghadap Bara yang sedang mengecek ponselnya.
" Tidak ada yang menarik untuk diceritakan "
Bara mengelak.
" Pasti menarik, kalau tidak, mana mungkin kau memutuskan untuk menjadikannya dia pacarmu, ada Mimi yang selalu salah mengejar kita saja kau tidak bergeming,
tapi dia juga yang salah, gak jelas siapa yang dia suka, untungnya kita sedang malas iseng "
" Cepatlah Bar, ceritakan ! Jangan kau bolak balik melihat ponselmu, dia sudah tidur, tidak mungkin membalas chat-mu lagi "
" Iya iya kau cerewet sekali "
Ujar Bara meletakkan ponselnya di atas nakas.
Bibir Bara tersenyum sembari menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Fatimah.
" Hah ? Jadi cuma begitu ? Gak romantis sekali, menyesal aku mendengarnya, eh tapi lusa aku akan main main ke kampus, siapa tahu ketemu dengan peristiwa yang sama seperti dirimu "
Neo terkekeh.
" Kau pikirkan saja bagaimana nasibmu besok, jangan berulah atau kau akan digantung oleh Papa "
Neo mendesah.
" Semoga gadis itu tidak mau denganku, tidak asik sama sekali menikah karena dijodohkan "
Neo menutup mukanya dengan bantal.
...******...
...🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻 ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Mmh dew
❤🧡💛💚💙💜
2024-07-26
0
Just Rara
si kembar kelakuannya mirip duo jagoan neon ya😄😄
2022-02-24
1
@free
👍👍
2022-01-06
0